16. Asmara Tunas Kelapa

370 112 18
                                    

Apakah Perasaan ini hanya sebatas patok tenda? Atau seperti Tunas Kelapa?

*
*
*

Happy Reading

***

Playing Song
Asmara Tunas Kelapa
Karya Kak Suyitno.

***

"Jun, Juna. Daffa ilang!"

Arjuna berdiri dengan tatapan intens pada lawan bicaranya. Tak ada raut terkejut, ia sudah paham seketat apapun dirinya melindungi Daffa, jika sudah takdirnya seperti itu, dirinya tak bisa berbuat apa-apa.

Namun kali ini tidak, ia tak akan menyia-nyiakan waktu untuk bergerak cepat. Tak akan ia biarkan Daffa bernasib sama dengan Santoso.

"Kenapa bisa ilang?" tanya Arjuna datar.

Kenzio menarik napasnya pelan, menceritakan detik terakhir saat bersama Daffa.

Flashback On

"Ken lu ngga lagi demam kan?" tanya Daffa melihat Kenzio yang terus mengekorinya kemanapun ia melangkah.

Kenzio mengggelengkan kepalanya kaku, sial!

Sedangkan Daffa memijat pelipisnya,
Jangankan untuk 1 jam, 5 detik saja Kenzio tak akan pernah mau berdekatan dengan dirinya, tapi sekarang? sempat terbelit pada otaknya, Kenzio seorang Gay! hingga ia bergidik merinding dibuatnya.

Melihat perubahan drastis dari sahabatnya, Daffa mengambil secangkir air, tanpa buang waktu ia langsung menyemburkan air tersebut tepat mengenai wajah Kenzio yang kini basah kuyup.

"Hah mampus lu, cepet keluar lu setan!"

"Lu apa'an si!" kesal Kenzio tak terima dirinya disembur tanpa alasan yang jelas.

"Hust diem, ntar Setannya ga mau keluar," ucap Daffa masih dengan mulutnya yang terus komat-kamit tak jelas.

"Gue ngga kesurupan Anjing!"

"Nah tuh kan ngegas, aura-aura negatif lo itu kebanyakan, saking banyaknya lu jadi aneh kaya gi ...."

"Aneh apa?!" potong Kenzio.

"Ngapain lo ngikutin gue terus? mau jadi babi lu?"

Ingin rasanya ia menerkam Daffa, mencabik-cabiknya, menyerahkan dagingnya pada sang harimau, lalu ia bisa hidup tenang.

Kalau bukan sahabatnya sendiri, Kenzio tak akan mau menjalankan tugas unfaedah seperti ini, menjaga manusia yang tak bisa diam di satu tempat sungguh membuatnya penat.

"Siapa yang ngikutin lu, ge'er banget jadi orang!" elak Kenzio.

"Terus ngapain lo di sini?"

"Jaga-jaga takut dikejar macan."

"Oh jadi lu mau ngelindungin gue, bener kan?" desak Daffa mengedipkan matanya berulangkali.

"Ga," balas Kenzio singkat.

Daffa menarik napasnya dalam. "Terus ngapain lo di sini?" tanyanya sekali lagi.

"Nanya itu lagi! udah gue bilang di sini kan deket sama jalan keluar,  ntar kalo tuh macan tiba-tiba muncul gue bisa langsung lari," jelas Kenzio ngawur.

"Ken," panggil Daffa memegang pundak lawan bicaranya. "Sebodoh-bodohnya gue ...."

"Bagus kalo lu nyadar," potong Kenzio.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang