"Bunda mau ke mana? Pagi-pagi udah rapi aja?"
Pagi ini Jungkook dikejutkan dengan penampilan Lisa yang berbeda. Jika kemarin ia dikejutkan dengan penampilan istri keduanya, sekarang istri pertamanya juga ikut-ikutan.
Sebetulnya berpenampilan modis ala-ala mama muda masa kini, sudah biasa bagi Lisa. Jungkook sendiri tahu betul bahwa istri pertamanya memang sangat modis dan modern, tipikal cewek-cewek metropolitan. Jungkook sudah biasa melihat penampilan Lisa yang serupa seperti yang tengah dikenakan kali ini; dress berbahan rajut warna cream sebatas lutut yang melekat ketat hingga membentuk perut Lisa yang sudah sedikit membuncit, lalu dibalut lagi dengan sebuah outer dan sepatu sneakers berwarna putih. Apalagi istrinya itu mengikat tinggi-tinggi rambutnya juga. Sungguh cantik sekali mama muda satu ini.
Namun yang membuat Jungkook terheran dan bertanya-tanya, karena sudah sejak mengetahui hamil anak kedua, wajah Lisa selalu tampak pucat dan tidak bergairah, lalu mengapa tiba-tiba hari ini mendadak segar begini?
"Bunda mau ketemuan sama Kak Soraya, sekalian Bunda aja yang anter Senna ke sekolah." Jawab Lisa.
Jungkook mengangguk mengerti, ia tidak ingin melarang, toh Lisa pergi bersama kakaknya. Jadi Jungkook tidak khawatir. Lagipula baru saja subuh tadi mereka berdamai, setelah semalaman Lisa tidak membuka pintu dan berakhir Jungkook harus tidur di ruang tamu. Jungkook tidak ingin membuat istrinya itu marah kembali apabila ia melarang sang istri pergi.
Lisa kemudian mengambil duduk di sisi tempat Jungkook, dan mulai menyantap sarapan yang kebetulan hari ini disiapkan oleh Mbok Nur atas perintah Jungkook.
Baru menikmati satu kali suapan, bahkan belum sempat tertelan, Aluna tiba-tiba datang dan seketika membuat selera makan Lisa menghilang.
Dengan paksa Lisa menelan makanan dalam mulutnya, lalu beralih pada sang putri yang duduk tenang di sebelahnya. "Senna sarapannya sudah 'kan sayang? Kita berangkat sekarang ya?"
Jungkook sempat terdiam sejenak karena kedatangan Aluna, sebelum suara Lisa kembali menyadarkannya. "Loh Bun, kamu 'kan baru aja makan satu suap. Itu anaknya juga makannya belum abis."
"Gak apa-apa nanti makan lagi di sana. Senna juga nanti aku bawain bekal." Lisa berdiri dan membantu Sienna turun dari kursi serta membantu mengenakan tas gendongnya. Si anak hanya menurut saja, tanpa banyak protes.
"Aku berangkat dulu," tanpa menunggu persetujuan dari Jungkook, juga tidak mencium punggung tangannya, Lisa meninggalkan suami serta madunya di sana.
Sontak saja Jungkook langsung berdiri dan mengejar langkah sang istri. Ia mencekal pergelangan tangan Lisa. "Abisin dulu sarapannya Bunda, buru-buru amat sih? Kak Soraya juga belum datang jemput 'kan? Udah sarapan dulu aja."
"Nanti aja. Kak Soraya udah nunggu di sana. Takut kelamaan." Kata Lisa.
Jungkook mengenyit, "Kak Soraya udah di sana? Terus Bunda ke sana pake apa?"
Merotasikan bola matanya malas, Lisa berdecak dan menjawab. "Ya Bunda bawa mobil sendirilah, emangnya gimana lagi?"
Jungkook melotot mendengarnya, istrinya ini sedang hamil muda, jelas saja Jungkook tidak akan setuju. "Gak, gak boleh. Ayah gak izinin Bunda bawa mobil sendiri. Ayah kira Bunda perginya di jemput sama Kak Soraya. Kalo pergi sendiri Ayah jadi izinin."
"Ck apaan sih jangan lebay deh! Biasanya juga aku ke mana-mana bawa mobil sendiri, kenapa sekarang gak boleh?"
"Ya karena sekarang Bunda lagi hamil. Ayah gak mau Bunda kenapa-kenapa nantinya."
Satu hal yang Lisa lupakan. Suaminya ini memang super protektif sekali, apalagi jika ia tengah mengandung seperti ini. Namun karena ia masih sangat dongkol pada Jungkook, agaknya tidak apa-apa sedikit melawan. Lagipula ia akan mengendarai mobilnya dengan kecepatan rendah kok, jadi pasti aman.
"Sekali ini aja, aku buru-buru. Senna juga bentar lagi masuk."
"Tetap gak boleh, Bun! Jangan ngebantah. Kalau gak, biar Ayah aja yang anterin Bunda dulu."
"Ah gak usah, ribet. Aku sendiri aja. Lagian liat tuh," Lisa menunjuk ke arah Aluna memakai dagunya. "Istri kamu keliatan lemes banget kayanya, urusin aja dia, gak usah urusin aku. Aku bisa sendiri."
Jungkook melihat ke arah Aluna, dan benar apa kata Lisa, di sana wajah Aluna kembali terlihat sangat pucat, malah lebih pucat dari sebelum-sebelumnya. Seketika muncul berbagai pertanyaan dalam benak Jungkook mengenai kondisi istri keduanya. Namun karena Jungkook yang terlalu fokus memperhatikan Aluna, pria itu jadi kecolongan, istri pertamanya diam-diam pergi dari hadapannya. "Bunda?"
Jungkook menyusul ke luar, namun terlambat, Lisa sudah masuk ke dalam mobil dan mengendarainya. "Sial!"
***
"Nanti Bunda jemput lagi ya sayang, yang pinter sekolahnya. Jangan nakal."
"Iya, Bunda."
Lisa mengecup puncak kepala Sienna, usai putrinya itu mencium punggung tangannya. Lalu wanita itu membalas melambaikan tangan pada sang putri yang berjalan masuk ke area sekolah.
Setelah memastikan putrinya telah masuk ke dalam lingkungan sekolah. Lisa bergegas masuk ke dalam mobil, dan mulai menjalankan kendaraan roda duanya itu dengan kecepatan sedang--menuju sebuah tempat yang sudah ia dan Soraya sepakati.
Lisa menghela napas besar, ia tahu apa yang ia lakukan saat ini salah, menentang suami dan pergi tanpa seizinnya. Namun Lisa melakukan hal itu juga karena ia sudah terlampau kesal pada sang suami.
Mengingat kejadian yang semalam ia lihat, belum lagi mendapati madunya yang terlihat sangat pucat dan lelah. Sudah pasti 'kan semalam suaminya telah melakukan hal yang iya-iya bersama istri mudanya? Jika tidak mana mungkin Aluna terlihat selemah itu?
Hati Lisa sakit menyadarinya. Meski subuh tadi suaminya sudah berusaha menjelaskan namun Lisa tidak bisa menerima dan memaafkan dengan mudah. Lisa membutuhkan pengalihan, maka dari itu pagi-pagi sekali ia menghubungi Soraya--mengajaknya hangout dan mengobrol agar ia bisa sedikit melupakan kejadian tidak mengenakan itu.
Beruntung pagi ini kehamilannya tidak terlalu repot, Lisa belum merasakan mual lagi padahal sebelumnya setiap pagi ia pasti selalu muntah-muntah. Mungkin karena terlalu semangat akan jalan-jalan, atau mungkin karena terlalu sakit hati karena semalam, makanya bayi dalam kandungannya mau diajak kerja sama.
Lisa mengelus perutnya yang sudah buncit itu menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya ia gunakan untuk mengendalikan kemudi. "Makasih ya nak kamu udah mau ngerti keadaan Bunda."
Dering pada ponselnya, mengalihkan atensi Lisa. Ada dua kemungkinan tentang siapa yang tengah menghubunginya saat ini. Bisa Jungkook atau mungkin Soraya.
Lisa sebenarnya enggan untuk menerima panggilan tersebut, ia malas kalau mengetahui ternyata suaminya yang telah menghubunginya, namun Lisa khawatir, takut yang menghubungi itu ternyata malah sang kakak. Maka sudahlah, Lisa putuskan untuk melihat dulu saja.
Wanita itu mencari-cari ponselnya, yang berada dalam tas, namun karena terlalu sibuk mencari keberadaan ponselnya yang tidak kunjung ditemukan, Liwa menjadi tidak fokus melihat jalan.
Namun malang, ketika Lisa sudah mendapatkan ponselnya, tiba-tiba saja ada sebuah motor yang melawan arah. Liwa terkejut dan sepontan membanting stir ke arah kanan dan naasnya wanita hamil itu menabrak bahu jalan.
Bruk!
"Aahhhh..."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...