🌼 7

715 58 2
                                    

Jungkook masuk ke dalam ruang ICU, di mana Aluna tengah berbaring di atas brankar dengan berbagai alat medis yang terpasang untuk menunjang hidup gadis malang itu. 

Pria tersebut mengayunkan tungkai kakinya mendekati tubuh tak berdaya itu. Entah apa yang kini tengah dirasakannya, sebab kejadian seperti ini baru kali pertama Jungkook alami dan ini sangatlah tiba-tiba. Jungkook benar-benar tidak bisa mendeskripsikan perasaannya.

Duduk di kursi yang terdapat di sebelah ranjang Aluna. Untuk beberapa saat Jungkook hanya mampu terdiam dan memandang tubuh tak berdaya itu dengan gamang.

Omong-omong Jungkook bisa masuk dan melihat keadaan Aluna seperti ini atas permintaan Tania. Namun, selain itu dokter yang menangani Aluna juga mengatakan bahwa gadis itu sempat memanggil nama Jungkook beberapa kali sebelum kesadarannya kembali benar-benar hilang. Tama yang pada awalnya sangat murka pada Jungkook dan tidak mengizinkan laki-laki itu untuk masuk ke dalam, guna melihat keadaan sang putri--akhirnya luluh dan mengizinkan Jungkook untuk masuk. Semua itu juga tak luput dari saran dokter yang menangani Aluna, sebab dokter itu berkata bahwa mungkin saja dengan adanya Jungkook dan mendengar suaranya, hal tersebut bisa memicu Aluna untuk cepat tersadar.

Tentu saja, Tama akan melakukan apapun meski ia harus mengesampingkan rasa kesalnya pada pelaku penabrak sang putri.

Dan ya, benar saja, tepat saat Jungkook membuka belah bibirnya dan bersuara untuk meminta maaf. Tubuh Aluna memberikan respon baik dengan menggerakan jemarinya.

Jungkook yang melihat itu sontak menekan tombol emergency, dan tak lama dokter Daniel beserta dua orang suster menghampirinya.

"Ada apa?" Tanya dokter Daniel.

"Aluna memberikan respon dengan menggerakan jarinya." Jawab Jungkook. sebenarnya ia bisa saja mengecek langsung keadaan Aluna tapi sekarang bukanlah tugasnya, lagipula ia juga masih dalam keadaan shock berat akibat kejadian yang baru saja ia alami.

Dokter Daniel mengangguk paham lalu meminta Jungkook untuk ke luar ruangan terlebih dulu, sebab ia akan melakukan pemeriksaan pada Aluna.

Sekedar informasi dokter Daniel merupakan dokter yang baru praktek di rumah sakit ini sekitar satu bulan. Jadi wajar apabila Jungkook belum begitu akrab dengannya. 

Kemudian Jungkook lantas mengangguk, laki-laki itu melangkah ke luar ruangan tersebut.

Hal itu tentu saja menyulut perhatian Tama dan Tania yang memang masih menunggu di luar ruangan.

Namun belum sempat kedua orang tua Aluna itu bertanya mengenai; mengapa dokter tiba-tiba masuk ke dalam ruangan sang putri dengan langkah terburu-buru? kalimat mereka sontak saja tertahan ditenggorokan, sebab dokter Daniel sudah lebih dulu ke luar.

"Ini merupakan respon yang sangat baik." Jelas dokter Daniel pada kedua orang tua Aluna dan juga Jungkook. "Saya sarankan dokter Jungkook untuk terus mengajak bicara pasien agar memicunya untuk cepat tersadar."

"Apa? Jadi anak saya tadi memberikan respon, dok?" Tania bertanya.

Dokter Daniel mengangguk. "Pasien memberikan respon dengan menggerakkan jemarinya." Terangnya lagi. 

Tania kembali menitikan air mata, namun kali ini air mata haru yang ke luar dari pelupuk matanya, karena mengetahui bahwa sang putri masih semangat untuk hidup. Hal tidak jauh berbeda juga ditunjukkan oleh Tama. Respon yang sangat wajar dilakukan oleh para orang tua.

Kemudian, setelah dokter Daniel memberi penjelasan, juga mengingatkan agar Jungkook terus mengajak bicara Aluna. Tania meminta izin untuk kembali melihat keadaan sang putri lebih dulu. Disebabkan yang boleh masuk ke ruangan tersebut hanya satu orang, jadi Tama dan Jungkook saat ini menunggu di luar ruangan.

Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang