2. Awal Mula

715 96 18
                                    

Lagi. Tekan bintang.

---

Matahari pagi memang menyegarkan, namun juga sangat mengganggu bagi kaum rebahan seperti Ava.

Jujur Ava sangat menyukai rebahan, bukan hanya Ava, author-nya juga. Pasti kalian juga lah.

Ava mengerjapkan mata untuk menetralkan pandangan dari silaunya matahari.

Tok.. Tok.. Tok..

"Cepetan bangun! Papa nungguin!" tanpa membalas, Ava bangkit dari tidurnya untuk bersiap diri.

"Ava, apa aku boleh ikut sekolah?" suara Scarviu terdengar di pagi ini.

"Masuk ke tas, Viu." balas Ava sembari membersihkan diri.

Scarviu jauh disana tengah mengubah dirinya jadi lipatan kecil berbentuk penghapus. Scarviu adalah karya satu satunya yang terhebat.

Kemudian Scarviu berteleportasi dengan begitu cepat hingga kini sudah masuk ke dalam tas berwarna pastel milik Ava.

"Aku disini, Ava." Ava hanya berdeham karena ia tengah membersihkan wajah dengan sabun muka.

"Ava, apa lukamu masih terbuka?" Ava melihat jari telunjuk nya yang tergores semalam. Tidak terlalu terbuka karena Scarviu datang kekamarnya dan mengobatinya semalam.

Sudah dibilang, Scarviu adalah karya terhebatnya.

"Cuma dikasih salep sedikit juga langsung rapet lagi," Viu hanya diam didalam sana.

Ava keluar kamar mandi masih dengan baju handuknya.

"Jangan keluar dari dalam tas, ya, Viu." Scarviu selalu paham apa yang tuannya bicarakan. Tentu saja ini perintah bagi nya.

"Siap, Ava." Ava mengambil seragam sekolah di lemari lalu memakainya.

"Oh, ya, Ava. Kemarin waktu kamu gak pulang ke mansion, Graciel menggoda Nezellan." Ava terkekeh mendengar cerita Scarviu. Ia juga kecewa, setiap ia tak disana, pasti ada saja hal menarik yang tertinggal.

"Ada ada aja Graciel ini." Ava memakaikan wajah nya pelembab lalu memakai liptint pink dengan tipis.

"Ayo, kita kuat lagi hari ini." Ajak Ava menggendong ransel nya dan keluar kamar.

Saat sampai dibawah, ia sudah ditatap kesal oleh keluarga nya. Keluarga? Haha. Iya kan saja.

"Lama, lo!" celetuk Widia tak ditanggapi Ava.

"Maaf." setelah itu hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Hingga suara bergesernya kursi membuat mereka menoleh.

"Ava udah selesai, Ava berangkat sama temen." setelah berpamitan yang tak ditanggapi, Ava langsung keluar dan membuka handphone nya.

"Teman Ava yang mana yang akan menjemput Ava?" Ava menunjukkan handphone nya ke arah ransel yang bisa dilihat Scarviu dengan tembus pandang.

"Itu ojol, Ava. Bukan teman." Ava terkekeh. Viu selalu lucu.

"Ojol itu teman Ava. Karena setiap hari selalu antar jemput Ava." Viu tak menjawab.

>>>

"AVAAA!!"

Bruk.

"Awhh," Sudah membuat bising, membuat malu pula. Selalu begitu.

"Pasti Viva, iya kan, Ava?" Suara Scarviu sudah ia ubah mode menjadi suara yang hanya bisa didengar Ava. Ava mengangguk samar.

All Secrets [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang