Selesai acara peluk-pelukan, akhirnya acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah beberapa menit yang lalu ia meniup lilin, kini giliran ia bersiap-siap untuk memotong kuenya. Potongan kue pertama ia berikan kepada Bunda tercinta lalu menyuapinya. Potongan kedua kepada Arfin selaku abang tertua. Ketiga Anggara, keempat Sagara, kelima Arkana, dan yang terakhir kepada seseorang yang sudah menemaninya hingga sampai sekarang. Ya walaupun ia masih belum mengenalnya terlalu dalam, tapi pelan-pelan ia akan mencoba lebih baik lagi agar ia bisa mengenal seseorang itu lebih dari siapapun. Gino, cowok yang tidak lama ini mengenal Nasya dan jatuh cinta sejak pandangan pertama. Dia berhasil meluluhkan hati seorang bad girl dan menjalin hubungan hingga saat ini. Dia juga telah memutuskan untuk menjalin hubungan nya dengan Nasya lebih serius lagi setelah dia lulus nanti.
Dan potongan terakhir itu pun menuju ke arah Gino. Gino senang bukan main. Ya walaupun potongan pertama bukan untuk dirinya, tapi dia sudah cukup senang dengan ini.
"Ini buat lo" Nasya menyerahkan piring kecil yang berisikan kue itu ke Gino.
"Suapin" manja Gino.
"Karna pada malam ini gua lagi happy, jadi gua bakal suapin".
"Baiknya calon istri gua".
"Ngomong sekali lagi gua sumpal tu mulut pake ni kue" ancam Nasya.
"Cealah itu aja baperan".
"Mau gua suapin ga ni, kalo ga gua pergi".
"Iya-iya.. Aaa" Gino membukakan mulutnya.
"Puaskan lo sekarang" Nasya menyendokkan kue ke mulut Gino.
"Emm manis kaya yang suapin" goda Gino.
"Semua kue manis kali" Nasya memutar bola matanya malas.
"Ga tuh. Bagi gua, yang paling manis itu lo".
Tidak berapa lama kemudian, terlihat Al dan senior Nasya yang lainnya sedang menuju ke arah mereka berdua. Al berdiri tepat didepan Nasya dan tampa basa-basi dia langsung memeluk Nasya. Gino yang melihatnya jadi panas dingin ditempat. Bisa-bisanya Al melakukan itu tepat di depan dirinya. Gavin yang paham akan reaksi Gino segera menarik Al agar menjauh dari Nasya. Takut nantinya pawangnya Nasya ngamuk.
"Em sorry gua meluk lo tampa permisi dulu" ucap Al tak enak.
"Ga pa-pa, yang lain juga gitu kok".
"Iya ga pa-pa. Kalo gua yang meluk aja, jadi apa-apa" sindir Gino sekaligus kesal.
"Oya ni buat lo" Al menyerahkan kado yang lumayan agak besar ke Nasya.
"Wih kado segede gaban. Gua mah yang sederhana aja juga ga pa-pa kok".
"Ini gua juga punya" ucap El yang juga menyerahkan kado berukuran yang hampir sama besar seperti Al, tapi masih besaran punya Al.
"Woah Adek nya juga ga mau kalah" takjup Nasya.
"Kita juga ada kok. Tapi ga gede kaya Al sama El" sahut Gavin lalu menyerahkan kado tersebut dan disusul yang lainnya.
"Ya ampun. Makasih banget lho, jadi ngerepotin".
"Wih ni kado punya siapa, gede amat" tanya Gilang.
"Al sama El yang kasih".
"Sya, buat gua satu ya" bisik Gilang.
"Enak aja punya gua ini, kalo lo mau ultah dulu sono. Mana kado dari lo".
Gilang cengengesan. "Hehehe kaga ada. Gua kesini bukan buat kasih kado ke lo, tapi gua kesini cuma mau makan doang. Ngapain juga gua buang-buang uang buat beli kado ke lo, mending gua simpan tu duit buat gua beli jajan".
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL IS MINE
Teen FictionNasya Aqilah Bramaskah anak bungsu yang cantik nan dimanja dan disayangi oleh Orang tua sekaligus Abang-abangnya .Anak dari sepasang suami istri yang bernama Evan Dimas Bramaskah dan Ayana Shahab yang hidup serba berkecukupan dengan sifat badgilrnya...