🌼 10

1K 84 4
                                    

"Mohon maaf anda tidak bisa masuk. Silakan menunggu di luar." Ucap salah satu suster.

Lisa lantas mengangguk, ia membiarkan pintu ruang emergency itu ditutup.

"Ya Tuhan selamatkan putriku." Gumamnya.

Tak henti belah bibirnya terus melapalkan doa-doa pada sang pemilik kuasa agar putrinya tersebut diberikan kekuatan dan tidak terjadi hal yang buruk.

Sejujurnya hati Lisa saat ini sangatlah hancur. Ia begitu kalut, sebab baru kali ini putrinya mengalami hal tersebut. Ditambah lagi ia harus menghadapinya sendirian. Tidak ada sosok suaminya yang mendampingi. Padahal disaat seperti ini, keberadaan Jungkook sangatlah penting untuk menguatkannya.

Tapi entahlah, suaminya itu begitu sangat sibuk. Jungkook terlalu mementingkan pasiennya dibanding darah dagingnya sendiri. Dan itu, sungguh membuat Lisa kecewa.

Karena sudah cukup lama Lisa berdiri, dan juga lelah karena terus berjalan mondar-mandir. Wanita itu akhirnya mendudukkan diri di kursi tunggu--depan ruang emergency. Ia lantas menghapus air matanya. Ia harus kuat demi putrinya.

Namun baru saja beberapa saat ia terduduk--netranya seketika membulat kala menangkap sosok seseorang yang sangat begitu ia kenali. Ya seseorang itu adalah suaminya. Laki-laki itu hendak berjalan melewati Lisa, namun yang membuat Lisa terkejut bukan karena keberadaan suaminya yang tiba-tiba. Tapi karena suaminya tersebut saat ini tengah mendorong sebuah kursi roda yang diduduki oleh seorang gadis muda.

Perasaan kesal, kecewa, dan berbagai rasa tidak mengenakan seketika menyerangnya secara membabi buta. Apalagi Lisa melihat suaminya dengan gadis itu terlihat sangat bahagia. Membuat Lisa curiga.

Apa ada pasien dan dokter yang sedekat itu?

"Ayah--" "Bunda--"

Keduanya berujar bersamaan. Pun dengan ekspresi keterkejutan yang sama. Namun bedanya, Lisa terkejut karena melihat suaminya bersama dengan wanita lain. Sementara Jungkook terkejut karena keberadaan sang istri, serta karena istrinya itu, melihat dirinya yang tengah bersama istri keduanya. Laki-laki itu kini dirundung gelisah.

"S-siapa dia yah? Kenapa kamu--"

"A-ayah bisa jelasin Bun." Cepat Jungkook memotong. Laki-laki itu lalu beralih pada istri keduanya. "Luna, kamu ke ruangan lebih dulu ya?"

Aluna mengangguk, ia tidak mengatakan sepatah katapun, sebab ia takut hanya akan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Lantas Jungkook memanggil seorang suster yang kebetulan lewat untuk mengantarkan Aluna ke ruangannya.

"Jadi ini yang bikin kamu sampe gak bisa pulang? Kamu sibuk mengerawat pasien kamu, bahkan sampe harus ngdorongin kursi rodanya. Ngajak dia jalan-jalan?" Lisa tersenyum kecut. "Benar-benar sosok dokter idaman yang sangat baik hati." Ucapnya menyindir.

Jungkook belum bersuara, otaknya masih memilah kata yang tepat untuk menjelaskan pada sang istri, sebab jujur saja keadaan ini terlalu cepat. Jungkook bukan ingin membohongi dan menutupi semuanya dari Lisa. Jungkook hanya memerlukan sedikit waktu untuk menjelaskan dengan perlahan-lahan seluruhnya pada istri pertamanya.

"Hebat kamu tuh yah. Saking hebatnya kamu rela mengabaikan anak kamu, darah daging kamu yang kini sedang sakit cuma demi ngerawat pasien kamu yang merupakan ORANG LAIN."

"Luna bukan orang lain Bun." Lirih Jungkook dengan wajah yang menunduk. Sungguh ia tidak berani menatap wajah kecewa istrinya tersebut.

"T-terus dia siapa? Kenapa kamu lebih mementingkan dia dari pada anak kamu sendiri!"

"D-dia ... Dia i-istri Ayah." Suara Lirih itu, kini terdengar sedikit bergetar.

"A-apa?"

Sudah pasti Lisa sangat terkejut. Istri mana yang tidak terkejut ketika mendengar bahwa suaminya memiliki istri lain? Apalagi fakta tersebut ke luar dari belah bibir suaminya sendiri. Namun masih ingin bersikap denial, Lisa tidak ingin begitu saja mempercayai ucapan sang suami. Bohong! Ya suaminya pasti tengah berbohong untuk mengerjainya.

Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang