"Ayah, Ayo kita ke taman lagi."
"Jangan sekarang ya nak,"
"Ayah 'kan udah janji mau ajak Senna main ke taman lagi waktu itu. Tuh 'kan Ayah bohong." Bibirnya bergetar hebat, dan akhirnya gadis kecil itu pun menangis juga.
Jungkook menghela napas, ia sebenarnya tidak tega menolak menginginkan sang putri apalagi sebelumnya, dirinya memang telah menjanjikan hal tersebut, tapi mau bagaimana lagi, keadaan yang membuatnya tidak bisa menepati janjinya.
Membelai kepala sang putri yang kini tengah menangis di atas kasur, Jungkook mencoba untuk bernegosiasi. "Maaf ya nak, tapi Ayah janji kalo Bunda udah enakkan kita pergi ke taman lagi."
"Bohong! Sekarang aja Ayah gak tepati janji. Senna gak suka sama Ayah. Hiks~"
Jungkook tidak tahu harus bagaimana, satu sisi ia tidak ingin mengecewakan putrinya, namun satu sisi lagi ia juga tidak bisa meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti ini.
Namun kegalauan yang Jungkook rasakan tidak berlangsung lama sebab sang istri kemudian menitahnya. "Udahlah Yah ajak aja ke taman, Bunda pusing denger Senna ngerengek gitu."
"Beneran gak apa-apa kalo Ayah tinggal?"
"Iya gak apa-apa. Lagian sekalian beliin lauk buat ntar makan, sama beliin juga mangga muda yang banyak. Kayanya emang kalo lagi hamil gini Bunda harus selalu makan yang asem-asem biar netralisir mualnya."
Jungkook mengangguk paham, ia kemudian berucap pada Sienna. "Yaudah berhenti nangisnya, kita ke taman sekarang."
Seketika Sienna menghentikan tangisnya, ia menghapus lelehan air mata yang semula membanjiri kedua pipinya. Seraya menyedot ingusnya dalam-dalam, gadis kecil itu bertanya serak. "Bunda gak ikut?"
"Bundanya 'kan lagi pusing sayang, lagi mual-mual, jadi Senna sama Ayah dulu aja." Kata Lisa.
Sejujurnya Sienna ingin pergi ke taman bersama ayah dan bundanya seperti Minggu lalu. Tapi melihat wajah sang bunda yang memang sangat pucat, gadis kecil itu mau tak mau harus puas pergi hanya bersama ayahnya saja.
"Gak apa-apa ya sama Ayah aja?"
Sienna mengangguk, setelahnya Jungkook mengendong putrinya tersebut. "Bun, Ayah dan Senna pergi dulu ya, Kalo ada apa-apa langsung telepon Ayah."
"Iya Yah. Hati-hati di jalannya,"
Jungkook dan Sienna pun benar-benar pergi. Namun ketika sepasang ayah dan anak itu baru saja ke luar dari kamar utama, mereka berpapasan dengan Aluna--yang kebetulan juga ke luar dari kamarnya.
Jungkook memerhatikan penampilan istri keduanya itu yang tampak sudah rapi. Namun belum sempat Jungkook bertanya, Aluna sudah melontarkan tanya lebih dulu.
"Mas dan Senna mau ke mana?"
"Oh, ini mau ajak Senna ke taman sekalian mau beli lauk buat makan kita nanti. Hhmm kamu sendiri mau ke mana?"
"Kalau begitu kebetulan, aku baru aja mau izin ke rumah Mami. Kalau aku ikut aja sama Mas dan Senna, boleh gak?"
Jungkook terdiam. Duh bagaimana ya? Lagi-lagi Jungkook di hadapan dengan keadaan yang serba salah. Jika ia mengizinkan Aluna ikut bersamanya, ia takut Lisa akan marah. Tapi jika ia membiarkan Aluna pergi ke rumah orang tuanya sendirian, nanti apa kata mertuanya? Aluna itu adalah anak kesayangan pasti orang tuanya akan murka jika mendapati anaknya datang sendirian, terlebih ini merupakan hari libur Jungkook.
"Bagaimana Mas? Boleh tidak?" Tanya Aluna.
"Ayah Ayo cepet nanti keburu sore."
Sienna juga kembali merengek. Jungkook menghembus napas kasar. "Yasudah kalo begitu kamu ikut saja."
