"Bagaimana Mas, apa kamu suka dengan nasi goreng buatanku?"
"Hhm ya, suka. Rasanya lumayan enak."
"Syukurlah."
Aluna tersenyum senang mendapati Jungkook yang memakan masakannya dengan lahap. Ternyata tidak sia-sia usahanya selama setengah jam berkutat di dapur.
Namun berbeda dengan Aluna yang kini tengah bahagia, Lisa justru tampak tidak suka melihat reaksi suaminya dan interaksi mereka. Wanita itu merotasikan bola mata dengan malas.
Tuh 'kan benar dugaan Lisa, Aluna membantunya semerta-merta hanya untuk mendapatkan pujian dari suami mereka. Dasar cari muka!
Mengabaikan pemandangan yang memuakkan di depan mata, Lisa kembali mengayunkan sesendok nasi goreng yang tadi sempat tertunda, ke dalam mulutnya. Namun baru saja nasi goreng itu mendarat di lidahnya, mendadak perut Lisa bergejolak mual.
Tidak tahu, mungkin karena rasa nasi goreng itu yang tidak sesuai selera Lisa, atau memang karena interaksi antara suami dan madunya yang membuat Lisa merasa mual dan ingin muntah? Tidak tahan, Lisa lantas cepat-cepat pergi ke toilet dekat dapur.
Sontak saja hal tersebut membuat Jungkook heran, dan panik seketika. Laki-laki itu menyusul sang istri dan menggedor pintu toilet yang ternyata di kunci dari dalam oleh Lisa.
"Huek ... Huek ..." Terdengar suara Lisa yang tengah muntah-muntah di dalam sana.
Jungkook semakin panik, dan semakin menggedor pintu itu dengan keras. "Bun, kamu kenapa Bun? Buka pintunya." Jangankan dibuka, terdengar jawaban saja tidak. Hanya suara Lisa yang sedang muntah saja yang terdengar.
Nyatanya bukan hanya Jungkook saja yang bingung dan panik. Di sana Sienna dan Aluna juga merasakan hal yang sama. Keduanya membantu Jungkook memanggil-manggil Lisa.
Mungkin ada sekitar lima menit, tapi Lisa tidak kunjung ke luar juga. Sienna semakin takut dan berakhir menangis. "Hiks Ayah, Bunda kenapa Yah?"
"Ayah juga tidak tahu sayang." Setelah mengatakan hal tersebut pada Sienna, pikiran Jungkook yang buntu, tiba-tiba malah terpikiran akan sesuatu. Laki-laki yang memiliki dua istri itu lantas bertanya pada istri keduanya. "Luna apa yang kamu masukkan ke dalam makanan istri saya?!"
Entahlah mengapa Jungkook bisa tiba-tiba saja berpikir jika Aluna telah menaruh sesuatu di makanan Lisa. Laki-laki itu hanya merasa mungkin saja Aluna sakit hati dengan ucapannya tempo hari, lalu melampiaskan kekesalannya pada Lisa. Meski tuduhan tersebut tidak berdasar, tapi kemungkinannya pasti ada 'kan? Orang yang digulung sakit hati, cenderung akan melakukan apa saja agar rasa sakit hatinya sedikit terobati. Dan itu yang Jungkook yakini sekarang.
"M-maksud Mas apa? Aku tidak memasukkan apapun ke makanan Kak Lisa." Jawab Aluna, netranya sudah berkaca-kaca. Ia tidak percaya jika Jungkook bisa setega itu menuduhnya.
Jungkook yang masih diselimuti kalut lantas membalas. "Tapi kenapa Lisa bisa tiba-tiba muntah begitu setelah memakan masakan yang kamu buat? Jika kamu marah karena saya tidak menuruti keinginan kamu, jangan melampiaskannya pada Lisa. Dia tidak salah apa-apa."
"Demi Tuhan aku tidak melakukan apa yang Mas tuduhkan padaku. Buktinya aku dan Mas tidak kenapa-kenapa setelah memakan nasi goreng itu, padahal Kak Lisa mengambil di tempat yang sama dengan kita."
Ah ya benar juga. Jungkook membatin. Jika yang terjadi pada Lisa dikarena Aluna yang menaruh sesuatu di makananya, seharusnya Jungkook dan Aluna juga merasakan hal yang sama, jelas-jelas tadi Jungkook melihat sendiri Lisa mengambil nasi goreng di tempat itu juga.
Tapi sudahlah nanti saja Jungkook pikirkan, yang terpenting sekarang kondisi Lisa. "Ah sudahlah, sekarang cepat ambil linggis di beranda belakang. Saya akan mendobrak pintunya."
Maski sakit hati dan terluka karena tuduhan Jungkook, Aluna tetap menuruti perintah Jungkook untuk segera mengambil benda yang Jungkook pinta tersebut.
Sementara di sana Jungkook terus berusaha menggendor pintu toilet. "Bun, buka pintunya. Kalau gak dibuka juga, Ayah dobrak ya?"
Dan setelah sekian lama akhirnya pintu tersebut terbuka juga, menampilkan seraut wajah Lisa yang sangat pucat. Jungkook meremat kedua pundak Lisa lembut, ia bertanya khawatir. "Kamu kenapa sih Bun? Kamu sakit? Kita ke kamar ya, biar Ayah periksa."
Lisa hanya diam, namun ia memberikan sebuah benda di tangannya pada Jungkook.
Sepersekian detik berikutnya, air wajah Jungkook berubah terkesiap, lengkap dengan bola mata yang melebar. "B-bun, i-ini.." Jungkook tidak mampu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Aku hamil." Ucap Lisa setengah berbisik. Jadi benda yang sekarang ada di tangan Jungkook itu adalah sebuah testpack dengan dua garis merah yang terpampang nyata di sana.
Lisa memang sudah mulai curiga dengan keadaan tubuhnya yang akhir-akhir ini sering merasa pusing dan mual, tapi karena ia belum telat datang bulan jadi Lisa belum mau melakukan pengecekan dini menggunakan testpack.
Namun karena hari ini mual yang Lisa rasakan semakin parah, alhasil ia memberanikan diri untuk mengeceknya, dan untungnya Lisa sudah menyiapkan beberapa testpack di laci semua kamar mandi di rumah ini. Lisa sudah menyiapkan testpack-testpack itu ketika ia dan Jungkook berniat untuk memiliki momongan lagi, beberapa waktu lalu.
Netra Jungkook berair mendengar validasi dari Lisa, jelas saja ia sangat bahagia. Kehamilan kedua Lisa memang sangat Jungkook tunggu-tunggu. Ia lantas memeluk tubuh sang istri. "Makasih Bun, makasih. Ayah seneng banget." Kata Jungkook dengan suara bergetar.
Sienna yang belum tahu apa-apa, dan tidak mengerti mengenai apa yang telah terjadi pada kedua orang tuanya, lantas semakin menangis kencang. "Hiks ... Ayah, Bunda kenapa?" Ia khawatir terjadi sesuatu pada Bundanya.
Jungkook mengendurkan pelukannya, ia tersenyum pada sang anak. "Bunda hamil sayang. Sebentar lagi Senna akan punya adik bayi."
Semerta-merta Sienna menghentikan tangisnya, ia mengusap air matanya sendiri menggunakan punggung tangan dan menyedot ingusnya dalam-dalam. "Beneran Ayah, Bunda hamil? Dalam perut Bunda sekarang ada adeknya Senna?"
"Iya sayang, Senna mau jadi kakak." Jawab Jungkook.
"Yey asik Senna mau jadi kakak, nanti Senna bisa pamerin adek Senna ke temen-temen." Kata Sienna sembari melompat-lompat kegirangan.
Lisa dan Jungkook tersenyum haru melihat Sienna yang begitu bahagia. Setelahnya Jungkook kembali memeluk Lisa dan diikuti juga oleh Sienna. Sekarang mereka bertiga saling memeluk, melampiaskan betapa bahagianya mereka saat ini. Namun ditengah-tengah suasana penuh kebahagiaan itu, Aluna kembali dengan membawa benda yang diminta oleh Jungkook tadi.
Beberapa saat gadis itu hanya terpaku melihat keluarga kecil yang saling berpelukan itu, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk bersuara. "Mas ..." Ya hanya kata itu, namun mampu membuat keluarga kecil itu mengurai pelukan mereka.
Jungkook menoleh pada presensi Aluna. Mungkin karena Jungkook yang begitu sangat bahagia, tanpa sadar Jungkook mengucap kata-kata yang membuat hati Aluna kembali tergores hingga terluka.
"Lisa, Lun. Lisa ternyata hamil anak kedua saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...