Mau sesingkat apapun ceritanya, perihal melupakan itu tidak mudah.
---------
Didepan layar monitor yang menyala, Ava dan Scarviu melihat bersama bagaimana kamera tersembunyi mereka merekam suatu hal yang mengerikan.
Ava sudah menangis didalam dekapan Scarviu.
Di layar tersebut, tertera dengan jelas bagaimana laki laki yang bernama Artan, sang kakak dari Ratu mencekik, mencakar sampai melempar Ratu.
Begitu mengerikan jika dijelaskan terlalu rinci.
"Kita kerumah Ratu sekarang." putus Ava menatap Scarviu, namun Scarviu menggeleng.
"Sekarang bukan waktunya, tunggu Ratu ngerasa baikan dulu." ucapnya dengan lembut mengusap surai tipis Ava.
"Baikan gimana? Tunggu sampe kapan? Sampe Ratu mati? IYA?!" Scarviu menarik Ava masuk kedalam dekapan nya lagi.
"Ava juga perlu tenang, gak boleh dalam kondisi emosi."
Suara tangis Ava perlahan memudar hingga tangis itu pun terhenti.
"Tapi malem ini kita kesana, ya?" Scarviu hanya mengangguk.
Ava kembali duduk tegak sambil menatap monitor.
"Viu urus bukti nya, Ava mau mandi."Tanpa menjawab, Scarviu melakukannya. Ava berdiri dan menuju kamar mandi.
Namun, baru sampai didepan kamar mandi, seluruh tubuhnya seakan lumpuh tak bisa bergerak hingga ia terjatuh.Scarviu terkejut dan mengangkat Ava membawanya keatas ranjang.
"Ava gak apa apa?" tanyanya khawatir sembari menerima semua bagian tubuh Ava.
Ava berusaha mengangkat tangan kanan nya namun berat, tak bisa bergerak sama sekali.
"Badan Ava... Gak bisa digerakkin." dengan cepat Scarviu memanggil Graciel yang ahli di bidang kesehatan itu.
Datangnya Graciel bersama beberapa robot lain yang panik akan keadaan Ava.
Graciel mendekat dan mulai memeriksa seluruh tubuh Ava. Dari kepala sampai kaki menggunakan sinar yang keluar dari mata nya.
"Ava makin lemah, badan nya susah digerakkin karena Ava gak mau ikut pengobatan." jelas Graciel setelah memeriksa Ava.
Ava termenung, bagaimana sekarang?
Tugas tugas nya belum selesai.
Ia belum menyelamatkan Ratu, ia belum menghadiri pernikahan Viva, ia belum menyelesaikan sekolah nya dan ia juga belum menyatakan perasaan nya pada Rafa.Air matanya tiba tiba mengalir. Ia belum boleh lemah disaat saat terakhirnya ini.
"Tolong beri kesempatan lagi, Tuhan." batin nya tak diam, berdoa pada Tuhan nya meminta kesempatan melakukan semua yang belum selesai.
Scarviu mengecup kening Ava dan menghapus air mata perempuan itu.
"Biar Viu yang selesain semua, ya?" sontak Ava menggeleng menolak usulan Scarviu.
"Ava mau ikut pengobatan tapi gak untuk di rawat di rumah sakit." putus nya untuk semua ini.
Scarviu menatap Graciel yang mengangguk setuju. Meski sulit, itu bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Secrets [End]
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca] [Belum revisi] °°°°° Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...