🌼 16

1K 84 10
                                    

Memiliki sebuah rumah sakit memang sudah menjadi cita-cita Jungkook sejak dulu. Tapi yang Jungkook inginkan itu rumah sakit yang dibangun dengan jeri payahnya sendiri, bukan dari pemberian seperti ini. Apalagi jika didapatnya dengan cara harus mengorbankan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.

Tidak. Jungkook tidak akan pernah menerimanya.

Sudah Jungkook tekankan bahwa ia bersedia menikahi Aluna karena bentuk pertanggung jawaban dirinya pada gadis itu. Jungkook tidak ingin mengambil keuntungan apapun dari masalah ini.

Meski Tama terus memaksa dirinya untuk menerima, tapi dengan tegas Jungkook tetap menolak. Ia tidak ingin membuat semuanya menjadi semakin runyam dikemudian hari.

Sudah cukup Jungkook merasa pusing dan tertekan dengan keadaan rumah tangganya yang hampir goyah ini. Jungkook tidak ingin memperparahnya, apalagi kalau sampai membuat Lisa benar-benar melayangkan gugatan perceraian padanya.

Huh ... Jangan sampai hal itu terjadi.

Pokoknya Jungkook harus segera menyelesaikan dan membujuk Lisa agar mau memaafkannya. Maka dari itu, pada pukul sembilan pagi ini ia segera meluncur menuju kediaman mertuanya dan sampai di sana pukul dua belas siang.

Jangan bertanya mengapa Jungkook baru menyusul Lisa keesokan harinya, karena kau pasti sudah tahu 'kan apa alasannya?

Lagi pula semalam Jungkook terus mengecek keberadaan Lisa dan Sienna kok, ia bertanya pada Soraya dan Raina. Jungkook bersyukur ketika mendapat informasi dari Raina kalau istrinya itu ternyata pergi ke rumah mertuanya dan sampai di sana dengan selamat.

Ke luar dari mobil, Jungkook langsung mendapati putrinya yang tengah bermain di teras rumah bersama Raina.

Gadis kecil itu terlihat sangat senang ketika melihat sang ayah, ia lantas berlari menyambut kedatangan Jungkook. "Ayah ... "

"Sayang ..." Jungkook lantas memeluk dan menggengdong Sienna.

"Kenapa Ayah baru datang? Senna sudah tunggu dari tadi." Ucapnya, bibirnya di pautkan dan wajahnya dibuat garang. Gadis kecil itu memarahi ayahnya.

"Maafin Ayah ya sayang tadi Ayah ada sedikit urusan."

"Huh.. Ya sudah deh." Kata Sienna, ia melipat kedua tangan di dada dengan ekspresi wajah seolah-olah marah. Tapi hal tersebut malah membuat Jungkook merasa gemas dan berakhir menciumi wajah putrinya tersebut.

"Lucu banget sih putri Ayah." Jungkook masih mengecupi pipi bulat Sienna.

"Udah Ayah. Senna 'kan lagi marah sama Ayah!"

"Kan Ayah udah minta maaf. Oh iya Bunda mana sayang?"

"Ada di dalam."

"Ya sudah kita ke dalam yuk, temuin Bunda." Sienna mengangguk. Namun belum sampat kaki Jungkook masuk ke dalam rumah. Lisa sudah lebih dulu ke luar. Wanita itu menatap suaminya dengan tatapan dingin dan tajam.

"Bu-bunda.. " Ucap Jungkook terbata.

Lisa mengalihkan pandangannya pada sang adik, yang kebetulan masih duduk di teras seraya memainkan ponsel. "Raina. Bawa Senna masuk ke kamar." Perintahnya.

"Iya Kak." Raina lantas menaruh ponselnya ke dalam saku. Ia menghampiri lalu merentangkan tangannya untuk meraih tubuh Sienna dari gendongan Jungkook. "Yuk sayang, sama Aunty."

"Senna gak mau! Senna mau sama Ayah." Sienna memeluk tengkuk Jungkook dengan erat.

"Senna!" Ujar Lisa tegas. "Ikut sama Aunty Rain. Bunda mau bicara sama Ayah."

"Gak mauuu! Senna mau sama Ayah."

Karena Sienna terus menolak, Lisa akhirnya mengambil tubuh Sienna dengan paksa dan memberikannya pada Raina. Sontak saja hal tersebut membuat Sienna menangis kencang, tapi Lisa mencoba untuk mengabaikan, sebab saat ini ia tidak ingin suaminya itu menemui dirinya juga anaknya.

Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang