Park Shin Hye yang dasarnya tak mengenal dan tak mengetahui apapun soal So Hyun, kini ikut terseret dalam kepelikan itu. Dia diminta Seokjin untuk menemani si manis di ruangannya, sementara para pria menyelesaikan urusan mereka.
Kedua wanita asing itu hanya saling berdiam, So Hyun bahkan masih setia memandangi langit-langit kamar rawatnya pasrah dengan tetesan air mata yang turun sesekali.
'ya Tuhan, kenapa aku mengalaminya lagi? Aku harus bagaimana?'
"Hey, kau oke?" Shin Hye yang sejak tadi hanya duduk mengamati disebelah ranjangnya, memberanikan diri untuk membuka suara.
"Ah, maaf. Pertama kenalkan namaku Park Shin Hye, aku sekretaris Jungkook sajangnim.-- maaf karena harus melihat kondisimu yang seperti ini, tapi- Kalau kau berkenan, aku bisa menjadi pendengar yang baik, setidaknya, kalau kau butuh sesuatu kau bisa bilang padaku, hm?"
So Hyun menoleh pada wanita bersuara halus itu, tatapannya teduh, membuat So Hyun semakin ingin menangis. Si manis hanya menggeleng, berusaha menunjukan senyumnya yang terlihat lemah.
"Aku-- Kim So Hyun"
'Aahh.. Jadi dia So Hyun yang sering disebut-sebut oleh Jungkook?' batin Shin Hye. Atensinya kini beralih pada perut buncit So Hyun yang mencuat dari balik selimut.
"Kau hamil?" Tanyanya antusias, So Hyun mengangguk sebagai jawaban.
"Berapa bulan?"
"Sudah masuk bulan ke lima."
"Wah, sudah besar.. Kau harus sehat, hm? Jangan sedih seperti itu, kasihan bayimu, nona Kim."
Isakkannya tertahan, So Hyun bahkan lupa soal itu. Dia hanya mengangguk sembari menghapus bulir bening yang lolos dari matanya. Hati Shin Hye terenyuh, ikut melemah, rasanya begitu menyakitkan melihat seorang wanita yang tengah hamil itu bersedih sebegitu nya, simpatinya bekerja meski mereka baru pertama kali bertemu. Shin Hye mengiba.
'Apa masalahnya parah? Dia terlihat sangat-- tersakiti.. ah! Eottokae??' pekik sang sekretaris dalam hati.
Tak lama pintu ruang rawat terbuka, mengalihkan atensi kedua wanita didalamnya. Itu Namjoon, masih berdiam di ambang pintu, menatap adik iparnya sendu, dia pastinya merasa bersalah atas apa yang sudah dilakukan sang adik padanya.
"Oppa" Lirih So Hyun
Namjoon segera mendekat dan memeluk tubuh mungil yang terasa begitu lemah, memberikan elusan ter lembutnya. Seakan So Hyun akan hancur jika dia menyentuhnya lebih keras.
"A-aku permisi dulu." Ucap Shin Hye seraya membungkuk, berlalu meninggalkan ruangan.
Pintu ruang rawat kembali tertutup, meninggalkan Namjoon dan So Hyun berdua saja, air mata si manis semakin deras kala melihat sang kakak ipar, ingin rasanya mengadu, tapi lidahnya terasa kelu, dia berharap air mata itu menjelaskan segalanya pada Namjoon.
"Maafkan aku So Hyun, maaf" Lirih Namjoon mengusap surai ibu hamil itu dengan sayang.
So Hyun menggeleng dengan air mata yang terus berjatuhan dari pelupuknya.
"Jangan menangis sayang, sudah, ne? Maafkan aku. Maafkan aku karena tak bisa mengajari Taehyung dengan baik."
"Ani-ya, hajima.. Kalau oppa minta maaf itu tandanya semua ini benar?? Eoh?? Apa dia-- benar-benar mengkhianati ku?? Eoh??" Isakkannya semakin kuat, membayangkan segala kerusakan, bagaimana kedepannya? bagaimana nasib pernikahannya? nasib anaknya, dan bagaimana perasaannya setelah ini?? Dia harus bagaimana??
"Ani, ani.. Itu tak seperti yang kau pikirkan, So. Apa kau masih mau mendengarkan alasan Taehyung, hm? Ku mohon sekali ini saja, percayalah pada suami mu, ne? Semua tak seperti yang terlihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Betwēn (Between) [END]
Fanfiction🎖#1 - kimsohyun (Apr, 13 '21) 🎖#1 - jungso (May, 30 '21) 🎖#1 - jungso (Jun, 13 '21) 🎖#1 - taeso (Feb, 26 '22) . . [COMPLETE] ✔ (EDITING) Perasaan apa yang akan mampir saat dirinya dipertemukan lagi dengan cintanya dahulu, yang begitu kuat.. D...