"Makasih Mas." Aluna membalas senang. Untuk pertama kalinya Aluna akan pergi bersama sang suami. Meski tidak berdua, sebab ada anak tirinya juga, tapi tidak apa-apa. Sekali lagi Aluna tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Semoga kali ini akan tercipta momen yang lebih dari semalam. Itu doa Aluna dalam hati.
Berbeda dengan Aluna yang sangat bahagia, justru Jungkook dirundung khawatir. Ia takut apabila Lisa sampai mengetahui bahwa dirinya pergi bersama anak dan juga istri keduanya.
Huh semoga saja istrinya itu tidak tahu. Kali ini Jungkook yang berdoa dalam hati.
Jungkook dan Aluna berjalan beriringan menuju mobil dengan Sienna yang digendong. Tampak terlihat seperti keluarga bahagia, dan Aluna memang sebahagia itu sekarang.
Baru saja mengesap secuil kebahagian, tahu-tahu anak tirinya membuka suara ketika Aluna hendak masuk ke dalam mobil--ingin menempati kursi di samping pengemudi.
"Tante kok mau duduk di sini, ini 'kan kursinya Bunda."
Aluna terdiam, ia malu dan juga bingung harus bagaimana. Jungkook yang sudah duduk di kursi kemudi merasa tidak enak pada istri keduanya gara-gara ucapan polos sang anak.
Jungkook lantas berucap. "Sayang, Bunda 'kan gak ikut, jadi gak apa-apa ya kalo tantenya duduk di depan?"
"Kalo tante duduk di depan, terus Senna duduk di mana dong?"
"Senna duduk di belakang seperti biasa ya?"
"Tapi Senna mau duduk di depan, di tempat Bunda."
Jungkook menghela napas lelah. Sungguh-sungguh pusing dengan situasi seperti ini, ia tidak yakin sampai kapan akan bertahan dalam keadaan yang selalu menyulitkannya.
"Yasudahlah Mas, kalau begitu biar aku saja yang duduk di belakang." Putus Aluna akhirnya setelah lama terdiam. Biarlah ia mengalah, toh hanya masalah tempat duduk saja. Namun seperti yang Aluna katakan sebelumnya, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini.
Dan agaknya ikut serta ke taman terlebih dulu, merupakan ide yang bagus.
***
Pada akhirnya Aluna benar-benar merealisasikan niatnya tersebut, Jungkook sempat terdiam cukup lama ketika istri keduanya itu malah meminta ingin ikut untuk ke taman juga, gadis itu memberikan beberapa alasan yang membuat Jungkook pada akhirnya tidak dapat untuk menolak dan berakhir mengizinkan Aluna untuk ikut serta.
Jungkook bingung mengapa banyak kaum laki-laki yang menginginkan mempunyai dua istri? Mereka bilang, memiliki dua istri itu menyenangkan, tapi bagi Jungkook sama sekali tidak, ia bahkan tidak pernah sedikitpun merasakan afeksi menyenangkan itu--yang ada ia selalu dibuat pusing, bingung, dan serba salah.
Dari dulu Jungkook tidak pernah tergiur untuk memiliki dua istri, tapi justru malah takdirlah yang membawanya untuk berada diposisi itu.
Jungkook jelas tidak bisa melawan ketetapan takdir, maka ia hanya bisa pasrah dan belajar menerima semuanya.
Sejak tadi Jungkook terus gelisah, ia memikirkan keadaan Lisa di rumah, belum lagi akan kekhawatirannya tentang bagaimana jika nanti istri pertamanya itu sampai tahu bahwa sekarang ia sedang di taman dengan Aluna. Ia takut Lisa akan marah dan lalu akan berpengaruh pada janin dalam kandungannya.
Meninggalkan kegelisan Jungkook. Aluna justru merasakan sebaliknya, hari ini ia sangat bahagia karena pada akhirnya ia mempunyai waktu berdua bersama Jungkook.
Namun lagi, Aluna harus menelan kekecewaan, sebab belum genap setengah jam mereka di sana, Sienna tiba-tiba menghampiri dirinya yang tengah duduk berduaan dengan Jungkook. Gadis kecil itu berucap yang sumpah demi apapun membuat Aluna jengkel.
"Ayah Ayo kita pulang aja. Senna gak suka di sini, gak seru, soalnya gak ada Bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...