53 - Pamit

367 75 6
                                    

3 hari sebelum keberangkatan Jungkook dan Irene ke AS.

'Irene Eonnie is Calling'

"Ne, eonnie?"

.
.
.

Selepas kerja, So Hyun mendatangi sebuah cafe, tak jauh dari kantornya. Irene sudah menunggunya disana.

"Jadi, ada apa eonnie?" Bukanya setelah mendudukkan dirinya di sofa empuk dihadapan Irene,

"Aku ingin bertemu denganmu sebelum aku pergi. Aku ingin berpamitan"

"Pamit?"

"Eoh, Jungkook dan aku akan kembali ke AS, minggu ini."

"Oh?? Wae?? Apa sesuatu terjadi?"

Irene tersenyum,
"Ani-ya, aku tak tahu pastinya tapi-- sepertinya Jungkook butuh waktu untuk menerima semua keadaan disini. Kau tahu, Kim? Satu-satunya alasan dia kembali ke Korea adalah untuk mencarimu, dia sudah menemukanmu. Tapi sayangnya semua tak berjalan sesuai keinginannya. Ditambah banyak fakta yang harus diterimanya sekarang, pernikahanmu dan soal Mi Young. Aku mengerti seberat apa perasaannya."

So Hyun tertegun, dia merasa bersalah sekarang.

"Maafkan aku eonnie."

"Ani-ya, kenapa meminta maaf? Hm? Justru aku bersyukur. Pertemuanmu dengan Jungkook memperjelas semuanya, setidaknya dia bisa mulai bangkit dari masa lalunya sekarang, meski akan memakan waktu yang mungkin tak sebentar untuk healing perasaannya, setidaknya aku sudah tahu keadaanya, aku akan selalu ada disisinya. Aku-- ingin berterimakasih padamu, So."

So Hyun tersenyum getir,
"Aku sudah bahagia eonnie, aku juga ingin dia bahagia, aku yakin dia bisa denganmu disisinya. Terimakasih untuk tak membenciku eonnie"

"Kau terlalu sempurna untuk di benci, So. Tak ada alasan apapun untukku membencimu. Jungkook tak sepenuhnya bersalah akan rasa sakit yang pernah kurasakan. Akupun pernah menyakitinya dengan berhianat dibelakangnya. Tapi-- setidaknya sekarang kami ada untuk satu sama lain. Aku ingin, bisa bahagia bersamanya. Aku berharap dia bisa membuka hatinya perlahan untukku."

"Pasti bisa eonnie, bahkan tanpa disadari, mungkin perasaannya sudah sangat dalam padamu. Yang selama ini dirasakannya terhadapku tak lain hanyalah sebuah obsesi yang belum terselesaikan di masa lalu."

Irene tersenyum sendu,
"Aku senang mengetahui kenyataan bahwa mungkin aku memiliki peluang untuk memperbaiki hatinys, tapi-- aku juga sedih, kita baru saja bertemu, baru saja dekat. Tapi aku sudah harus pergi. Aku tak tahu kapan akan kembali. Aku pasti sangat merindukan mu"

So Hyun meraih tangan Irene diatas meja, menggenggamnya lembut.

"Aku juga akan sangat merindukanmu, eonnie. Kumohon berbahagialah disana. Jaga diri kalian baik-baik, hm? Kembalilah kemari, satu saat nanti. Aku akan menunggunya, kapanpun itu." Wanita yang lebih muda tersenyum teduh, menghantarkan rasa haru.

"Gomawo." Sahut Irene dengan senyum mengembang, namun mata yang berkaca.
.
.
.

"Oh? Kau tak pulang dengan Taehyung?"

Itu Yoongi, tak sengaja melewati pintu saat So Hyun baru saja masuk ke kediaman mereka, terlihat sedikit murung.

"Ani, dia sedang ada rapat."

"Lalu kau pulang dengan siapa? Dan kenapa terlambat?"

"Taksi. Aku tadi bertemu dengan Irene eonnie dulu sebentar"

Mata Yoongi refleks saja menelisik saat  mendengar nama yang barusan disebut oleh So Hyun. Disadari betul oleh sang adik.

So Hyun meminta Yoongi mengikutinya kearah pantry. Mereka duduk bersebelahan.

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang