20. Twins

370 95 6
                                    

Berusaha percaya dengan tersangka itu mustahil, namun jika melihat siapa tersangkanya, hilangkan kata mustahil itu.

*
*
*

Happy Reading

"Bukan gue pelakunya!" belanya menatap serius wajah Lucas di balik sel penjara.

"Ngga ada yang nuduh lo sebagai pelaku, tapi lo sendiri yang buat asumsi kita jadi seperti itu," jelas Lucas memandangi wajah datar Kenzio.

Lucas tersenyum tipis melihat semua ini, ia sama sekali tak menyangka jika akhir dari pembalasan dendam Arga begitu absurd.

Flashback On

"Ikutin jejak kaki ini!" perintah salah satu Pria berseragam Polisi.

Lucas dan beberapa anggota Kepolisian mengikuti instruksi dari sang Komandan yang diketahui bernama Bimo.

Setelah menyusuri hutan akhirnya mereka sampai pada sebuah pedesaan, ah lebih tepatnya sebuah kompleks yang berisi beberapa bangunan rumah dengan jarak yang tak terlalu dekat. Bahkan bisa dibilang jarak satu rumah dengan yang lain bisa mencapai lebar lapangan sepak bola.

Sampai sini, Lucas merasa ada yang janggal, bagaimana bisa ada bangunan di ujung hutan dengan gaya arsitektur mewah. Berbanding terbalik dengan bangunan tempat ditemukannya Daffa, Usang.

"Ini adalah daerah elit, biasanya orang yang tinggal di sini anggota pejabat atau pengusaha yang sangat menjaga privasinya," jelas Mohan Sirega,
Polisi muda yang selalu tersenyum dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya.

"Ini Desa at ...."

"Sebuah Perumahan Konglomerat, Green Grahatama,"

"Tapi kenapa letaknya dekat hutan seperti ini?"

"Ck, lebih tepatnya hutan yang mendekat, karna sebentar lagi bangunan ini akan merambat ke tengah hutan sana."

"Apa itu bukan pelanggaran?"

"Saat pejabat sudah disuap, apapun bisa terjadi,"

"Kau ini sebenarnya Polisi bukan? lalu apa tugasmu?" sindir Lucas.

Mohan berkacak pinggang mendengar sindiran Pria yang dianggapnya sebagai bocah. "Tugasku hanya mengikuti perintah, kau tahu? Polisi muda seperti ku hanya seorang semut di mata para atasan."

"Kau sedang curhat?"

"Berdakwah."

Lucas asal mengganggukan kepalanya mendengar cerita Mohan. "Lalu bagaimana caranya kita memeriksa semua bangunan ini?"

"Semua?" balas Mohan dengan raut bingung yang dibuat-buat.

"Lalu?"

"Apa kau tak melihat rumah itu?" tunjuk Mohan pada salah satu bangunan di hadapannya sekaligus bangunan terdekat dengan jarak mereka.

Lucas menggelengkan kepalanya, tak paham dengan maksud sang Polisi muda. "Aku tak paham apa maksud mu," ucapnya tanpa menggunakan embel-embel Bapa atau Pak.
Tentu saja, karna Mohan yang menyuruhnya.

"Apa ada manusia yang tengah berolahraga di siang hari, di tengah panasnya matahari seperti ini?"

Refleks mata Lucas melirik seseorang yang tengah melakukan Squat Jump di sekitar halaman rumah yang ditunjuk Mohan.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang