58. KALUNG

26 2 0
                                    


Vote dulu yuk, agar aku semangat dan cepat update.
Ramaikan kolom komentar juga ya...

Happy Reading!!!

_ _ _


   Pagi ini adalah pagi yang dimana ujian pertama dimulai. Gino yang sudah berpakaian seragam lengkap berdiri di depan lemari yang bagian depannya semuanya adalah kaca, dia melihat pantulan dirinya sendiri.

"Gino, ayo, mulai saat ini tunjukin bakat lo yang sebenarnya pada Mama. Buat Mama bangga hingga mau ngakuin lo sebagai anaknya" ujarnya.

    Di depan cermin, Gino terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menarik sudut bibirnya, dia tersenyum kecut. Apapun yang terjadi nanti, dia harus bisa menerimanya walaupun tidak sesuai yang seperti dia harapkan. Gino mengambil tas ransel hitamnya yang berada di sudut kamar. Setelah itu dia keluar kamar, tak lupa dia menutup kembali pintu kamarnya lalu menguncinya.

     Kemudian dirinya turun menemui orang tua tercintanya. Ya walaupun Mamanya sering memukul bahkan juga memaki-makinya, akan tetapi bentuk sayang dan cintanya terhadap Mamanya tak akan pernah pudar. Surganya ada dibawah telapak kaki Mama nya. Gino tidak ingin dia menjadi anak durhaka kepada orang tuanya.

"Pagi Pa" sapa Gino.

"Eh Gino sini dhuduk dhulu kita sharapan sama-sama" ucap Papanya.

"Pagi Ma".

Tak ada sahutan dari Sarah. "Ma, do'ain Gino ya agar bisa dan.. ".

"Ga usah berharap lebih deh, kamu ga bakalan berhasil".

"Setidaknya Gino kan berusaha agar.. ".

"Coba aja kalo Kenzo yang.. ".

"Kenzo? sebenarnya yang anak kandung Mama disini Gino apa dia sih".

"Saya lebih menganggap Kenzo anak saya ketimbang kamu! kamu itu ga ada pintar-pintarnya sama sekali! udah bodoh! kerjaan ngehabisin uang orang tua lagi! ga malu kamu hah!!".

"Ma! cukup! bisa ga sih ga usah bandingin Gino sama dia terus. Telinga Gino rasanya mau meledak setiap kali Mama sebut nama dia di depan Gino".

"Kenapa, bilang aja kalo kamu iri sama Kenzo. Karna Kenzo lebih pintar dari kamu".

"Iya Gino iri.. Iri akan kasih sayang dan cinta Mama pada dia. Gino juga pengen Ma, pengen ngerasain sama seperti yang dia rasain. Berapa kali Gino bilang kaya gitu dan Mama juga ngulang kata-kata itu terus, Gino capek Ma cepek!".

"Pa! Papa kok diem aja sih liat anaknya kurang ajar kaya gitu".

"Apa yang Gino ucapkhan ithu bhenar, tidhak ada yang shalah".

      Setelah mengatakan itu, Gino pergi tampa berpamitan. Sedangkan Papanya sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Berapa kali pun beliau menasehati istrinya, akan tetapi kelakuan dan sifat Sarah semakin hari semakin menjadi.

      Gino memukul setir mobil cukup keras. Dia meluapkan emosinya disana, walaupun nantinya tangannya juga sakit. Kesal, kecewa, sedih, semua bercampur jadi satu. Segala cara sudah dirinya lakukan agar Sarah menerimanya sebagai anaknya. Tapi nihil, yang ada di dalam pikiran Sarah hanyalah Kenzo dan Kenzo.

"Argh!! sialan! sialan lo Kenzo! lo udah ngebuat hidup gua hancur, kenapa lo harus datang dalam keluarga gua hah! kenapa! gua benci sama lo BANGSAT!!! aargh!!".

       Teriak berapa kali pun tidak akan bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Mood Gino hancur berantakan, seharusnya di hari yang terpenting ini keluarga yang seharusnya menjadi penyemangatnya menyemangatinya bukan malah sebaliknya. Di dalam lamunannya, tiba-tiba ponselnya berdenting tanda pesan masuk. Dia pun segera melihatnya dan langsung membuka room chat.

BAD GIRL IS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang