15. BUMPER

484 118 26
                                    

Jadilah seperti buah kelapa, tetap bertahan di segala tempat yang ia singgahi.

*
*
*

Happy Reading

Seminggu telah berlalu sejak kepergian Santoso. Perlahan semuanya kembali dalam dunianya masing-masing. Meski tak sedikit diantara mereka yang masih penasaran siapa penabrak itu.
Tak terkecuali ketiga sahabatnya.

Sedangkan Polisi masih berusaha mencari jejak pelaku, namun sampai detik ini, mereka tak mendapatkan bukti yang cukup akurat untuk menjadikan orang sebagai tersangka.

Segala usaha telah dilakukan, dari mendesak Lucas untuk memberitahu siapa pelakunya, mengunjungi Nico untuk mengingat siapa saja tamu undangan di pestanya tiga tahun lalu, dan mencari jejak pada camera Santoso, namun tak ada titik terang sedikit pun, semuanya nihil.

'Pritttt!'

Suara nyaring peluit yang membuat semua murid berkumpul di tengah-tengah lingkaran tenda yang berjejer.

Mereka tengah melaksanakan Persami di salah satu Bumi Perkemahan yang terletak di Bandung. Acara ini di khususkan untuk pelantikan kelas 11 menjadi Pramuka Bantara dan dibimbing oleh anggota DA (Dewan Ambalan) kelas 12.

"Eh lu jangan nengok-nengok gitu Anjing!" sentak Arjuna pada Daffa yang sedari tadi tak bisa diam.

"Elah lu kencing aja lama bener, tuh suara terompet udah berkomandang pengin dimanja."

"Bentar." Arjuna menutup resleting celananya. "Semangat bener si lu," ucapnya melihat Daffa yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.

"Gue ngga mau sampe telat! kalo di Sekolah si it's oke paling lari-lari keliling lapangan, nah ini kalo telat terus kena hukuman ngelilingi hutan, gimana? kan ngga lucu," jawabnya dengan langkah yang semakin dipercepat.

Mendengar tak ada suara langkah di belakangnya, Daffa menengok ke arah Arjuna yang tengah berhenti.

"Apa si Jun?"

"Husttt," desis pria itu meletakan telunjuk tepat di depan mulutnya.

Daffa mengerutkan keningnya melihat Arjuna yang berjalan mengendap-endap lebih dalam menjurus ke hutan sana.

"Jun, lu mau kemana?" bisik Daffa yang ikut mengekori Arjuna.

"Gue tadi ngeliat cewe."

"Ya mungkin aja siswi SMA kita kan, apa anehnya coba?"

"Dia bawa busur gila. Emang sekarang masih jaman-jamanya berburu, aneh kan?"

"Ngomongin busur, gue jadi inget sesuatu," tutur Daffa yang nampak berfikir.

Mendengar ucapan Daffa tadi, otak Arjuna ikut berkelana pada kejadian di pesta Kenzio, awal dari semua bencana yang telah terjadi.

"Mending kita pulang aja yuk," ajak Daffa dengan muka yang nampak pucat.

"Apa mereka beraksi lagi?" gumam Arjuna yang ta menghiraukan ajakan Daffa.

Selama Seminggu ini pula, ia dan Kenzio berusaha memancing pelaku untuk keluar menampakan wajah, dirinya ingin meminta maaf dan memohon untuk menghentikan balas dendam yang sudah banyak memakan korban.

"Apa si Daff!?" hentak Arjuna tatkala Daffa yang terus menarik ujung bajunya. Pria itu hanya meringis, sebuah gengsi apabila dirinya mengaku takut.

"Tuh kan gara-gara lu ga mau diem, ilang tuh cewe," omel Arjuna yang akhirnya menuruti ajakan Daffa untuk kembali ke perkemahan.

Ketika kakinya mulai berjalan maju, mereka berdua dikagetkan oleh teriakan seorang gadis. Serentak Arjuna berlari mencari sumber suara tadi. Ia mengerjapkan matanya berulangkali ketika melihat Alisa yang tengah terduduk memegang kakinya kesakitan.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang