Acara pernikahan pun disiapkan secara kilat. Mempelai wanita yang masih terbaring dengan keadaan koma itu, diberikan sentuhan make up tipis agar tidak terlalu terlihat pucat.
Sekarang di ruangan tersebut sudah terdapat sembilan orang yang meliputi; mempelai wanita dan pria, Tania, Tama, penghulu, empat orang saksi yaitu; dokter Daniel, dua orang suster dan yang terakhir seorang dokter sekaligus sahabat Jungkook, bernama Theo.
Bulir keringat sebesar biji jagung menghiasi kening Jungkook. Namun hal tersebut bukan disebabkan karena Jungkook gugup, melainkan karena pria itu merasa sangat berat untuk melakukannya. Sebab hati dan pikirannya terus terpaut pada istri dan anaknya.
"Sudah tiga kali anda salah dalam menyebutkan nama mempelai wanita. Jika satu kali lagi anda salah, maka pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan." Ucap penghulu.
Jungkook nampak masih diam. Melihat itu, Tama segera merapatkan tubuhnya lalu berbisik di telinga Jungkook. "Jangan mempermainkanku! Cepat ucapkan kalimat akad itu dengan benar!" Ujarnya, lagi-lagi tersirat nada ancaman dari sederat kalimat yang dikuapkannya.
"Jika anda belum siap. Saya akan memberikan waktu. Silakan istirahat dulu." Kata penghulu lagi.
Namun belum sempat Jungkook membalas, Tama sudah lebih dulu bersuara. "Ohh tidak perlu Pak. Dia sudah siap."
"Benar anda sudah siap?" Tanya penghulu.
Jungkook akhirnya mengangguk pasrah. "I-iya Pak."
"Baiklah, kalau begitu kita mulai lagi," Penghulu tersebut kembali menjabat tangan Jungkook lalu kembali mengulang kalimat ijab. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Jungkook Bramantyo bin Aryo Irawan dengan Aluna Atmaja binti Tama Atmaja dengan mas kawin berupa uang senilai satu juta rupiah dibayar tunai."
Jungkook menghela napas dalam ketika penghulu tersebut menghentakkan tangannya. Ia lalu menjawab. "Saya terima nikah dan kawinnya Aluna Atmaja binti Tama Atmaja dengan mas kawin tersebut, tunai." Dengan susah payah dan perasaan bersalah luar biasa terhadap istri dan anaknya, akhirnya Jungkook berhasil mengucapkan kalimat sakral itu.
Pria yang baru saja resmi menyandang status suami dari dua orang istri tersebut seketika mengusap wajahnya dengan kasar ketika sang penghulu bertanya ke-sah-an kalimat qobul tersebut pada para saksi. Namun Jungkook melakukan itu bukan atas rasa syukurnya karena para saksi itu menjawab 'sah', tapi karena rasa frustasinya yang tidak bisa menepati janji setia pada sang istri, Lisa.
Maafin Ayah, Bunda, Senna. Maafin Ayah. Ayah sudah mengkhianati kalian. Berulang kali Jungkook menggaungkan kata maaf dalam hatinya.
Theo yang melihat itu lantas mendekati Jungkook, ia mengelus punggung Jungkook. Theo mengerti dengan apa yang kini tengah dirasakan oleh sahabatnya tersebut. Ia kemudian berbisik. "Yang sabar bro. Gue tahu ini pasti berat banget buat lo. Tapi gue yakin, pasti akan ada hikmah dibalik semua yang lo alami ini."
Jungkook memang sudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya secara detail dan menyeluruh pada sang sahabat. Tentu saja pada mulanya Theo sangat terkejut mendengar hal tersebut. Ia bahkan sempat marah dan tidak menyetujui keputusan Jungkook yang ingin menikahi gadis itu.
Theo sudah mengenal Jungkook dan Lisa cukup lama. Ia begitu mengetahui bagaimana kisah cinta mereka. Akan sangat disayangkan jika rumah tangga sahabatnya itu hancur gara-gara masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Lizkook ✓
Romance[M] Manusia hanya mampu berencana--merancang sedemikian rupa agar hidupnya dapat berjalan dengan sempurna. Tapi kau tahu? Semua itu akan terkesan sia-sia jika Tuhan telah menetapkan garis takdirnya. Karena sejatinya rencana Tuhanlah yang lebih inda...