🌼 52

768 93 14
                                    

Bangun ditengah malam sudah menjadi hal yang biasa bagi Lisa, semenjak ia mengandung buah cinta keduanya.

Entah itu karena merasa ingin buang air kecil, merasa mual dan ingin muntah, mengidam--menginginkan makanan tertentu, atau bisa juga karena ia merasa tidak nyaman dengan posisi tidurnya.

Namun kali ini berbeda, Lisa tidak merasakan hal itu semua. Ia terbangun di pukul tiga dini hari ini, sebab merasakan nyeri yang luar biasa pada perutnya. Lisa tidak asing dengan nyeri tersebut, sebab ia sudah pernah merasakan sebelumnya. Rasanya sangat mirip sekali ketika waktu ia akan melahirkan Sienna dulu.

Dan Lisa baru teringat bahwa hari ini memang tepat dengan prediksi hari kelahiran anak keduanya. Wanita itu lantas segera membangunkan Jungkook yang masih terlelap dengan nyaman di sampingnya.

"Ayah..." Penggilan pertama belum mampu membangunkan Jungkook.

Lisa mencoba kembali. "Ayah bangun." Sekarang volumenya sudah ditambah lebih kencang lagi, tapi masih tetap belum mampu membuat Jungkook terbangun.

Hingga percobaan ketiga Lisa lebih mengeraskan lagi suaranya sembari menggoyangkan tubuh sang suami. "Ayah bangun ih!"

Barulah Jungkook melenguh dan lalu membuka mata, ia bertanya dengan suara serak. "Kenapa, Bun?"

"Perut Bunda sakit."

Semerta-merta Jungkook mengelus perut istrinya dan berkata pada calon anak keduanya--seperti biasa, acapkali istrinya itu terbangun. "Tidur lagi sayang, masih malem nanti bangunnya jam enam aja."

Lisa menggeram kesal, suaminya itu malah menutup matanya lagi. "Ayah bangun ih. Malah tidur lagi."

"Iya ini Ayah elus-elus perutnya, Bundanya tidur lagi aja." Balasnya dengan mata yang masih setia tertutup.

"Ayah! Sakitnya yang sekarang itu bukan sakit karena tendangan dari adek, tapi sakit karena Bunda mau melahirkan."

Serta-merta Jungkook membuka mata dengan lebar seraya terduduk, rasa kantuk yang begitu menyerangnya tadi seketika hilang begitu saja. Ia panik begitu mendengar ternyata istrinya akan melahirkan.

"Emang sekarang udah waktunya ya?" Tanya Jungkook.

"Iya." Jawab Lisa.

Karena terus digulung rasa bersalah atas kepergian Aluna, Jungkook jadi melupakan hari prediksi kelahiran buah hatinya. Jungkook merutuki diri sendiri dalam hati. Mengapa ia sangat bodoh seperti ini? Mengapa ia sampai lupa, bahkan mengabaikan kondisi Lisa yang jelas-jelas membutuhkannya, ia juga sampai tidak menyiapkan apapun untuk persalinan sang istri.

Benar-benar bodoh!

"Kenapa Bunda gak ingetin Ayah, seharusnya kita dari siang atau pagi tadi udah di rumah sakit." Kata Jungkook.

"Bunda juga lupa, baru ingat sekarang pas udah mulai kontraksi." Balas Lisa sambil sesekali terlihat meringis.

"Kita ke rumah sakit sekarang? Tapi Senna gimana gak ada yang jaga?" Kata Jungkook. Ia benar-benar panik, karena sama sekali tidak menyiapkan apa-apa, bahkan ia lupa tidak menyuruh orang tua atau mertuanya untuk menginap di rumah menjaga Sienna.

Dalam kepanikan dan rasa sakit yang Lisa rasa, wanita itu lebih bisa berpikir dengan jernih, berbeda dengan Jungkook yang terus misuh-misuh sendiri.

"Ayah coba telepon Kak Jenni dulu deh, tanyain tentang kontraksinya." Perintah Lisa.

"Oh iya bener juga kenapa Ayah gak kepikiran." Jungkook segera mengambil ponselnya dan membuat panggilan pada sahabatnya sekaligus dokter kandungan Lisa.

Cukup lama Jungkook menunggu panggilan tersebut diterima, wajar saja karena Jennifer pasti masih tertidur sekarang.

Hingga beberapa kali percobaan, barulah panggilan tersebut diterima.

Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang