"Kurang ajar! Ini tidak bisa dibiarkan!"
Irene bersungut marah. Emosinya seketika meledak-ledak. Ia tidak terima jika putrinya diduakan dan disakiti seperti ini.
Ia mendadak dihantam rasa bersalah sekarang. Pasalnya, dahulu Irene yang paling gencar dan semangat meminta Lisa untuk menerima Jungkook. Sebab saat itu ia begitu yakin jika Jungkook merupakan laki-laki baik dan dapat membahagikan Lisa.
Irene bahkan yang lebih dulu bertemu dan mengenal Jungkook. Momen pertemuan pertama mereka pun Irene masih mengingatnya sampai sekarang.
Kala itu, saat Irene menemani Lisa untuk mendaftar ke Universitas, ia bertemu dengan Jungkook dan langsung dibuat terkesima serta kagum pada pemuda itu. Bukan hanya karena parasnya saja yang tampan tapi karena kesopanan dan kemandirian Jungkook-lah yang akhirnya memikat hati Irene.
Coba bayangkan saja, di saat yang lainnya datang ke Universitas untuk mendaftar ditemani oleh orang tua, sanak saudara atau teman, Jungkook datang hanya sendiri. Padahal Jungkook datang dari daerah cukup jauh dari ibu kota.
Awalnya Irene hanya merasa kasian saja, sebab saat itu Jungkook yang sendirian dan terlihat seperti kebingungan. Irene lebih dulu menyapa, namun karena pembawaan Jungkook yang hamble dan enak diajak mengobrol membuat Irene terpikat dan senang pada pemuda itu. Yah, seperti para ibu-ibu pada umumnya yang jika bertemu dengan pemuda tampan dan sesuai kriteria sebagai menantu, pasti akan langsung menjodoh-jodohkan dengan anaknya.
Begitu juga yang dilakukan oleh Irene kali itu. Awalnya sih Irene hanya mengenalkan Jungkook pada sang putri, Lisa. Ia sebenarnya tidak begitu memaksa mereka, yah syukur-syukur jika keduanya memiliki ketertarikan.
Dan bersyukurnya Jungkook memang tertarik pada putrinya. Tapi sayangnya, pada saat itu Lisa tidak memiliki ketertarikan yang sama. Terbukti ketika Jungkook mencoba untuk mendekati, putrinya tersebut malah terlihat cuek dan sama sekali tidak peduli. Padahal hampir setiap hari Jungkook datang berkunjung ke rumah untuk mengakrabkan diri pada putrinya itu.
Sampai-sampai saking seringnya Jungkook ke rumah mereka. Semua anggota keluarga dimulai dari Irene (tentunya), Seno, Soraya, sampai Raina semuanya menjadi akrab dan mendukung penuh niat baik Jungkook.
Siangkat cerita, akhirnya Lisa mulai membuka hati untuk Jungkook. Jelas saja semuanya merasa senang dan sangat menyetujui keputusan Lisa. Hingga keduanya menjalin hubungan dan akhirnya menikah. Namun agaknya untuk pertama kalinya, kini Irene merasa sangat kecewa pada sang menantu kesayangannya, Jungkook.
Bisa-bisanya Jungkook menduakan putrinya. Sungguh Irene tidak akan terima!
Seno yang melihat sang istri begitu murka pada menantu mereka. Mencoba untuk sedikit menenangkan. "Ma, tenang dulu."
"Mana bisa Mama tenang Pa! Anakku diduakan seperti ini. Aku tidak terima!"
"Iya ... " Ucap Seno begitu lembut dan sabar. "Tapi kita harus mendengar penjelasannya dulu. " Seno lalu beralih menatap Lisa. "Kak, kamu tahu alasan Jungkook menikah lagi?"
Lisa kembali menggelengkan kepalanya membuat Seno menghela napas lelah.
"Apapun alasannya, Jungkook tetap salah Pa! Dia itu sudah menduakan putri kita. Mama tidak akan pernah terima! Mama harus membuat perhitungan dengan anak itu!" Irene kembali berujar marah.
"Tenang dulu Ma, sabar."
"Papa ini nyuruh Mama tenang dan sabar terus! Mana bisa Mama tenang dan sabar kalau anak Mama dikhianati seperti ini! Mama juga perempuan, Mama mengerti perasaan Lisa."
"Iya Papa tahu, tapi menghadapi masalah itu harus tenang. Lagi pula ini rumah tangga mereka, kita tidak boleh terlalu ikut campur. Sebagai orang tua kita hanya bisa menasihati saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...