[Follow sebelum membaca]
[Belum revisi]
°°°°°
Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...
Pukul 09:25, lelaki tinggi berbibir merah baru saja membuka matanya. Hari libur, ya suka suka dia.
Meregangkan otot otot nya yang kaku kemudian duduk untuk mengumpulkan nyawa.
"AZKAAA!!! MAMI CAPEK TERIAK BANGUNIN KAMU TERUS, LOH!" Ya, Azka Pamungkas. Benar sih Mami nya sudah beberapa kali berteriak hingga berbolak balik ke kamar nya hanya untuk membangunkannya tapi ia tak bangun.
"YAUDAH JANGAN TERIAK, MI." Suaranya yang masih serak dipaksa berteriak.
"Bangun juga kamu, mandi sana katanya mau main." Azka langsung beranjak ketika ingat ada janji pada Rafa dan Jayy untuk bermain di rumah Rafa.
Menutup pintu kamar mandi, menggantung handuk nya kemudian hendak mengisi bathtub yang kosong.
"Kudanil monyong!" latah nya ketika ingin menyalakan air.
"Babi! Lo ngapain begitu!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jelas saja Azka terkejut, yang ia pegang tadi ternyata kepala kucing.
"Meong..." Azka mengangkat Babi dan mengeluarkan nya dari bathtub sembari membawa mangkuk kecil yang berisi air.
"Jangan gitu lagi kalo mau minum, ngeri keran nya ketelen doang." setelah memastikan kucing nya yang cepat besar itu meminum air yang ada di mangkuk, Azka segera mulai acara mandi nya.
。゚・ 𖥸──-ˋˏ 🐾 ˊ-──𖥸 。゚・
Tadi pagi, sekitar pukul 07:30, Ava dapat pesan dari kedua sahabatnya untuk bertemu di Kitten Cafe pukul 11 siang. Jadi dijam ini, Ava bingung hendak melakukan apa selain memandangi aksesoris yang ia dapat dari orang orang yang spesial.
Gelang dan kalung sudah ia pandangi selama hampir 30 menit lamanya. Senyum nya tak luntur, Ava sebenarnya memang tak terlalu suka aksesoris, tapi kalau yang memberikannya adalah orang favorit nya maka ia terima.
"Ava, gak pegel pipinya?" Ava menoleh kemudian menyengir.
"Pegel sih, tapi cantik cantik banget masa gak di senyumin." Graciel berdeham.
"Iya di senyumin, tapi gak sampe setengah jam juga kali, Va." Ava terkekeh. Ia tau Graciel tengah mencari cari perhatian nya. Ava meletakan gelang dan kalung nya kedalam kotak biru kecil kemudian menyimpannya dilaci meja rias.