27. Kecewa

289 75 3
                                    


Sendiri itu sunyi, namun menenangkan

*
*
*
Happy Reading

***

"Masih ada kita Jun, jangan salahin diri lo atas apa yang udah terjadi."

Daffa merangkul pundak temanya itu.
Setidaknya butuh waktu dua hari setelah pria itu tersadar dari komanya, ia memanfaatkan setiap detiknya untuk mengumpulkan kekuatan, menceritakan semua yang terjadi pada Arjuna.

Berulangkali ia menampik setiap pria itu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang sudah terjadi. Ia tahu bahwa semua ini sudah takdir. Namun Arjuna belum mampu menerimanya.

Arjuna sendiri tak menyangka, begitu banyak hal yang terjadi selama dirinya koma.

Dan pahitnya, ketika ia tersadar, kabar bahwa orang-orang terdekatnya kini telah pergi meninggalkan dirinya.

"Anter gue ke makam Kenzio," ucapnya menatap ketiga manusia yang tengah bersamanya.

"T-tapi lo belum pu...."

"Gue ngga papa Daf," cegat Arjuna beranjak bangun dari kasurnya.

Alisa yang mengetahui sifat keras kepala pria itu segera membantunya untuk berdiri, ia tahu tak ada yang bisa menghentikan Arjuna ketika ia sudah memiliki keinginan.

Nayla yang ikut datang bersama Daffa segera memberitahukan amanah dari gurunya. "Emm Jun, kalo lo bener-bener udah siuman, besok ada Ujian Susulan di Sekolah, lo bisa kan?"

Pria itu mengangguk kecil sembari tersenyum tipis menatap pacar temannya itu.

"Lo bawa mobil Lis?" tanya Daffa setibanya di teras rumah sakit_.

Alisa sedikit mengangkat dagunya, menunjukkan mobil putih miliknya di ujung sana.

"Biar gue sama Alisa aja Daff."

Pria itu nampak berpikir, sejujurnya ia ingin ikut ke makam Kenzio, namun Nyonya besar di rumahnya sudah menelponnya berkali-kali.

'Pulang cepat! atau monyet you ini Momy bikin satai!'

Setidaknya kalimat ringan yang Mrs. Bule itu katakan mampu membuat jantungnya berdegup kencang.

Dendam sang penguasa rumah itu rupanya masih membara pada hewan peliharaannya.

Pada acara pertunangan Kakanya, hewan itu berkeliaran sembari lompat-lompat dari satu meja ke meja lainya. Tentu, hal itu membuat semua tamu menjerit-jerit ketakutan.

Belum sempat kemarahan Ibunya reda, monyetnya kembali berulah. Tapi tunggu, kali ini monyetnya tak bersalah.

Mrs. Bule itu telah merampas hak yang sudah ia beri pada hewan peliharaannya itu. Monyetnya tak akan memberontak jika saja Ibunya tak mengambil pisang miliknya.

'Hey! you dapet money dari Momy, jadi pisang ini juga punya Momy! kamu ingat itu Sidart!'

Seandainya wanita keturunan bule yang berstatus Ibunya itu tak berencana membuat Pancake Banana, tentu monyetnya tak akan melempari adonan tepung pada sang nyonya rumah.

"Udah lo urus monyet lo dulu, kasian." Arjuna menepuk bahu sahabatnya sembari tersenyum tipis, ia tahu betapa berharganya hewan itu dalam hidup Daffa.

Pria itu mengejapkan matanya, tersadar dari lamunan yang mengerikan kalau Ibunya sudah menjadi psikopat. "Lo bener!" pekiknya menatap Arjuna.

Tiba-tiba pria itu mengulurkan tangan entah apa tujuannya. Arjuna yang melihat itu kebingungan sendiri, 'Apa Daffa sedang meminta uang saku padanya?'

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang