🌼 42

879 98 26
                                    

"Kenapa sih Bun, marah-marah terus deh. Ayah bantu tiduran lagi sini, biar Ayah periksa."

Lisa menepis tangan Jungkook yang ingin membantunya naik ke atas ranjang." Gak usah ih, aku bisa sendiri! Urus aja tuh istri muda kamu!" Ucapnya sembari melirik ponsel Jungkook di atas nakas.

Jungkook mengikuti arah pandang sang istri dan menemukan ponselnya dalam keadaan menyala dengan beberapa notif di sana. Jungkook seketika paham, Lisa tiba-tiba marah lagi pasti gara-gara melihat notif pesan tersebut.

Menghela napas kasar, Jungkook harus banyak bersabar. Menghadapi istri yang tengah hamil muda dengan mood yang selalu naik-turun memang membutuhkan stok kesabaran yang banyak. Lagipula mengapa ia bodoh sekali sih malah menaruh ponsel sembarangan. Kalau sudah seperti ini dirinya sendiri 'kan yang kena dampaknya?

"Aahh ..."

Suara ringisan kesakitan Lisa membuat Jungkook terhenyak, laki-laki itu sigap membantu sang istri untuk naik ke atas ranjang, dan beruntung tidak ada penolakan sama sekali.

"Udah Ayah bilang, Ayah bantu aja!"

Sebetulnya Lisa enggan menerima bantuan dari Jungkook, tapi kondisi perutnya yang terus terasa ngilu apabila ia bergerak membuat Lisa tidak bisa menolak bantuan sang suami, maka dari itu ia membiarkan Jungkook membantunya sekaligus memeriksa keadaannya.

Usai memastikan Lisa berbaring dengan nyaman, Jungkook menyentuh bagian perut sang istri, memeriksanya. "Perutnya kenceng banget, Bun."

Jujur sebenarnya Jungkook kurang mengerti, karena bukan bagiannya menangani orang hamil. Tapi karena yang ditangani adalah istri sendiri, jadi sebisa mungkin ia harus memberikan yang terbaik.

Maka agar tidak salah memberikan tindakan, Jungkook memutuskan untuk menelpon sahabatnya, Jennifer.

Diambilnya ponsel tersebut, sekilas Jungkook mencuri kesempatan untuk membuka pesan balasan dari istri keduanya. Jungkook bernapas lega karena istri keduanya itu baik-baik saja.

Cukup lama Jungkook menunggu panggilannya dijawab, tapi ketika mendapat jawaban, bukan suara Jennifer yang ia dengar, melainkan suara suaminya yaitu Theo dengan nada setengah kesal.

"Apa sih Jung! Telepon bini gue malem-malem gini? Ganggu ritual gue sama bini aja!"

Jungkook jelas paham kata 'ritual' yang dimaksud oleh sang sahabat. Pria itu lalu membalas. "Tahan dulu bentar, urgent ini menyangkut keadaan Lisa. Mana bini lo? Cepet kasih teleponnya ke dia."

Terdengar Theo mendecak. "Emangnya gak ada dokter kandungan yang jaga? Harus banget sama istri gue?"

"Ada dokter Satrio doang, males gue. Ntar dia keenakan pegang-pegang bini gue."

Theo mendengus. "Dasar cemburuan lo!"

"Udahlah cepet kasih ke Jenni teleponnya, lama lo!"

"Iya, iya."

Tak lama suara Jennifer menyapa. "Iya Jung, kenapa?"

Jungkook langsung memaparkan apa yang istrinya itu alami. "Lisa ngeflek, terus gue pegang perutnya juga kenceng."

"Coba lo pegang lagi bagian bawah perutnya, agak sedikit diteken."

Jungkook lantas mengikuti arahan Jennifer, saat Jungkook menekan bagian perut bawah Lisa, wanita itu mengaduh.

"Sakit ya, Bun?" Tanya Jungkook dan Lisa hanya mengangguk saja seraya merasakan nyeri karena perutnya ditekan tadi.

"Sakit katanya, Jen. ini kenapa ya?"

Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang