Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kehamilan Lisa kali ini memang sangat repot. Gampang marah, gampang menangis, pokoknya sensitif sekali, dan sangat manja. Jujur saya Jungkook cukup kewalahan menghadapinya. Di waktunya yang terbatas, Jungkook harus membagi antara pekerjaan, mengurusi Sienna, menuruti semua keinginan mengidam Lisa, termasuk mengenai keinginan Lisa yang selalu ingin berdekatan dengan dirinya.
Hal tersebut membuat Jungkook jadi sering mengabaikan istrinya yang lain, Aluna.
Seperti saat ini misalnya, Jungkook dilanda bimbang, pasalnya hari ini rupakan jadwalnya bersama Aluna. Tapi sudah pukul sepuluh malam, Lisa belum mau ditinggal juga.
"Bunda, gak tidur?" Tangan Jungkook tengah mengelus-elus perut sang istri--suatu hal yang harus Jungkook lakukan baru-baru ini.
Jika kau ingin tahu sudah hampir satu jam Jungkook berada diposisi itu. Cukup pegal rasanya, tapi ia tidak berani, walau hanya meminta izin untuk berhenti sejenak. Ia khawatir istrinya itu akan marah.
"Belum. Kenapa emangnya?" Lisa membalas sewot. Lihat? Baru berbicara begitu saja istrinya itu sudah tampak kesal.
Namun di sisi Lisa, ia sebenarnya tidak bermaksud begitu. Tapi memang Lisa juga tidak tahu mengapa ia selalu ingin marah-marah terus. Apalagi ketika ia mengingat bahwa sekarang adalah jadwal suaminya bersama Aluna. Sebenarnya Lisa tahu dan sangat paham bahwa tidak baik jika menahan-nahan suaminya seperti ini, tapi sungguh rasanya saat ini Lisa sangat tidak rela apabila suaminya itu bersama dengan istri mudanya.
Boleh tidak sih jika Lisa ingin egois kali ini saja, sampai suasana hatinya membaik dan pulih seperti sedia kala? Lisa berjanji jika ia sudah merasa baik-baik saja, ia akan kembali merelakan Jungkook seperti sebelumnya.
Semoga saja bisa dimaklumi ya..
Jungkook menggeleng. Ia sebenarnya ingin izin untuk ke kamar Aluna tapi mendengar nada bicara Lisa yang sewot begitu, lebih baik ia urungkan saja niatnya tersebut, daripada malah terjadi huru-hara. Jungkook akan menunggu sampai istrinya yang sedang hamil itu terlelap, agaknya hal tersebut memang lebih baik.
Lisa mendengus, jelas ia tahu bahwa suaminya ingin izin untuk ke kamar istrinya yang lain. Namun seperti yang sudah Lisa putuskan tadi, wanita itu ingin, untuk beberapa waktu ke depan, Jungkook tetap menemani dirinya dulu.
"Yah, Bunda boleh minta sesuatu?" Nada bicara Lisa kali ini tidak sesewot tadi, malah terdengar cukup lembut.
"Boleh dong. Bunda mau apa?"
"Bunda mau Ayah temenin Bunda sampai mual-mual Bunda berkurang, Sampai suasana hati Bunda lebih baik. Jujur rasanya gak enak banget kalo liat Ayah deket-deket sama dia. Bunda cemburu, Bunda sakit hati, Yah. Kalau Ayah mau tahu, bahkan cemburu dan sakit hati yang Bunda rasain saat ini jauh lebih parah daripada saat pertama kali Bunda tahu kalau Ayah ngeduain Bunda."
Ingin sekali Lisa merutuki suasana hatinya yang mudah sekali berubah-ubah ini. Tadi ia merasa sangat kesal, sekarang yang ia rasakan justru sakit hati sampai rasanya ingin menangis.
Jungkook menghela napas kasar, rasa bersalah itu kembali datang. Jungkook tahu semua ini salahnya, andai saja tidak terjadi kejadian itu, dan andai saja Jungkook mempunyai keberanian untuk menolak permintaan ayah Aluna, pasti ia tidak akan pernah merasakan berada diposisi yang membuatnya selalu serba salah seperti ini. Dan Lisa juga tidak akan pernah merasakan sakit hati seperti sekarang.
Jungkook membenarkan posisinya, menatap bola mata sang istri yang kini sudah di selimuti kaca-kaca. "Maafin Ayah ya, Bun? Maafin Ayah karena sudah menyakiti hati Bunda." Jungkook menghapus lembut setetes air mata yang ke luar dari sudut mata Lisa. Daripada melihat istrinya menangis seperti ini, Jungkook lebih senang mendapati istrinya yang marah-marah. Itu sungguh lebih baik.
"Ayah sayang Bunda. Cinta Ayah ke Bunda juga tidak pernah berubah, apalagi berkurang. Bunda harus ingat itu, meski kini sudah ada Aluna diantara kita." Lanjut Jungkook.
Lisa masih diam dan mendengarkan dengan seksama. Ia tahu suaminya belum selesai berbicara.
"Mengenai keinginan Bunda barusan, Ayah pasti turuti. Bunda sedang hamil, kondisi Bunda cukup mengkhawatirkan. Ayah gak mau terjadi sesuatu yang buruk sama Bunda dan adek. Tapi, boleh gak Ayah izin ke kamar Luna dulu sebentar? Ayah mau membicarakan soal permintaan Bunda ke dia, bagaimana pun juga dia istri Ayah, jadi Ayah gak bisa seenaknya."
Beberapa saat setelah Jungkook menuntaskan kalimatnya, Lisa masih saja terdiam. Jungkook mulai was-was, takut Lisa tidak mengizinkan. Laki-laki itu lantas memilih melanjutkan. "Bunda gak kasih izin Ayah ke sana? Yaudah gak apa-apa, kalo gitu nanti aja Ayah bicarain ke Luna-nya. Sekarang Ayah temenin Bunda aja di sini. Ayah elus-elus lagi perutnya lagi ya? Tapi Bunda harus tidur, karena udah malem."
Baru saja Jungkook akan mendaratkan tangannya di perut Lisa, wanita itu malah menahan dan berkata. "Bunda izinin Ayah ke sana. Tapi kalau udah selesai, Ayah langsung ke sini lagi ya? Bunda tunggu."
Jungkook tersenyum. Sungguh tadi itu, serba salah sekali. Satu sisi Jungkook tidak ingin membuat Lisa sedih dan marah kalau ia memutuskan untuk ke kamar Aluna tanpa seizinnya, namun satu sisi lagi ia juga tidak enak pada Aluna, ia khawatir gadis itu menunggunya.
Mencium kening Lisa, setelahnya Jungkook membalas sebelum pergi dari kamar istri pertamanya. "Iya sayang, Ayah cuman sebentar doang kok."
Jungkook membawa langkahnya menuju kamar Aluna, ia tidak ingin membuang-buang waktu karena hari sudah malam, besok ia harus bangun pagi untuk pergi bekerja.
Tinggal bilang, dan meminta pengertiannya. Jungkook begitu yakin bahwa Aluna pasti akan mengerti dengan keadaan yang kini tengah terjadi. Semuanya akan selesai dengan cepat.
Jungkook tidak terkejut ketika ia membuka pintu kamar istri keduanya. Di sana ia menemukan presensi Aluna yang tengah duduk bersandar dengan ponsel yang bertenger di tangan--seolah memang tengah menunggu ke datangannya. Jungkook sudah menebak hal tersebut. Akan tetapi yang membuat Jungkook sedikit tercengang dan seketika terpaku di tempat ialah ketika gadis itu menoleh, tersenyum padanya, dan beranjak menghampirinya.
Mau tahu kenapa Jungkook sampai bereaksi begitu? Itu disebabkan karena penampilan Ayuna yang tidak biasa.
Jungkook jadi ingat akhir-akhir ini dirinya memamg menyadari akan perubahan penampilan pada istri keduanya. Tapi yang membuat Jungkook sampai benar-benar terkejut kali ini, karena kini bukan hanya wajahnya saja yang dirias tapi istri keduanya itu juga memakai pakaian yang cukup terbuka--seolah memang sengaja ingin menggoda dirinya.
"Akhirnya kamu ke sini juga, Mas." Gadis itu lebih dulu menghampiri Jungkook yang masih diam terpaku.
"Aluna k-kamu--"
Belum selesai Jungkook berucap, Aluna sudah lebih dulu menambahkan dengan senyuman yang terus mengembang dari kedua sudut bibirnya.
"Bagaimana dengan penampilan baruku, apa Mas menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...