31. Sadar Akan Perasaan

145 35 58
                                    

Dituntut dewasa di usia yang sedang labil labil nya.

-Diriku-

︾︾︾︾︾︾︾︾︾︾︾︾︾︾

Sejak kejadian saat itu, Rafa kerap kali mendekatinya kapan pun dan dimanapun itu. Scarviu dan Graciel bahkan mengusir lelaki itu berkali kali namun sepertinya tak mempan sama sekali.

Dua minggu lagi, kelas 12 akan menyambut hari hari penuh ujian kelulusan. Stress? Frustasi? Entahlah, Ava hanya frustasi karena gangguan Rafa bukan ujian.

Seperti saat ini, Ava, Scarviu, kedua teman Ava ditambah Karin, tengah berkumpul dalam satu meja kantin. Menikmati makan siang yang mereka pesan.

"Itu, Ada nasi." Scarviu menunjuk sudut bibir Ava dan tangan kanannya bergerak mengambil nasi yang tertinggal lalu memasukkannya kedalam mulut. Apa itu barusan?

Kejadian tersebut tak luput dari pandangan seisi meja serta satu meja lain yang menahan emosi melihat hal tersebut.
"Ngeliatin terus, bukannya dulu cuma jadiin mainan aja?" Rafa menoleh mendengar pertanyaan serta pernyataan Jayy.

"Tau apa lo?" Rafa melanjutkan makannya namun matanya masih menatap meja Ava.

"Tau gue, mah. Lo suka sama Ava, kan?"

Uhuk.

Rafa tersedak disusul batuk nya.
Matanya langsung menatap nyalang pada Jayy yang menyengir tak berdosa.

"Balik lewat mana lo?" Jayy tertawa mendengarnya. Rafa aneh, sangat aneh akhir akhir ini. Setiap ketiganya membolos pelajaran, Rafa selalu ingin melewati kelas Ava. Rafa selalu mencari cari keberadaan Ava disaat dirasanya ada yang kurang. Jayy tau jelas apa itu.

"Dia punya pawang, jangan ngadi ngadi!" ancam nya pada Rafa setelahnya menyeruput minuman nya.

Lagi lagi Rafa menoleh menatap meja Ava yang ternyata Scarviu tengah menatap tepat kearahnya.

"Dia bukan pawangnya. Cuma saudara jauh." Jayy dan Azka langsung menoleh mendengar perkataan Rafa.

"Sok tau, lo!" Rafa mengangkat bahunya acuh.

"Gue sendiri yang denger cowok itu bilang kalau dia saudaranya Ava." Jayy dan Azka saling bersitatap. Senyum jahil keduanya tampilkan. Seperti bertelepati, keduanya begitu nyambung bersamaan.

"Kesempatan, nih. Pacarin dong." Azka menyenggol lengan Rafa yang tengah menyendokkan nasi dan langsung jatuh saat disenggol.

"Bacot banget. Nanti langsung gue nikahin."

"WOOAAHHH!!" Kebisingan keduanya mampu menarik perhatian beberapa pengunjung kantin, termasuk meja Ava.

"Mau nanya dong. Gimana perasaan lo setelah diteror Rafa?" tanya Karin memasang wajah penasarannya.

Ava langsung melotot. Apa maksud dari itu?

"Kesel, makin benci, makin emosi aja gue sama dia." jawabnya sembari mengingat ingat Rafa yang sering mengganggunya.

Karin mengangguk angguk sambil tersenyum. Scarviu lihat itu.

"Lo gimana sama Dean?" tanya Ava pada Viva yang tengah menyeruput jus mangga nya. Viva meletakkan gelasnya dan menatap Ava. Tatapan menyedihkan.

"Kemarin gue liat dia jalan sama cewek." mendengar itu, Ava sampai menjatuhkan sendok yang baru ia masukkan mulut. Dean, si brengsek itu!

"Tinggalin! Gak mau tau!" sahut Ratu tiba tiba.

All Secrets [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang