9 - Pulang

592 104 11
                                    

Hadiah untuk pembaca setia. Triple up untuk hari ini 😘 (sudah termasuk dua yang semalam ya dear) makasi semangat dan vote nya. Saranghae!
.
.
.
.
_________

"Oh?! Kau- sudah pulang?"

Tubuhnya terasa kaku saat mendapati sang suami tengah duduk santai diatas ranjang mereka di jam yang tak seharusnya.

"Hum, aku lelah. Ingin cepat pulang bertemu denganmu. Tapi kau tak dirumah. Dari mana?"

"Ah- itu... Temanku yang semalam tiba-tiba mengajakku untuk ikut merayakan pembukaan kedai kopi barunya, jadi.. Aku pergi sebentar"

"Tak bilang padaku?"

"Mianhae.. Aku sangat buru-buru tadi, aku lupa.." Irene menggigit bibir bawahnya saking gugup. Mencoba menutupi gelisah nya. Tanpa disadari suaminya yang tengah bertelanjang dada itu sudah berdiri di hadapannya.

Jungkook mengecup lembut pucuk kepala sang istri, berperilaku seakan dia mempercayai semua perkataan si wanita.

"Aku merindukanmu" Bisik Jungkook,

Pria itu menarik tubuh Irene yang masih berdiri memaku di ambang pintu, menutup pintu itu pelan. Mulai melumat labium wanitanya. Tak mendapat penolakan sama sekali, Irene selalu bisa memanjakan hasrat Jungkook.

Pria itu bisa merasakan betul bau parfum lain dari tubuh sang istri, hanya menyeringai kala mendapati beberapa jejak percintaan yang bukan berasal darinya. Benar-benar jalang pikir Jungkook.
.
.
.

Tok tok

"Nona Kim, Jeon Seokjin sajangnim meminta anda menemuinya keruangan." Emma dengan senyum manisnya berdiri sopan didepan So Hyun menyampaikan permintaan sang direktur utama.

'Hah, apalagi ini?'

So Hyun tersenyum pada Emma,
"I'll be there on 5 miunites." Sahutnya ramah, mendapat senyuman bersahabat dari wanita di hadapannya. Emma menunduk hormat sebelum berlalu dari sana.
.
.
.

Tok tok

"Ne"

"Permisi sajangnim, anda memanggilku?"

"Ah, Kim So Hyun, ne.. Masuklah."

Wanita itu hanya menurut, menutup pintu dan berjalan mendekati Seokjin yang tengah tersenyum cerah menyambutnya.

"Duduklah" Hanya dibalas anggukan oleh yang lebih muda.

"Lama tak bertemu So Hyun-ssi, maaf terlambat mengenalimu"

Tubuh So Hyun menegang mendengar penuturan pria berbahu lebar dihadapannya. Berusaha bersikap setenang mungkin, dia harus bisa menghadapi ini, pikirnya.

"Satu kehormatan untukku kau masih mengenaliku- oppa." So Hyun tersenyum, menekan kata terakhirnya, dibalas tawa menggelegar sang dirut.

"Luar biasa So, kau masih sama.."

Keduanya tersenyum menatap satu sama lain, dengan senyum yang sama-sama sulit di artikan. Mengerikan mungkin.

"Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Seokjin santai, dijawab tak kalah santai oleh yang lebih muda,

"Seperti yang kau lihat sajangnim"

"Ah, ani. Panggil aku dengan sebutan yang tadi, aku lebih suka itu"

"Seperti yang kau lihat oppa. Ada apa memanggilku kemari?"

"Hanya memastikan sesuatu."

"Sudah selesai memastikannya? Aku masih harus melanjutkan pekerjaanku, perusahaan mu ini memberiku banyak pekerjaan kalau kau lupa."

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang