24. Politikus

345 80 3
                                    

Seseorang yang berwibawa itu, hanyalah manusia gila jabatan, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.

*
*
*
Happy Reading

****

"Tuan Franklin Siregar!"

Langkahnya terhenti mendapat namanya dipanggil oleh seseorang dengan lantang.

"Mohan," lirih Lucas merasa heran ketika melihat Mohan bersama beberapa Polisi lainya datang.

"Ada apa ini?" panik Franklin, padahal ia sudah memperhitungkan waktu dengan tepat, tapi mengapa di saat menit-menit terakhir ia lepas landas, semuanya berakhir sia-sia.

"Saya rasa anda tahu apa tujuan kami datang ke sini," ucap Mohan menunjukkan senyum khasnya.

"Apa maksudmu?" giliran Lucas yang bertanya.

Merasa ada yang kurang beres Violin kembali menghampiri Lucas.

Baru saja ia menyuratkan salam perpisahan. Kini ia mengeratkan genggaman tangannya pada orang yang sama saat melambaikan tangan

"Ada apa ini? Kenapa Ayah saya diperlakukan seperti ini? Mohan? Apa yang terjadi?" beribu pertanyaan ia lontarkan ketika Ayahnya diborgol oleh dua orang Polisi.

"Atas dasar apa kalian menangkap saya?" sentak Franklin.

Mohan melipat kedua tangannya."Atas dasar apa? menurut saya itu pertanyaan retoris Tuan Franklin." sembari menunjukkan bukti yang ia dapat dari kediaman Gara.

"Apa ini Mohan!" kesal Lucas ketika tak mendapat penjelasan dari Polisi muda itu.

Mohan menatap sendu wajah Lucas yang kini merah padam. "Buka ponselmu, lihat file yang saya kirim," ucapnya pelan.

"Maaf Pa, saya mau mengantar paket untuk Rumah dengan nomor 021, bisa saya masuk?" mohon seorang Kurir bernama Ligar.

"Tunggu sebentar." Sequriti itu mendekat ke mobil box milik Ligar. "Bisa tunjukkan KTP-mu?"

"Oh ini Pa." Ligar menyerahkan barang yang diminta Sequriti.

"Apa isi paketnya?" tanyanya sembari memperhatikan KTP sang Kurir .

"Hanya Lemari Es saja Pa."

"Hallo?" Ligar menautkan alisnya ketika Sequriti tiba-tiba melakukan panggilan saat berhadapan dengannya.

"Apa benar Nyonya memesan Lemari Pendingin?"

"Oh iya Pa, apakah sudah sampai?"

"Akan segera sampai, maaf menggannggu waktunya Nyonya." tutup Sequriti mengakhiri teleponnya.

"Boleh saya lihat?"

"Tentu." Kurir itu membuka bagian belakang mobilnya dan memperlihatkan sebuah boks berbentuk persegi panjang yang dibalut dengan kardus.

"Bisa kau buka pembungkus itu?" tawarnya.

Kurir itu nampak berpikir. "Waduh, saya takut kalau Customer komplen, karna telah membuka isi paket sebelum sampai di tanganya Pa."

"Kau tak perlu takut, memang sudah peraturan dari Perumahanya seperti ini."

Ligar memijat pelipisnya, tanpa mau berpanjang lebar akhirnya ia menuruti permintaan Sequriti.

"Baiklah silahkan bawa mobilmu masuk." perintah Sequriti setelah melihat isi dari paket itu.

Ligar manarik napasnya lega, langkah awal telah ia lewati, kini ia bersiap-siap untuk langkah kedua.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang