"Ayah!"
Jungkook menegang dan seketika gerakannya yang ingin menyalakan motor terhenti.
Di teras rumah sudah berdiri presensi Lisa yang kini tengah menyorot tajam ke arahnya, juga ke arah Aluna--yang di mana gadis itu sudah duduk di atas motor dengan tangan yang melingkari perut Jungkook.
"B-bunda, kok malah ke luar? Ayah baru aja mau jalan nyari pesenan Bunda." Gugup sekali Jungkook menjawab. "Apa Bunda mau sesuatu lagi? Biar Ayah cari sekalian,"
Semula Lisa ke luar kamar ingin mengambil cemilan untuk mengganjal perut, tapi tak di sangka-sangka ia malah mendapati suaminya yang akan pergi bersama dengan istri keduanya.
Benar-benar tidak bisa lengah sedikit saja. Lisa yakin, pasti Aluna serta Jungkook akan mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk berduaan. Keterlaluan!
Apalagi, lihatlah di sana tangan Aluna begitu santai dan nyaman melingkar di perut Jungkook. Sungguh membuat Lisa semakin muak.
Wanita yang tengah hamil itu lantas membalas ucapan sang suami dengan ketus, juga dengan wajah yang terlampau dingin. "Gak ada! Dan Bunda gak mau makan bebek madura lagi."
"Loh katanya tadi Bunda pengen bebek madura. Ini Ayah baru mau nyari Bun."
Jungkook baru menyadari sorot mata Lisa terpaku menatap kesatu titik, laki-laki itu mengikuti arah pandangnya dan seketika dibuat terkesiap saat ia menyadari bahwa istrinya melihat ke arah tangan Aluna yang tengah memeluk dirinya. Sontak Jungkook segera melepas belitan tangan Aluna, laki-laki itu juga meminta istri keduanya untuk turun dari atas motor. Begitu juga dengan dirinya yang segera menurunkan standar motor dan menghampiri Lisa.
"Gak usah! Gak jadi! Bunda udah gak pengen lagi."
Hasrat ingin memakan makanan tersebut sudah hilang bersamaan dengan dirinya yang memergoki sang suami dan istri keduanya. Lisa benci, Lisa tidak suka melihat Jungkook bersama Aluna.
"Tapi Bunda 'kan belum makan. Kasian adek kalau Bunda gak makan."
"Gak apa-apa, biarin aja." Lisa lalu pergi masuk ke dalam rumah begitu saja.
Sudah pasti Jungkook langsung mengejar, ia tahu Lisa pasti marah besar padanya, dan ia harus segera meredamnya sebelum semakin parah dan berimbas pada kandungan sang istri.
Namun Jungkook melupakan sesuatu, oh lebih tepatnya melupakan seseorang yang kini masih diam terpaku di tempatnya.
Aluna, gadis itu menatap sendu kepergian Jungkook. Lagi-lagi ia harus menahan sakit karena diabaikan.
***
"Bun.. Makan ya? Kasian itu adek pasti kelaperan di dalam."
"Gak mau! Biarin aja."
Sudah setengah jam Jungkook membujuk, namun istrinya itu masih tetap merajuk. Jungkook sudah melakukan banyak cara, termasuk juga menawarkan banyak makanan untuk Lisa, namun wanita itu masih tetap sama. Menolak.
Jungkook frustasi, ia tidak tahu harus dengan cara apalagi membujuk Lisa.
"Bun, ayolah Bun, makan. Kasian adek. Jangan egois gini."
"Tapi Bunda kesel liat Ayah boncengan sama dia!" Lisa menangis. Air mata yang sedari tadi sudah susah payah ia tahan akhirnya malah ke luar juga.
Salah satu perubahan signifikan yang Lisa alami di kehamilannya yang kedua ini. Lisa menjadi mudah sekali menangis, walau hanya karena masalah sepele. Yah, masalah sepele saja Lisa akan menangis, apalagi masalahnya seperti ini; Melihat suaminya berboncengan dengan istri kedua seraya berpelukan. Sudah pastilah Lisa tidak dapat menahan untuk tidak menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...