58 - Apa Lagi?

334 80 30
                                    

Seokjin buru-buru keluar setelah menyelesaikan hajatnya di kamar mandi, mendapati Shin Hye yang tengah duduk santai di sofa kamar hotelnya sembari memandangi jendela besar yang memberikan pemandangan kota malam dibawah sana. Indah, siapapun suka pemandangan seperti itu.

"Shin Hye-ssi"

Yang dipanggil buru-buru menoleh dan bangkit dari duduknya, meninggalkan pemandangan yang sedari tadi sibuk di kagumi nya.

"Oh, ne, sajangnim, Sudah selesai?"

"Hm, gomawo. Kalau begitu aku permisi dulu, kau pasti ingin istirahat"

"Ah, ne.. T-tidak mau mampir sebentar??"

"..."

"Ah, itu-- maksudku-- anu.."

Seokjin terkekeh kecil sebelum berucap,

"Boleh?"

"Huh?-- ah, ya. Tentu saja. Silahkan duduk-- mau minum atau makan sesuatu? Kebetulan aku belum makan malam--"

'Aduh! Kenapa jujur sekali sih, bodoh!' wanita cantik itu bergelung dalam batin. Lagi-lagi membuat Seokjin terkekeh gemas.

"Tentu, aku juga belum makan. Aku langsung ke club setelah bekerja tadi."

"Geurae. Aku akan memesankan nya, mau apa?"

"Apapun"

Wanita itu hanya mengangguk, meski sebenarnya dia bingung harus memilihkan menu apa, dia tak tahu selera seorang direktur utama.

'Apa aku pesankan makanan yang sering dipesan oleh Jungkook sajangnim saja ya?--

-sepertinya tak buruk. Mereka kan saudara, pasti seleranya mirip'
.
.
.

20 menit berlalu dengan canggung dan obrolan kecil tak berarti, pintu kamar diketuk. Shin Hye buru-buru membukanya, membiarkan pelayan yang membawa makanan masuk ke kamarnya dan menata menu makan malam pesanannya diatas meja, Seokjin hanya mengamati santai. Wibawa pria itu sangat kuat, bahkan dengan pose anggun dengan kaki bersilang.

"Selamat menikmati" Ucap si pelayan sebelum pergi.
.
.
.

Makan malam terlambat itu berlangsung damai, tanpa disadari sedari tadi Shin Hye mencuri pandang pada pria di hadapannya yang hanya sibuk dengan ponsel. Sepertinya pekerjaan, Seokjin mengernyit dan menghela nafas beberapa kali sembari tangannya terus sibuk di atas layar benda pipih itu.

"Sajangnim?"

Panggilan lembut itu membawa atensi Seokjin pada yang memanggil.

"Hum?"

"Habiskan dulu makanannya"

Seokjin tertegun, selama ini dia memang selalu makan sendirian, tak memperdulikan sekelilingnya, hampir lupa kalau malam ini dia tak sedang sendiri. Sekalipun dia makan dengan adik atau klien nya, tak ada satupun dari mereka yang pernah memperingatinya seperti ini, rasanya sudah lama sekali. Seokjin meletakkan ponselnya diatas meja dengan gerakan kaku, mendapat senyuman dari wanita di hadapannya.

"Kalian sama." Ucap Shin Hye, memunculkan kerutan kecil di dahi Seokjin,

"Kau dan adikmu. Kalian sama-sama seperti itu jika sedang makan"

'Aahh, ternyata dia memperhatikan siapapun ya?'

"Kau sering makan bersamanya?" Tanya Seokjin setelah membatin,

"Tak sering, tapi yah.. Begitulah, sebagai sekretaris aku harus siap kapanpun dia membutuhkan."

Tak ada jawaban dari Seokjin, pria itu terlihat memikirkan sesuatu tapi enggan menyuarakannya.
.
.
.

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang