Seketika suasana berubah awkward, ibu-ibu itu saling melirik tidak enak satu sama lain. Sebelum satu orang wanita yang biasa dipanggil Mami Willy bersuara seraya menepuk pundak Bu RT. Berusaha mengusir kecanggungan yang ada.
"Ish. Bu RT nih kalo ngomong suka ngaco. Masa iya itu istri mudanya Pak Jungkook." Disertai kekehan kering.
"Iya nih Bu RT suka sembarangan aja ngomongnya, 'kan gak enak sama Bunda Senna." Timpal Rosa.
Sebenarnya Bu RT tidak mempunyai maksud tertentu apalagi berniat buruk ketika melontarkan tanya tersebut. Itu semua murni karena ia penasaran saja. Sudah menjadi sifat umum warga di negara ini 'kan? Yang memang memiliki tingkat ke-kepoan yang begitu tinggi.
Bu RT lantas membela diri. "Loh, saya hanya bertanya. Habisnya beberapa hari lalu, waktu Bunda Senna tidak ada. Pak Jungkook ke rumah. Beliau melapor pada suami saya, katanya ada anggota baru di keluarganya. Waktu suami saya tanya hubungnya apa dengan Pak Jungkook, beliau bilang itu istri mudanya."
Lisa tertohok mendengar menuturan dari Bu RT. Rasa nyeri kembali merambat menuju ulu hatinya. Benar, ikhlas itu masih sangat jauh menyapa dirinya. Lisa masih sering merasa sakit tatkala mengingat bahwa sekarang bukan hanya dirinya yang menjadi istri seorang Jungkook Bramantyo. Lisa masih merasa sakit tatkala mendapati bahwa suaminya mengakui wanita lain sebagai istrinya juga.
Beberapa hari lalu, Lisa memang sempat merasa bahwa hal ini akan mudah ia jalani, sebab ia memilih untuk mengabaikan. Namun pada pelaksanaannya, tidak semudah itu. Mudah memang jika hanya mengabaikan presensi wanita yang menjadi madunya saja. Tapi sangat sulit untuk mengabaikan pertanyaan dari orang-orang yang mempertanyakan tentang rumah tangganya.
Lisa tidak mungkin diam, dan terus menutupinya. Jika seperti itu, ditakutkan orang-orang malah akan berpikir yang tidak-tidak dan terus mengundang rasa penasaran yang lebih banyak lagi. Maka yah, dengan gerakan pelan dengan hati yang begitu berat, Lisa mengangguk satu kali--membenarkan. "Iya. Itu istri muda suami saya."
Bu RT, Rosa, Mami Willy, dan satu ibu-ibu lagi yang sering dipanggil Mommy Rafasya, sontak serentak membolakan mata, kemudian menatap prihatin pada Lisa yang menunduk.
Sesama wanita, mereka juga bisa merasakan bagaimana sakitnya hati Lisa. Lagipula wanita mana sih yang tidak sakit hati jika diduakan oleh suami? Sebagian besar wanita pasti tidak akan sudi dimadu, kalau pun ada yang mau dan ikhlas, mungkin hanya sebagaian kecil saja. Presentasinya 9 banding 1. 90 persen tidak sudi, dan 10 persen yang sudi. Sangat jauh dan kecil sekali.
Rosa yang duduk tepat disebelah kanan Lisa lantas mengelus-elus punggung Lisa. Berupaya memberikan kekuatan. "Yang kuat ya, Bunda Senna hebat pasti bisa melewatinya."
"Iya Bunda Senna yang sabar ya," Tambah Bu RT, dan diikuti oleh dua ibu-ibu yang lain. Meraka terus mengatakan semangat dan rasa prihatin atas nasib malang yang menimpa Lisa.
Selain karena sesama wanita, mereka juga memang cukup dekat karena sudah lumayan lama hidup bertetangga. Maka wajar apabila mereka juga ikut merasa sakit hati dan kesal atas apa yang dilakukan oleh suami Lisa.
"Kok Pak Jungkook jahat banget ya sampai ngeduain Bunda Senna begini? Emangnya secantik apa sih cewek itu? Lebih cantik dari Bunda Senna kah?" Kata Mami Willy. Ia merasa heran dan tidak percaya kalau wanita sesempurna Lisa bisa dikhianati begitu.
Mommy Rafasya lalu menyahut heboh, ciri khas ibu-ibu penggosip."Ck enggak Mami Willy. Saya sudah pernah lihat waktu beberapa hari lalu lewat rumah Bunda Senna. Sumpah masih lebih cantik Bunda Senna ke mana-mana. Cewek itu biasa aja, malah kelihatan masih bocil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...