37. Three sides

194 61 1
                                    

Kita ngga berakhir, memang ngga pernah dimulai aja.

*
*
*
Happy Reading

***

Nampak dua orang pria tengah berjalan menuju mobilnya dengan raut wajah bertolak belakang antara satu dengan yang lainnya.

Raut berbinar melekat pada Andrean yang bahagia atas bebasnya Arjuna sebagai seorang tersangka. Sedangkan pria yang bersangkutan itu tak menunjukkan reaksi ceria atas kebebasannya.

"Jun ada pesen dari Daffa, katanya sorry ngga bisa hadir ke sini. Tadi dia bilang kalo dia lagi di Bandara buat jemput Ayahnya Nayla yang baru pulang dari Sumatera."

Dalam hati, Arjuna menggelitik pada khayalannya sendiri. Mungkin sekarang sahabatnya itu akan disibukan oleh teman-teman barunya, Para reptil!

Namun karena Daffa pula lah, pagi ini ia bisa menghirup udara kebebasan setelah semalam di tahan.

"Duluan aja Dre, gue ada urusan sebentar," tutur Arjuna yang membuatnya heran.

Ia mengangkat satu alisnya. "Urusan apa?"

Pasalnya setiap masalah yang menyangkut tentang pria itu adalah masalahnya juga. Dan sekarang? mengapa seolah-olah Arjuna tak ingin dirinya tahu.

"Ngga papa, udah lo duluan aja."

"T-tapi Jun ...."

"Pulang," cegat Arjuna menuntun dirinya ke dalam kursi pengemudi.

Setelah mobil yang ditumpangi Andrean melesat pergi, Arjuna kembali masuk ke dalam Kantor Polisi sembari menoleh pada kanan kirinya.

Dengan langkah cepat ia menuju tempat di mana ia bisa menyuarakan keinginannya.

"Terimakasih Pa," ucapnya pada Polisi yang telah mengantarnya ke dalam ruang kunjungan.

Hingga tak berselang lama seseorang yang ingin ia temui datang dengan wajah yang dapat dikatakan bahagia.

"Juna?"

"Apa kabar kamu Na?"

"Selama ini kamu kemana aja?"

"Kamu baik-baik aja kan?"

Arjuna menarik napasnya jengah mendapat sosoran pertanyaan itu yang tak lain dari Ayahnya sendiri.

"Tadi Anda bilang apa? saya kemana aja?"

"Seharusnya saya yang tanya, kemana aja Anda selama ini?"

"A-ayah." terlihat raut Wijaya mengerut sembari memejamkan matanya. "Ceritanya panjang Juna."

Arjuna terkekeh. "Sepanjang apa si?"

"Pasal bertindak, kabur, dan masuk ke jeruji."

Ia menyeringai sembari memamerkan ketiga jarinya. "Cuma tiga, simple kan?"

Sedangkan pria yang berwajah penuh wibawa itu sedikit tak percaya dengan pernyataan anaknya. "Juna? ini Ayahmu? Ayah yang membesarkan kamu selama ini!"

"Membesarkan dengan  nominal dan itu pun haram, begitu maksud Anda?"

"Apa yang kamu bicarakan Arjuna?" tanya pria itu dengan nada frustasi.

Wijaya menggeleng, mencoba untuk tak terbawa suasana dalam dialog antara ia dan putranya. "Lupakan, bagaimana kabar kamu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang