🌼 32

1K 129 38
                                    

"Mau mampir dulu buat beli sesuatu gak, Bun?"

"Gak!"

Lisa langsung menjawab dengan ketus tawaran sang suami. Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka sendiri, setelah siang ini Jungkook menjemputnya dari rumah Soraya.

Jungkook menghela napas, ia tahu istrinya pasti marah karena semalam ia lebih memilih pulang untuk menemani Aluna ketimbang menginap di kediaman Soraya menemani Lisa dan putrinya.

Namun mau bagaimana lagi, itu memang sudah menjadi suatu hal yang harus Jungkook lakukan, lelaki itu tidak boleh mengabaikan istrinya yang lain.

Tangan kiri Jungkook menyentuh perut sang istri, ia mengelusnya pelan. "Bener nih gak mau beli apa-apa? Mangga muda gitu? Biasanya pas hamil gini Bunda 'kan paling suka makan mangga muda."

Lisa menepis tangan suaminya, dan menyuruh laki-laki itu untuk fokus menyetir, yang kemudian dilanjukkan dengan nada yang masih kelewat ketus. "Gak mau ih! Bunda mau pulang aja, mau istirahat."

Jungkook tidak lagi berusaha membujuk Lisa. Ia memaklumi kekesalan sang istri, dan membiarkannya terlebih dulu. Ia tidak ingin memaksa yang hanya akan berakhir membuat istrinya itu semakin kesal padanya.

Empat puluh lima menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah. Ketika ketiganya baru saja mencapai teras, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan sosok Aluna di sana--yang tengah memasang senyum bahagia.

Lisa menatap tidak suka. Melihat senyuman yang di umbar oleh adik madunya itu entah mengapa membuat perutnya bergejolak mual, apalagi ketika rungunya mendengar suara gadis itu yang memanggil suaminya. "Mas--"

"Huek!"

Sungguh Lisa tidak bisa menahan rasa mualnya lagi. Wanita itu segera menutupi mulutnya dan berjalan cepat menuju kamar.

Jungkook gegas menyusul sang istri, namun sebelumnya ia menitipkan dulu Sienna pada istri keduanya. "Lun, titip Senna ya," kemudian beralih pada putrinya. "Senna sama Tante dulu ya? Ayah susul Bunda."

Tanpa menunggu jawaban dari sang putri apalagi Aluna, Jungkook menuju kamar utama.

Air wajah Aluna yang sebelumnya tampak bahagia berubah menyendu. Ia menatap kepergian suaminya dengan tatap terluka.

Ah mengapa benar-benar hanya sebenar saja Aluna merasakan kebahagian itu? Apa Aluna salah berdoa? Harusnya Aluna meminta kebahagiaan itu lebih lama, bukan hanya sebentar.

***

Jungkook menyusul Lisa yang tengah mencoba memuntahkan isi perutnya di toilet kamar mereka, laki-laki itu membantunya dengan memijat-mijat pelan tengkuk sang istri.

"Mual banget ya, Bun? Sabar ya?"

Rasanya tidak tega melihat Lisa seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Hal tersebut merupakan salah satu proses yang memang harus istrinya itu jalani ketika sudah memutuskan untuk mengandung anak mereka lagi. Jika saja mual-mual itu bisa dipindahkan, Jungkook rela menggantikan, tapi sayangnya itu tidak mungkin.

Maka yang bisa Jungkook lakukan hanyalah, memberikan support dan sebisa mungkin menuruti keinginan istrinya tersebut.

Menuntun dengan perlahan serta membantu membaringkan sang istri dengan hati-hati merupakan bentuk perhatian yang bisa Jungkook berikan saat ini.

"Capek." Keluh Lisa dengan manja. Wajahnya tampak lelah, ia juga lemas sekali karena muntah-muntah tadi. Semua makanan yang sempat wanita itu santap di rumah Soraya, sudah ia keluarkan lagi.

Jungkook mengelus pipi Lisa. "Sabar ya, Bunda.. Maafin Ayah udah bikin Bunda kaya gini." Kata Jungkook, merasa bersalah dengan keadaan sang istri.

Lisa menggeleng. "Ini juga Bunda yang mau, jadi bukan salah Ayah." Balasnya.

Memiliki anak lagi memang keputusan mereka berdua, Lisa sama sekali tidak menyalahkan sang suami atas keadaannya sekarang.

