|HAPPY READING 📖...
~PRAANG!!
Sandra melemparkan sebuah vas bunga yang ada di meja tepat di samping dia berdiri ke arah Gino. Vas itu mengenai tepat di belakang kepala Gino. Gino terkejut dan meringis pelan. Hal ini sudah biasa baginya, bahkan luka-luka yang ada ditubuhnya yang diberikan oleh Sandra bukan apa-apa baginya. Darah mengalir pelan dari belakang kepalanya hingga mengenai baju kaos yang baru dia ganti di mobil tadi.
"Dari kemarin kamu pergi baru sekarang kamu pulang ke rumah lagi?! kemana aja kamu diluar sana. Mana! mana baju sekolah kamu, oh kamu pasti bolos lagi kan! Mama ga habis pikir ya sama kamu. Otak kamu itu gunanya buat apa sih. Mama udah capek-capek nyekolahin kamu, tapi kamu malah.. ".
"Ma.. Udah ya, Gino mau istirahat. Kalo Mama mau marah lagi sama Gino, besok aja lanjutnya".ucap Gino selembut mungkin, lalu melangkah menuju kamarnya.
Marah. Itu yang Gino rasakan. Tidak adakah rasa khawatir dari Sandra kepada nya?. Sebisa mungkin dia tahan amarahnya agar dia tidak sampai membentak Sandra, Mama nya. Mama yang sudah berjuang melahirkannya, Mama yang berusaha membesarkannya hingga sekarang.
"Kafaro! mau kemana kamu. Mama belum selesai bicara! Faro! KAFARO!! dasar kamu anak sialan, kenapa sih bukan kamu aja yang mati waktu itu!".teriak Sandra menggema di seluruh ruangan.
Gino tak menggubris teriakan dari Sandra. Dia memilih diam dari pada menambah masalah nantinya. Dia memutuskan untuk membersihkan lukanya menggunakan kapas dan alkohol, lalu baru setelah itu dengan betadine. Kemudian, dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit kemudian dia pun keluar dari kamar mandi. Tubuhnya terasa segar setelah terkena air. Dia juga mencuci rambutnya, ya walaupun luka di belakang kepalanya masih terasa sakit, dia sama sekali tidak menghiraukan nya.
Ponselnya berdenting tanda sebuah pesan notifikasi masuk. Segera dia melihat pesan itu, yang mengiriminya pesan adalah dari nomor yang tidak dikenal. Lalu pesan yang kedua masuk. Ternyata yang mengiriminya pesan adalah Gibran. Dia tidak membuka room chat, tapi hanya melihatnya dari atas layar saja. Mood nya sedang tidak bagus, bahkan untuk membalas pesan dari Gibran saja tidak. Dia masih memikirkan tentang kondisi Nasya saat ini.
"Sya.. Gua kangen sama lo".gumamnya.
____________________________________
Gino menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapi. Dia pagi ini akan menemui anggota geng nya sesuai janjinya pada Gibran kemarin. Di ruang makan, terlihat Sandra dan suaminya sedang sarapan. Gino hendak melangkah pergi, namun di cegah oleh Papa nya."Kenapha khamu berphakhaian seperthi ithu? apa khamu tidhak masuk sekholah Kafarro".tanya Georgino Papa nya Gino. Papa nya Gino berasal dari Inggris, asli orang Inggris, jadi cara bicara beliau masih terbawa logat Inggris. Sedangkan Sandra, dia asli Indonesia. Dan Gino sendiri, campuran antara keduanya.
"Em Gino hari ini izin Pa, ada urusan yang harus Gino urus dulu".ucap Gino sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Tuh liat sendiri kan anak kesayangan kamu itu, mau jadi apa dia nantinya. Mau jadi gendalangan di jalanan sana?!".ucap Sandra frustasi.
Georgino hanya diam tak menanggapi. "Ayo Kafarro, makhan dhulu sini".
"Ngapain suruh dia makan. Dia makan angin aja juga udah kenyang".cetus Sandra.
"Apha khamu sudhah cobha makhan angin? apa khamu kenyang? makhanya, pikir dhulu sebhelum berucap. Ayo Kafarro, sini".Georgino menskatmat Sandra.
"Papa kok gitu sih sama Mama".ucap Sandra kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL IS MINE
Teen FictionNasya Aqilah Bramaskah anak bungsu yang cantik nan dimanja dan disayangi oleh Orang tua sekaligus Abang-abangnya .Anak dari sepasang suami istri yang bernama Evan Dimas Bramaskah dan Ayana Shahab yang hidup serba berkecukupan dengan sifat badgilrnya...