60 - 🏥

360 79 16
                                    

So Hyun terjaga, dia sedikit bingung dengan ruangan asing yang dilihatnya saat pertama membuka mata,

'Ini-- kamar rumah sakit?'

Matanya berpencar mengamati sekitar, tak mendapati siapapun kecuali dirinya di ruangan yang di dominasi dengan warna putih itu.

Tiba-tiba kepalanya memutar mundur memori, kejadian mengejutkan yang baru saja wanita itu alami. Mendadak tubuhnya menegang, air matanya mulai rembes lagi, tanpa isakkan. Matanya hanya memandang kosong pada langit-langit kamar, meresapi oksigen yang didapatnya dari alat bantu pernapasan di hidungnya.

Pintu kamar rawatnya terbuka, menampilkan sosok yang tentu tak asing untuknya, tapi-- kenapa dia disini?

Jungkook buru-buru mendekat saat menyadari So Hyun sudah tersadar dan sedang menangis.

"Sayang, kenapa hm? Jangan begini ku mohon. Jangan menangis."

So Hyun menatap pria yang sudah terduduk disebelah ranjangnya tanpa berkata, hanya air mata yang semakin deras sebagai jawabannya.

"Sshh.. Shh.. Jangan menangis So Hyun-ah, ku mohon."

Jungkook tak tahu harus bagaimana, tubuhnya kaku, seperti merasa dejavu. Dia sayang wanita itu, dia tak mau melihatnya hancur seperti ini- tak lagi.

Perlahan namun pasti, Jungkook memberanikan diri memeluk tubuh yang mulai gemetar dalam posisinya, tak ada balasan pelukan memang, tapi isakkan wanita itu mulai terdengar, entah kenapa membuat Jungkook sedikit lega, kebanding melihatnya terus menitihkan air mata tanpa suara.

"Maafkan aku, So Hyun-ah, seharusnya aku tak pernah berhenti untuk memperjuangkan mu, seharusnya aku tak membiarkanmu bersama pria itu." Lirih Jungkook, membuat isakkan So Hyun semakin kencang sebelum tiba-tiba pintu kamar itu terbuka kasar, menampilkan raut terkejut seorang Jeon Seokjin.

"Ya Tuhan! Ada apa?!" Seokjin buru-buru mendekati ranjang, menarik Jungkook dari acara memeluk sang mantan, tangannya yang satu bahkan tak melepas genggamannya dari seorang wanita yang asing untuk So Hyun, dan So Hyun asing untuknya.

Tapi saat mendengar nama So Hyun, wanita yang sedari tadi ditarik Seokjin itu sedikit terkesiap, namun masih memilih bungkam dan mengamati keadaan dihadapannya.

"Dia menyakiti nya hyung, dia menyakiti So Hyun." Lirih Jungkook menatap sang kakak sendu.
.
.

Jungkook sudah diperjalanan ke bandara saat tiba-tiba mendapatkan pesan dari Baekhyun. Pria kepercayaannya itu mengirimkan sesuatu yang membuat Jungkook tercengang, menganga tak percaya di dalam mobil yang sedang membawanya menuju bandara.

"Yak! Apa-apaan itu?!" sergah Jungkook saat panggilannya dijawab di sebrang sana,

"Tadi nona Kim meminta bantuan ku untuk membuntuti suaminya, tuan. Dan itu yang kudapatkan." Lapor Baekhyun santai,

"Keparat! Berani-beraninya dia!-- Apa kau sudah tahu siapa wanita itu?"

"Ne, dia mantan kekasih dari tuan Kim." Jawaban kaki tangannya itu sontak saja membuat pria bungsu bermarga Jeon tsb mengepalkan tangannya kuat, bahkan dia bisa merasakan kuku-kukunya melukai telapak tangan dalam kepalannya.

"Jangan pergi dari tempatmu, Byun. Dan awasi terus pria itu."

"Algesseumnida, tuan."

Klik.

Sambungan terputus, nafasnya memburu, untuk sekejap bingung harus bagaimana.

"Sial!" Umpatnya tiba-tiba, membuat supir didepan sana tersentak.

"A-ada apa tuan?" Tanya sang supir,

"Putar balik, bawa aku ke alamat xxxx. Cepat!"

"Algesseumnida, tuan."

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang