🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi pagi buta Nasya sudah bangun dari tidurnya dan bergegas menuju ke arah kanan yaitu arah kamar mandinya.selesai bersiap siap,Nasya turun ke bawah untuk menyiapkan makanan untuk keluarganya.udah jarang banget Nasya masak buat orang tuanya,entah ada angin apa hari ini Nasya berinisiatif untuk melakukannya.
Suara otat atik terdengar dari arah dapur,Ayana yang merasa ada yang aneh bergegas menuju ke arah dapur dan alangkah terkejutnya ia melihat anak bungsunya itu sedang menyiapkan makanan untuk sekeluarga."Loh sayang sini biar Bunda aja yang masak,kamu ngapain ke dapur sih"cegah Ayana dengan raut wajah cemas.
"Eh Bunda gak pa pa kok,pagi ini biar Nasya yang masak ya,Bunda duduk santai aja ok"bujuk Nasya sambil tersenyum hangat.
"Tapi kan...".ucapan Ayana terpotong karena Evan yang tiba-tiba muncul dari belakang.
"Kenapa Bun pagi pagi udah ribut di dapur".
"Tu liat anak kamu masak,kalo terjadi apa apa gimana".
"Ayolah Bunda,Nasya gak pa pa kok.biarin Nasya ngelakuinnya sekali aja ya pliis"bujuk Nasya dengan senyum pupy eyesnya.
"Haah,ya sudah tapi hati hati ya".
"Sip!!, kalo gitu Bunda sama Papa duduk di meja makan aja ya.
Akhirnya Ayana pasrah dengan Nasya,tapi ia tetap terus mengawasi anaknya itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.beberapa menit kemudian Nasya sudah menyelesaikan aktivitasnya dan segera menghidangkan masakannya di atas meja makan.
"Widih enak ni kayaknya,Bunda yang masak"tanya Sagara yang langsung mencomot dengan tangannya.
"Ih Bang Gara pekek sendok dong,ini malah pakek tangan"kesel Nasya.
"Iya ni, jorok amat jadi cowok"timpal Evan ayahnya.
"Lah makan gak ngajak ngajak,gua kan juga mau"cerocos Arvin yang baru saja datang.
"Anggara sama Arkana mana Bang,kok gak keliatan dari tadi".
"Udah jalan duluan dia Bun,biasa urusan bisnis kalo Arka juga udah duluan ke sekolah".
"Lah kok gitu sih,trus Nasya nebeng sama siapa dong...em nebeng bereng kak Vin boleh gak".
"Buat adek Abang apa yang gak sih,dah habisin dulu makanan Lo habis tu langsung masuk mobil"gemes Arvin sambil mencubit pipi Nasya.
Jam baru menunjukkan pukul setengah delapan.tapi Nasya sudah berada di dalam kelasnya yang tampak sepi bagaikan kuburan, hanya beberapa siswa yang terlihat di luar koridor sekolah.cukup lama menunggu, sesosok tubuh tinggi tegap menghampiri Nasya dan duduk di sampingnya.
"Gak usah gangguin gua Lo,sana keluar"usir Nasya dengan wajah dibenamkan di atas tangannya.
"Lo marah sama gua, yakin Lo bisa marah sama gua?"tanya cowok tersebut.
"Yakin lah kenapa enggak"jawab Nasya sewot dengan posisi semula.
"Ya udah lah ya...Oya ni,gua bawa Lo coklat gua yakin Lo pasti mau"sambil merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebatang coklat lalu menyodorkannya pada Nasya.
"Ya enggak lah entar Bunda marah kalo tau gua makan coklat"tapi tangannya merampas coklat dari tangan cowok itu.
"Dasar Lo"gemes cowok itu lalu mengusap pucuk kepala Nasya lembut.
"Kalo gitu gua balik kelas dulu ya,Lo yang rajin belajarnya".
Nasya tak menyahut perkataan cowok itu lagi.tanpa diduga seorang cowok sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari arah belakang pintu lalu bergegas pergi sebelum cowok yang bersama Nasya keluar.
Kini sekolah mulai terlihat cukup ramai termasuk kelasnya Nasya.Gilang, Sherli,Bima,dan Arjuna langsung masuk dengan teriakan gila mereka hingga sebuah buku melayang ke arah Bima dan mengenai mulutnya.uughh sakit gak ya tu mulut, pasalnya buku yang dilempar sangat lah tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL IS MINE
Teen FictionNasya Aqilah Bramaskah anak bungsu yang cantik nan dimanja dan disayangi oleh Orang tua sekaligus Abang-abangnya .Anak dari sepasang suami istri yang bernama Evan Dimas Bramaskah dan Ayana Shahab yang hidup serba berkecukupan dengan sifat badgilrnya...