39. Bianglala

233 64 3
                                    

Jangan pernah mencari orang di dalam orang lain.

*
*
*
Happy Reading

***

Sebuah bianglala terukir indah pada cakrawala gulita, berputar tiada henti seolah menyatu dengan sapuan angin di kegelapan malam ini. Waktu memang menyatakan bahwa ini malam hari, namun cahayanya seolah menunjukkan jika ini siang hari.

Suasana malam yang terang oleh neon-neon yang berkilauan seakan ikut meramaikan bahwa tak ada malam yang sepi, tak ada kata sendiri pada malam ini.

"Ka Juna kenapa diem aja?"

"Ngga suka tempat kaya gini ya?" gadis itu mendongak, menatap lelaki yang sedari tadi diam dengan pandangan yang tak bisa ia artikan.

"Eh?" sontak Arjuna seakan tersadar dari lamunannya.

Ia tersenyum sebagai jawaban, kembali ia mengedarkan pandangannya pada semua penjuru yang ada.

Tempat ini mengingatkan ia akan masa kecilnya dulu, di mana seorang gadis kecil selalu menarik tangannya dan menggenggamnya erat seakan memamerkannya pada dunia, ini adalah miliku dan selamanya akan begitu.

Kenangan yang tersimpan rapat kini hadir kembali ketika pandangannya menetap pada berbagai wahana yang memenuhi Pekan Raya ini.

Gadis yang selalu berlarian dengan riang melihat indahnya malam di tengah keramaian, gadis yang dulu selalu merengek tuk menaiki putaran bianglala, namun tak pernah ia izinkan karena rasa takut jika sesuatu terjadi padanya.

Sosok yang menjadikanya sungguh dalam berdoa, agar Tuhan selalu melindunginya di mana pun ia berada. Bahkan rindu pun sepertinya bosan dekat dengannya, hingga Tuhan ingin melepaskan kata itu dengan kehadiran mentari esok pagi.

Bali, selalu menyimpan kisah tersendiri. Malam ini ia akan menunggu, tempat ini adalah penantian terakhirnya, besok pagi adalah awal dari pencariannya. Bali, I'm coming.

"Ya udah balik aja lah, Ka Junanya juga ngga suka kan?"

"Kata siapa ngga suka?"

"Terus dari tadi kenapa diem aja kaya patung?"

Arjuna sedikit membungkukkan badan, tak lain tuk menyetarakan posisinya dengan gadis itu. Berdampingan dengan Salsa sama saja dengan mengheningkan cipta.

"Gue diem karena menikmati suasananya, bukan karena ngga suka."

Melihat Salsa yang mengerucutkan bibirnya tak percaya, Ia mencubit pipi gadis itu gemas. "Ayo kita naik bianglala," ajaknya menuju wahana itu.

"Tunggu di sini ya, gue mau pesen tiketnya dulu."

Baru saja ia usai melakukan transaksi, ponselnya tiba-tiba berdering menampilkan nama Andrean yang menelponnya.

'Hallo Jun? lu di mana?'

'Ini gue lagi di depan kontrakan ngga ada orang, lu kemana?'

"Ko lu ngga bilang mau dateng, ini gue lagi jalan sama Salsa."

"Astaga Jun harusnya kita packing sekarang, lo inget kan besok pagi kita On the way ke Bali?"

Arjuna menggigit bibir bawahnya, ia tahu jika sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mencari hiburan seperti ini, namun apa dayanya? ia tak tega mengatakan tidak pada Salsa yang mengajaknya pergi ke tempat ini.

"Sorry Dre, gue bakal pulang secepetnya."

Terdengar hembusan napas Andrean yang terasa berat. Harus dengan kalimat apa ia mengatakan agar Arjuna mengerti, jika begitu penting menjaga jarak dengan Salsa.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang