28. Manis

221 74 2
                                    

Kali ini hujanlah yang bertingkah, ia ingin jika kita menghabiskan waktu bersama.

*
*
*

Happy Reading

***

Jari tegas itu menari dengan lincahnya di atas keyboard, saat kontak itu sudah terlampir di layar paling atas, dengan mantap ia mengklik nama seseorang sembari menunggu jawaban.

'Hallo?' sapa seorang pria di ujung sana.

"Bagaimana pencarianmu?"

"Ingat, bawa mereka dalam keadaan utuh, biar saya yang akan mengurusnya," ujar Arjuna menutup panggilan setelah pria itu melaporkan tentang proses pencariannya.

'Dulu waktumu, sekarang adalah waktuku, biar ku tunjukan bagaimana rasanya kesepian,' gumamnya sembari melangkah pergi untuk mengurus sesuatu.

Saat ia ingin membuka pintu, dirinya terpatung tatkala melihat gadis cantik yang sedang berdiri tepat di hadapannya.

"Lisa?" sapanya sedikit terkejut, bagaimana gadis itu bisa tau tempat tinggalnya sekarang ini. "Ngapain?"

Gadis itu bergeming, tatapannya beralih pada bangunan sederhana yang hanya terdiri dari satu petak tanah saja.

Hatinya teriris, apa pria itu nyaman tinggal di tempat seperti ini? melihat dulu Arjuna selalu berlimpah harta nan barang-barang mewah, apa pria itu bisa bertahan? ragunya sekali lagi.

"Lo udah makan?" tanyanya ketika puas memandang bangunan yang membuatnya ingin menangis.

Belum sempat Arjuna membuka mulutnya, gadis itu lebih dulu melanjutkan kalimatnya. "Belum kan? gue bawain nasi padang, lo makan gih."

Arjuna mengangkat satu alisnya tatkala membuka bungkusan keresek yang Alisa beri. "Sendiri? ko lu bawanya dua? gue ngga serakus itu kali."

Gadis itu menggigit bibirnya, tujuan awalnya adalah makan bersama dengan pria itu. Namun sekali lagi, melihat kondisi Arjuna yang seperti ini membuat nafsu makannya hilang.

Sedangkan pria itu? Ah! Arjuna bersikap biasa-biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.

"Ya udah yo masuk, lo juga belum makan kan?"

Dengan ragu Alisa melangkahkan kakinya ke dalam rumah itu. Dugaannya benar, luar dan dalam tak jauh berbeda, sebisa mungkin ia menahan diri untuk meneteskan air matanya.

"Lo bisa lihat kan?" desis seorang pria di dalam mobil yang tengah mengamati dua pasang manusia yang sudah masuk ke dalam bangunan kecil itu.

"Alisa, bagaimana aku bisa lupa, karna dia, dulu Devan menderita," lirih seorang gadis yang duduk di samping Arga.

Pria itu berdecak, bukan Alisa yang ia maksud. Sungguh Adiknya telah salah paham dengan ucapannya. "Maksud gue Arjuna, bukan tuh cewe."

"Buat Arjuna jatuh cinta sama lo, setelah berhasil. Lo tinggalin dia," lanjutnya.

"Dia udah ditinggal sama cintanya. Violin, gadis yang Arjuna cinta udah pergi sama cowo lain."

Mendengar itu Arga tersenyum puas, namun dendamnya tak cukup sampai di sini. "Justru itu, dia lagi kehilangan arah. Deketin dia, gue jamin dia bakal jatuh cinta sama lo."

Pria itu menoleh pada adiknya. "Buat dia tergila-gila sama lo, dengan itu lo bisa buat dia menderita."

"Dia udah menderita Ka! apa itu belum cukup?" tegas gadis itu yang tak mau mengikuti rencana Arga. "Dia sendirian, bahkan sekarang dia udah ngga punya apa-apa lagi."

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang