59 - 💔

366 78 21
                                    

Voment ya, aku rindu kalian 💜
Double up!
.

.

.

___________









Tok tok

"Nona Kim?" Hoseok menyembulkan kepalanya di celah pintu ruang kerja si manager manis.

"Ne?" Wajahnya terangkat dari layar laptop, beralih menatap staf nya yang paling heboh itu.

"Makan siang?"

"Ah, ne. Tunggu sebentar lagi."

"Oke, aku dan yang lain di luar, ne?"

"Hum.."
.
.
.

Yeonjun dan Jimin sibuk memandangi perut So Hyun yang telah membesar, meski belum terlalu besar tapi itu benar-benar menarik perhatian keduanya.

"Yak! Habiskan makanan kalian" Tegur Hoseok mengusap wajah keduanya,

"Yeiks! Tanganmu bau hyung!" Protes Jimin sembari menjepit hidungnya dengan kedua jari dan membuat ekspresi wajah jelek. Hoseok refleks mengendus tangannya sendiri.

"Bau apa? Rasanya aku sudah cuci tangan."

"Tetap saja bau! Jangan menyentuh wajahku yang berharga ini!" Protes si pria Park, namun Hoseok mengabaikan, kembali mengacak-acak wajah yang lebih muda dengan tangannya.

"Rasakan!" Geram Hoseok, mendapat kekehan dari dua orang lain dimeja itu.

"So Hyun-ah, bagaimana rasanya hamil? Apa lelah?" Tanya Yeonjun,

So Hyun tersenyum, menggeleng pelan.
"Menyenangkan" Sahutnya ceria, yang mendengar bahkan ikut terbawa dalam kebahagiaan itu. Dua pria yang tengah cekcok tadi juga akhirnya ikut mendengarkan.

"Perutmu lucu, Kim." Pekik Jimin gemas setelah membenarkan anak rambutnya yang berantakan akibat ulah temannya.

"Lucu, kau pikir dia badut?" Selak Hoseok, Jimin mendecih.

"Kau yang seperti badut! Badut kuda!" Jimin menjulurkan lidahnya, meledek.

"So Hyun-ah, jangan di dengarkan, habiskan makananmu, hm?" Tutur Hoseok lembut, memilih mengabaikan pria pendek diantara dirinya dan Yeonjun.

"Itu menggemaskan, apa dia sudah membuat gerakan di dalam sana?" Tanya Yeonjun lagi,

"Eoh, sedikit. Baru beberapa hari terakhir aku merasakannya pergerakan-pergerakan kecil."

"Jinjja? Apa sakit?" Tanya Jimin meringis,

"Ani-ya, geli." Sahut So Hyun, terus melanjutkan suapan makan siangnya,

Hoseok hanya mendengarkan, jujur saja tiap ada hal yang bersangkutan dengan kehamilan didekatnya, selalu berhasil membawanya pada masa lalu kelam. Dia sebenarnya menyimpan rasa penasaran, apakah yang dikatakan Ye Ji waktu itu benar? Apa bayi itu benar anaknya? Tapi di surat keterangan hasil tes DNA yang sampai sekarang disimpannya itu mengatakan begitu. Jadi kalau benar, artinya Hoseok adalah seorang ayah? Ayah macam apa?? Dia bahkan tak tahu rupa anaknya.

"Hosoek-ssi" Suara lembut si manis mengaburkan lamunannya,

"Ah, ne?"

"Kau melamun? Ada apa?"

Hosoek gugup, melirik ke dua orang lain yang juga tengah menatapnya heran, pasalnya tak biasanya pria itu banyak diam, dia adalah si heboh Hoseok, ingat?

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang