"Ayahhh.."
Gadis kecil itu berseru seraya berlari ketika pintu ruangan bertuliskan 'Dokter spesialis onkologi' terbuka. Ia segera menghambur kepelukan sang ayah yang sudah merentangkan kedua tangan.
"Senna kangen Ayah."
Pria itu mengangkat tubuh kecil sang anak. Menggendongnya. "Ayah juga kangen sama putri cantik Ayah." Ucapnya seraya menghujani wajah sang anak dengan ciuman.
Terhitung sudah tiga hari, Jungkook tidak pulang ke rumah. Meludaknya angka pasien, ditambah lagi dengan rekan kerjanya yang juga seorang Dokter spesialis onkologi, mendadak mengundurkan diri--membuat dirinya dilimpahi tanggung jawab untuk menangani pasien berkali-kali lipat lebih banyak, sehingga ia terpaksa harus beristirahat di paviliun yang terletak di belakang gedung rumah sakit tersebut--yang memang sudah disediakan pihak rumah sakit sebagai salah satu fasilitas untuk para dokter.
Gadis kecil yang memiliki nama lengkap Sienna Putri Bramantyo itu terkekeh-kekeh geli menerima serangan kecupan yang bertubi-tubi dari Ayahnya. "Hahaha ... Ayah. Ampun!" Pekiknya, namun Jungkook tidak mengindahkannya dan malah semakin menciumi wajah Sienna karena saking rindu dan gemas terhadap gadis kecilnya tersebut.
"Rasakan ini! Mmuuch... Mmmuch... Mmuuchh..."
Lisa yang melihat interaksi manis antara anak dan suaminya itu, menggelengkan kepala seraya tersenyum. Ia lantas melangkah mendekati mereka. "Sudah yah, kasian itu anaknya."
Jungkook yang sekarang sudah duduk di kursi kerja dengan Sienna yang duduk dipangkuannya seketika menoleh ke arah Lisa. "Bunda iri ya? Bunda juga mau ya dicium-cium sama Ayah?" Tanyanya menggoda sang istri.
Lisa berdecak malas seraya menaruh paper bag berisi makan siang ke atas meja kerja Jungkook. Hari ini, Lisa mendatangi suaminya, karena sang putri yang terus merengek ingin bertemu dengan ayahnya.
"Bunda bukan iri, tapi kasihan sama Senna. Lihat tuh, mukanya sampai merah begitu." Ucap Lisa seraya mendudukkan diri dikursi depan suaminya.
Jungkook mencebikkan bibir. "Heum bohong! Bilang aja kalau iri Bun ..." Ucapnya, lalu sedikit menyondongkan badan serta menaruh tangan kanannya dibibir--membuat gerakan seperti menutupi agar tidak terlihat oleh sang anak lalu melanjutkan kalimatnya dengan volume suara yang sangat kecil, nyaris tidak terdengar. "Sabar. Nanti kalau Ayah pulang, Bunda juga dapat kok, lebih malah." Sambil mengedipkan sebelah matanya
Lisa melotot.
"Ayah!!"
Tapi bibirnya malah menyunggingkan senyum membuat Jungkook tergelak.
"Hahahah.. "
Lisa merengut sebal. "Udah ih, bahagia banget godain istrinya."
"Abisnya Bunda lucu. Marah tapi bibirnya senyum." Kata Jungkook setelah tawanya mereda. "Lagian masih malu-malu aja sih sama suami sendiri." Lanjutnya.
Sedari tadi Sienna hanya diam saja, ia tidak mengerti apa yang tengah dibicarakan orang tuanya, tapi Ia juga tidak tertarik untuk bertanya dan mengetahui penyebab mengapa ayahnya tertawa terbahak sedangkan bundanya yang berseru kesal. Sebab ia mempunyai sesuatu yang lebih penting yang ingin segera ia sampaikan pada sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...