Sienna sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Gadis kecil itu juga sudah makan disuapi oleh Jungkook.
Sesudah makan lalu meminum obat, rasa kantuk kini perlahan menyerangnya, ditambah lagi rasa nyaman karena sang ayah terus mengelus-elus punggungnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Anak itu benar-benar sangat merindukan ayahnya sampai-sampai tidak mau ditinggal walau hanya sebentar. Jungkook memaklumi hal tersebut, bukan hanya karena beberapa hari ini meraka tidak bertemu, tapi karena Sienna memang lebih dekat dengan dirinya ketimbang dengan Lisa.
Apa kau pernah mendengar, banyak orang berkata bahwa seorang anak perempuan akan cenderung lebih dekat dengan ayahnya? Jungkook rasa, kata-kata tersebut memang ada benarnya, sebab itulah yang Jungkook alami.
Setelah memastikan Sienna sudah benar-benar terlelap, Jungkook turun dari atas ranjang putrinya, ia lalu melangkah menghampiri Lisa yang tengah duduk di sofa seraya memainkan ponsel.
Ia harus menjelaskan semuanya sampai sejelas-jelasnya. Semoga saja sang istri bisa memaklumi dan menerima keputusannya.
"Bunda," Panggilnya lembut.
"Hm." Jawab Lisa tak acuh. Fokusnya masih tertuju pada ponsel di tangannya.
"Bun bisa ditaro dulu gak hapenya? Ayah mau ngomong." Jungkook mendudukkan diri di samping sang istri.
Lisa menaruh ponselnya dengan gerakan kasar, lalu menoleh pada Jungkook dengan tatapan tajam. "Mau ngomong apa lagi sih?!"
"Ayah bisa jelasin Bun, kenapa Ayah nikahin dia."
"Apapun alesan kamu, itu tidak bisa membenarkan tindakan kamu! Yang jelas kamu sudah mengkhianati aku dan Senna!"
"Tapi Bun, Ayah benar-benar--"
"Sudah cukup!" Lisa memotong. "Gak usah dijelasin. Aku gak mau denger. Pokoknya setelah Senna sembuh. Aku mau kita pisah!"
"Bunda! Jangan ngomong sembarangan."
"Aku serius! Aku gak mau dimadu. Lebih baik kita pisah."
"Aku gak mau dan aku gak akan pernah biarin hal itu terjadi!" Ucap Jungkook tegas.
"Jangan egois kamu!"
"Kamu yang egois Bun. Kamu gak mikirin gimana nasib Senna kalo kita pisah? Senna masih butuh kita."
Lisa terdiam memikirkan ucapan Jungkook, hatinya menjadi ragu dan bimbang. Beberapa saat lalu ia sudah memutuskan untuk memilih berpisah, sebab bagi Lisa tidak ada kata maaf dan kesempatan kedua untuk seorang pengkhianat.
Namun mendengar ucapan Jungkook, mendadak hati Lisa menjadi goyah. Keyakinan untuk berpisah yang tadi sempat menggebu-gebu, kini hilang sudah.
Lisa lupa bahwa diantara dirinya dengan Jungkook sudah ada pengikat yaitu Sienna. Tidak akan mudah bagi dirinya untuk menuntut perpisahan sebab mengingat Sienna yang akan menjadi korban.
Melihat sang istri yang terdiam, Jungkook mengambil kesempatan untuk meraih kedua tangan Lisa dan menggenggamnya erat. Netranya menatap dalam pada sang istri. "Jangan pernah minta berpisah ya, Bun? Demi Senna dan demi cinta kita." Kemudian Jungkook mencium kedua punggung tangan Lisa.
***
Entahlah, Lisa tidak tahu, keputusannya untuk tetap bertahan bersama Jungkook, merupakah keputusan benar atau salah?
Jujur saja selain karena Sienna, ada hal lain yang membuat Lisa masih ingin tetap berpijak pada rumah tangga yang hampir goyah ini. Ya, apa lagi kalau bukan rasa cintanya pada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...