17. Wide Game

383 113 16
                                    

Ada banyak bahasa di Dunia, salah satunya adalah Cinta.

*
*
*
Happy Reading

"Tapi sekilas gue lihat regu di depan kita jalanya lurus," ucap salah satu anggota Regu Garuda yang diketuai oleh Kenzio.

"Terus ini plang gunanya buat apa Bambang?" sanggah Daffa menuding sebuah plang penunjuk arah yang menempel di pohon. "Jelas-jelas arahnya belok ke kanan."

Kenzio memijat pelipisnya, saat ini ia adalah penentu bagi regunya, mana jalan yang harus dipilih, antara mengikuti penunjuk arah atau menuruti apa yang dilihat,
Sialnya, Peta yang regunya punya hilang entah kemana, padahal sebelum berangkat, Kenzio sudah mengecek semua peralatan yang ia butuhkan, namun saat di tengah perjalanan Peta itu tak ada. Sementara sembilan anggota yang lain terdiam menunggu keputusan dari sang Ketua. Tentu saja, setelah melalui perdebatan yang panjang.

"Kita ikutin penunjuk arah ini," papar Kenzio menatap satu persatu wajah temanya. "Mungkin aja regu yang di depan kita salah jalan? So what Mereka salah, apa kita juga harus salah?" lanjutnya mengedikan bahunya acuh.

Sementara Arjuna yang sedari tadi nampak berfikir tiba-tiba menatap intens jalan yang akan mereka tempuh, menarik napasnya dalam lalu mengikuti langkah semua temannya dengan keraguan yang ia simpan.

"Kenapa jalanya sepi gini ya, kaya ngga ada bekas sepatu orang gitu," celetuk Daffa.

Kenzio yang juga merasakan ucapan Daffa tadi menghentikan langkahnya. Jika memang ini adalah jalan yang benar lantas apakah semua regu dari kelas lain salah arah? jelas-jelas regunya adalah yang terakhir tentu saja mereka akan menemukan jejak langkah atau apa pun itu. Atau regunyalah yang tersesat?

"Bentar," cegat Arjuna melangkahkan kakinya tatkala ia melihat sebuah bendera Semaphore menancap pada pohon di depan sana.

"Apa'an tuh Jun?" tanya salah satu temannya melihat ia mengambil selembar surat yang terikat pada bendera tersebut.

"Nah kan, kalo kita tersesat ngapa ada tuh surat? gue yakin itu jejak buat kita," timpal Daffa merebut segeluntung surat yang belum sempat Arjuna buka.

Daffa kelabakan sendiri menatap selembar kertas di depannya, sementara yang lain menunggu ia membaca supaya bisa mendengar isi surat tersebut. Selang 1 menit tak ada suara, mereka semua semakin penasaran melihat Daffa yang terus mengucek matanya berulangkali dan memijat pelipisnya setiap ia menyipitkan netranya.

"Lu kenapa diem aja dungu!" kesal Arjuna menoyor kepala Daffa.

"Tulisannya Aneh," tutur Daffa lugu.

"Buang waktu aja!" sentak Kenzio mengambil surat itu.

"Di sini ada yang hafal Morse?" tanya Kenzio menatap satu persatu temannya.

Sebuah bahasa Isyarat tersusun secara teratur membentuk sebuah rumput yang berjejer, Sandi Rumput.
Kenzio mengumpat ketika ia pun tak paham dengan tulisan di depannya.
Andai saja ia hafal Morse mungkin tak akan sulit untuk mengerti Sandi Rumput yang jelas-jelas keduanya saling berhubungan.

Sialnya ia tak memikirkan bahwa sandi itu akan muncul pada wide Game (Mencari Jejak) dirinya disibukkan oleh materi-materi yang ia anggap lebih penting hingga ia menganggap remeh materi sekecil bahasa isyarat itu, kini hanya sandi rumput itulah petunjuknya, berulangkali ia mengumpat ketika hal yang tak ia pelajari justru muncul sebagai penerang.

Arjuna memicingkan matanya mengamati garis rumput yang membuatnya tersenyum geli mengingat kejadian malam tadi.

"Woi! nglamun aja lu!" teriak Arjuna membuat Alisa terkejut dibuatnya.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang