"Bun, Bunda mau ke mana? Jangan tinggalin Ayah, Bun. Ayah minta maaf." Jungkook terus berusaha menghalangi tapi sepertinya Lisa sudah benar-benar bulat dengan keputusan yang diambilnya.
"Bun, Ayah minta maaf. Please Bun jangan pergi. Jangan tinggalin Ayah."
Lisa tetap tidak menggubris sedikitpun, wanita itu terus memasukkan pakaiannya ke dalam tas besar secara asal. Kemudian ia melangkah menuju kamar sang putri.
Di belakang Jungkook mengekori dan memohon-mohon agar sang istri tidak pergi. Namun tetap, Lisa tidak memperdulikannya. Dengan cepat Lisa memasukkan pakaian Sienna ke dalam tas itu juga, kemudian ia menggendong sang putri yang masih tertidur lelap.
"Bun jangan pergi. Ayah mohon, maafin Ayah." Mohon Jungkook terdengar memelas, namun Lisa terus melangkahkan kakinya dengan cepat.
Mungkin karena terganggu oleh suara Jungkook yang terus memohon dan juga gerak langkah Lisa yang tergesa-gesa, Sienna akhirnya terbangun. Gadis kecil itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya yang masih mengantuk berat. Ia lalu menatap bingung pada Ayah dan Bundanya bergantian. "Bunda ... " Ucapnya.
"Ssttt ... Tidur lagi sayang." Lisa terus berjalan dengan langkah cepat.
Sementara Jungkook juga tetap mengejarnya. Pria itu kemudian mencekal tangan sang istri ketika jarak mereka sudah dekat, membuat langkah Lisa terhenti. "Bun please jangan pergi. Jangan tinggalin Ayah."
"Lepasin!" Lisa berucap tegas seraya memberontak.
Sontak saja hal tersebut membuat Sienna merasa terkejut dan takut. Diusianya yang sudah menginjak angkat lima tahun ini, jelas ia sudah dapat memahami jika hubungan antara Ayah dan Bundanya sedang tidak baik-baik saja. Walaupun ia tidak tahu hal apa yang membuat kedua orang tuanya tersebut bersitegang.
"Ayah ..." Cicit Sienna, kedua matanya sudah mengembun dan siap meneteskan bulir beningnya.
"Ya sayang. Sama Ayah ya, nak?" Jungkook merentangkan tangannya untuk mengambil alih tubuh Sienna. Namun hal itu justru dimanfaatkan Lisa untuk segera pergi dengan langkah lebih cepat lagi.
"Ayah hiks ..." Sienna menangis, tangannya terus menggapai-gapai pada sang Ayah.
"Bunda! Sienna!" Jungkook hendak mengejar namun langkahnya terhenti saat rungunya mendengar sebuah suara rintihan yang berasal dari arah kamar tamu, yaitu kamar Aluna.
"M-mas t-tolong.. "
Kini Jungkook dibuat kebingungan, ia dihadapkan pada pilihan sulit, antara harus mengejar istri pertama atau melihat keadaan istri kedua, yang sepertinya membutuhkan pertolongan.
"S-sakit ... M-mas tolong aku." Kembali suara rintihan Aluna terdengar.
"Ck!" Jungkook berdecak dan pada akhirnya laki-laki itu memilih untuk melihat keadaan istri keduanya.
Di sisi lain, Lisa memasuki mobil yang selalu ia pakai. Mereka memang mempunyai dua buah mobil. Satu bermerk Pajero short yang sering dipakai oleh Jungkook dan yang satu lagi Brio yang lebih sering dipakai oleh Lisa. Mereka juga mempunyai satu buah motor matic. Semua itu mereka dapatkan dari hasil jeri payah Jungkook bekerja selama ini. Tapi meski begitu, Lisa juga turut andil dalam percapaian mereka. Bukankah doa tulus dan support dari seorang istri juga merupakan hal penting? Seorang suami tidak akan bisa sukses jika tidak ditopang oleh doa seorang istri 'kan?
Di dalam mobil, Sienna terus menangis. Gadis itu lalu bertanya disela isak tangisnya. "Bunda, kita mau ke mana? Sienna mau sama Ayah."
"Kita akan ke rumah Kakek dan Nenek sayang."
"Tapi kenapa Ayah gak diajak?"
"Nanti Ayah menyusul. Kita pergi lebih dulu."
"Bener, nanti Ayah menyusul?"
Lisa mengangguk seraya tersenyum tipis membuat Sienna berangsur-angsur menghentikan tangis.
Lisa menghembuskan napas dengan kasar. Ia menatap sang putri dengan perasaan bersalah. Maafin Bunda sayang, Bunda menyerah, Bunda gak sanggup jika harus menjalani pernikahan seperti ini.
***
Memerlukan waktu sekiranya tiga jam untuk sampai dikediaman orang tua Lisa. Jadi tak heran jika kini Irene--Mama Lisa--terihat terkejut ketika mendapati sosok sang anak dan cucunya dibalik pintu utama yang ia buka di waktu tengah malam begini.
"Lisa. Senna. Kenapa malam-malam kalian ke sini?" Tanyanya terheran. Ia lalu melongok ke belakang tubuh sang anak. Mencari-cari seseorang. "Mana Jungkook?"
"Suruh masuk dulu Ma. Jangan langsung ditanya begitu." Suara Seno terdengar dari belakang. Laki-laki itu sepertinya mengikuti langkah sang istri. "Ayo masuk nak, baringkan dulu Senna di kamar. Papa dan Mama tunggu di ruang keluarga ya?"
Lisa mengangguk, ia masuk ke dalam rumah orang tuanya dan langsung menuju kamar yang dulu ia tempati untuk membaringkan Sienna yang kembali tertidur saat di jalan tadi. Sementara Irene dan Seno melangkah menuju ruang keluarga.
Setelah menidurkan Sienna, Lisa kembali melangkah menuju ruang keluarga untuk menemui kedua orang tuanya. Sesampainya ia di sana, wanita itu lantas mendudukkan diri di sofa bersebelahan dengan Irene.
Sedari tadi Lisa banyak terdiam dengan raut wajah sendu membuat Irene dan Seno mengerti bahwa sedang terjadi sesuatu pada putrinya tersebut.
"Ada apa Kak? Ada yang ingin Kakak bicarakan dengan Papa dan Mama?" Ucap Seno membuka pembicara. Meski hari sudah begitu malam tapi ia memilih langsung menanyakan perihal kedatangan anaknya yang tiba-tiba. Ia hanya khawatir jika anaknya memang sedang membutuhkan bantuan segera atau seseorang untuk diajak berbicara mengenai masalah yang menimpa.
"Iya ada apa Kak? Kamu bertengkar dengan suamimu?" Tebak Irene yang langsung mendapat teguran dari sang suami.
"Mama! Jangan bicara begitu!"
"Mama 'kan hanya bertanya Pa. Habisnya dari tadi Lisa diam terus."
"Ya tapi jangan bertanya begitu! Itu sama saja kamu mendoakan rumah tangga anakmu bermasalah."
"Iya, iya deh maaf." Ucap Irene memutus perdebatan dengan sang suami. Padahal sebenarnya Irene bertanya begitu tidak bermaksud apa-apa, ia hanya bertanya karena gemas pada anaknya yang hanya diam saja. Maklumlah Irene itu memang tipe wanita yang tidak sabaran, cenderung kepo. "Jadi ada apa sebenarnya Kak?"
Lisa menghembus napas kasar, dengan menunduk ia menjawab. "Jungkook, menikah lagi. Ma. Pa."
Sontak saja ucapan Lisa tersebut membuat kedua orang tuanya terkejut.
"APA?!" Pekik Irene, ia sungguh tidak bisa mengontrol keterkejutannya. "Jungkook menikah lagi? Yang benar kamu Kak. Jangan bercanda!"
"Lisa serius Ma, Jungkook menikah lagi. D-dia ... menikahi pasiennya."
"Kok bisa? Bagaimana ceritanya?"
Lisa hanya menggeleng lemah. Sejatinya ia memang tidak tahu cerita pasti mengenai suaminya yang menikah lagi. Ia belum sanggup untuk mengetahui alasan dibalik pernikahan kedua sang suami, sebab hal tersebut terlalu menyakitkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...