"Kalo gitu sekarang Bunda mau makan apa? Ayah pasti turutin apapun yang Bunda mau."

"Bunda gak mau apa-apa."

"Tapi Bunda harus makan, tadi 'kan udah dimuntahin semua. Kasian adek kalo perut Bunda dibiarin kosong." Ujar Jungkook sembari mengelus-elus perut Lisa.

"Tapi sekarang Bunda belum mau apa-apa, lagian takut nanti muntah lagi."

Jungkook mendesah, serba salah. Tapi ya mau bagaimana, jika ia terus memaksa Lisa untuk tetap makan, yang ada istrinya itu malah akan semakin tersiksa. Akhirnya ia memutuskan menurut dan tidak meminta Lisa untuk makan lagi. "Yaudah, tapi nanti harus makan ya?

"Iya nanti kalo udah gak terlalu mual."

"Sekarang Ayah pijitin aja mau gak?" Tawar Jungkook.

Lisa memejamkan matanya, merasakan kepalanya yang masih berdenyut, pusing. Ia lalu mengangguk dan menjawab. "Hhmm." Yang berarti mengiyakan tawaran sang suami.

"Mau dipijit bagian mananya?" Tanya Jungkook.

Pertanyaan yang dilontarkan suaminya tersebut sontak membuat Lisa membuka mata, ia melotot ke arah sang suami. "Maksud Ayah apa, nanya pijit bagian mana?" Ujarnya terdengar sewot.

Dahi Jungkook mengerut. Kenapa istrinya ini mendadak sewot begini sih? padahal tidak ada yang salah dengan pertanyaan Jungkook 'kan? "Loh Bunda kenapa?"

"Ya itu Ayah kenapa tanya mau dipijit bagian mana? Menurut Ayah emang bagian mana lagi coba yang dipijit?"

"Ya 'kan bisa bagian kepala, tangan, atau kaki, emang apa lagi?" Jungkook masih bingung.

"Halah pasti Ayah mikir ada yang lain lagi 'kan  selain itu!"

"Apa sih, Bun? Ayah gak ngerti deh sama maksud Bunda."

Lisa berdecih di tempatnya, sementara Jungkook berpikir keras--mencari tahu sendiri apa maksud dari istrinya tersebut. Hingga beberapa saat ia baru menyadari, lelaki itu tersenyum penuh arti lalu bertutur. "Oh maksud Bunda pijit bagian ini," Sembari meremas dada sebelah kiri Lisa dengan lembut. "Kalo Bunda mau, Ayah dengan senang hati turutin."

Jelas saja Lisa terkejut dengan perlakuan Jungkook tersebut, ia lantas menepis tangan suaminya yang tengah asik meremas-remas dadanya.

"AYAH!"

"Apa sih? Katanya mau dipijitin bagian itunya, udah Ayah turutin kok malah marah?"

"Siapa yang mau dipijitin itunya sih, Yah? Jangan mesum terus deh!" Kesal Lisa. Ia benar-benar tak habis pikir dengan kadar kemesuman suaminya.

"Dih, jelas-jelas Bunda yang mesum duluan. Ayah gak ada ya kepikiran ke situ tadi."

"Halah bohong. Dasar mesum!"

"Ck. Yaudah, yaudah, iya Ayah emang mesum." Ucapnya mengalah, berdebat dengan wanita memang tidak akan pernah menang, apalagi dengan wanita yang tengah hamil begini. "Gak apa-apa, lagian mesum sama istri sendiri ini." Namun Jujur saja padahal tadi tuh Jungkook tidak ada kepikiran ke sana sama sekali. Tapi dari pada perdebatan ini tidak selesai-selesai, dan malah mengganggu waktu istirahat istrinya, lebih baik Jungkook mengalah saja. "Yaudah sekarang jadi mau dipijit gak?"

"Jadi! Tapi pijitnya di bagian kepala, kaki, sama tangan aja jangan ke yang lain soalnya Bunda lagi lemes banget gak bisa layanin Ayah nanti."

Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia bingung sekaligus tidak habis pikir dengan tingkah aneh sang istri kali ini. Mengapa mendadak istrinya jadi aneh begini sih, apa gara-gara bawaan bayi?  Hhmmm sepertinya memang iya.

 Mengapa mendadak istrinya jadi aneh begini sih, apa gara-gara bawaan bayi?  Hhmmm sepertinya memang iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Garis Takdir | Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang