36. Secondhand

199 65 2
                                    

Cinta boleh, bego jangan

*
*
*
Happy Reading

***

Alisa yang sudah panik sendiri, tak tahu harus bagaimana lagi tuk mengetahui di mana keberadaan Arjuna, apa dugaannya benar jika pria itu ada di balik tewasnya Jose.

Setelah Devan pulang, dirinya sudah berkali-kali menelpon Arjuna, namun nihil, hanya jawaban operator yang ia dapat.

Jika saja pria itu masih bersama dengan Salsa dan berada di rumahnya, hal itu jauh lebih baik tuk menampik opininya. Karena tarakhir kali yang ia lihat Salsa membawanya pergi, entah kemana.

Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 pagi, sungguh hatinya merasa gelisah. Tak ada seseorang pun yang dapat memberikannya informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan kegelapan malam nan sunyi, ia beranjak dari rumahnya. Menancapkan gas mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Dirinya tak akan mengetahui apa-apa jika hanya berdiam diri saja.

Setengah jam ia melaju, akhirnya ia sampai pada tujuannya. Dengan ragu ia mengetuk pintu di tengah malam buta. Anggap saja ia tamu yang tak mengenal waktu.

"Lo?"

Sapa seseorang yang membukakan pintu untuknya, gadis yang dulu pernah menjadi bagian cerita dalam ikatan persahabatan antara ia dan Devan.

"Ngapain lo ke sini?"

Terdengar sinis, but sekarang bukan waktunya membahas masa lalu. Alisa menatap gadis yang kini berada di hadapannya lekat-lekat. "Sorry Ca, karena gue udah gang...."

"Jelas lo ganggu gue!" potong Salsa.

Sejenak Alisa memejamkan matanya. Jika bukan karena Arjuna mungkin ia tak mungkin menginjakkan kakinya di sini. Pun ia tak ingin jika Salsa semakin membencinya.

"Gue cuma mau nanya, sekarang Arjuna sama lo ngga?"

"Ngga," balas gadis itu singkat.

"T-tapi tadi dia kan sama lo?"

"Apa lo ngga bisa bedain antara sekarang dan tadi?" kembali terdengar nada sinis di setiap kalimat yang Salsa ucap.

Alisa yang mencoba tuk sabar menghadapi sahabat kecilnya itu mendongak sembari memejamkan mata. "Sekarang lo tau ngga dia di mana?"

"Ngga."

"Tolong lo jawab yang bener Ca, lo tau kan dia di mana?"

"Udah gue bilang ngga ya engga!"

"Lagian ngapain si lu nyariin dia?"

"Bukanya lu udah ada Devan? hah?"

"Ini ngga ada hubungannya sama Devan!" tegas Alisa.

Ia sendiri tahu, jika sebenarnya Salsa cemburu melihat kedekatannya dengan pria itu, bukan hanya sekarang, dulu pun begitu.

Sungguh ia pun tak ingin jika hubungan yang terjalin dulu, antara ia, Devan dan Salsa berakhir karna sebuah cinta segitiga.

Andai saja Devan tak pernah gelap karenanya, mungkin saat ini ia tak bersama pria itu hanya untuk membayar jasanya.

"Oke makasih," ucapnya beranjak pamit sembari tersenyum pias pada lawan bicaranya.

"Jangan serakah Lisa," tutur Salsa yang berhasil membuat gadis itu berhenti tepat membelakanginya.

"Kalo lo emang sayang sama Devan, ngga usah lo ngasih harapan ke Arjuna."

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang