Vote dulu part sebelum nya ya cantiq.
---
Byurr..
Hei! Apa ini?
Ia baru datang pagi ini disekolah sudah disegarkan dengan siraman air dari lantai atas."Segerrr.." lagi lagi suara dan kekehan tengil itu. Ava terkejut mendapati Rafa yang menyiramnya.
"Maksud lo apa?" tanyanya seraya melihat tajam ke arah atas.
"Pagi, mangsa baru!" Rafa menunjukkan senyum remeh. Sedangkan Ava hanya memejamkan matanya. Untung tas nya tak ikut basah. Karena buku ada didalam tas.
"Ava, ada baju ganti?" tanya Scarviu yang tadi tak sigap melihat serangan Rafa.
"Gak ada, bisa kamu ambilin dirumah?" Scarviu langsung menghilang dengan cepat. Ava melanjutkan langkahnya menuju toilet perempuan.
Hah! Masih pagi sudah apes.
Untung masih sepi."Ava!" Ava berhenti kemudian berbalik menatap orang yang memanggilnya.
"Mandi belom sempet handukan lo?" tanya Ratu yang sangat sangat tumben datang pagi.
"Gue disiram Rafa dari lantai 2," Ratu yang memang perempuan yang sangat lebay menunjukan wajah terkejut yang sangat emm.. Berlebihan.
"SERIUS?! LO DALAM BAHAYA BERARTI!" Ava berdesis merasakan sakit ditelinga nya.
"Berisik, Ratu!"
"Gue serius, Ava! Rafa lagi nyari mangsa baru dan lo jadi mangsa baru nya! Itu bahaya banget!!" Ava tak menjawab ia hanya merotasikan bola matanya.
"Bawa tas gue sekalian, gue mau ganti baju." Ava memberikan ransel pastel nya pada Ratu yang cemberut karena disuruh suruh.
"Gue ikut ke toilet,"
"No, tas gue bawa ke kelas dulu." Ratu menghentak hentakan kaki nya lalu menarik kasar tas Ava lalu pergi dengan kesal nya.
Ava hanya bergeleng tak mengerti.
Sampai di toilet ia menunggu datang nya Scarviu dan benar saja datang setelah ia selesai membasuh muka.
Entah kurang seram bagaimana lagi melihat pantulan Scarviu saat mengangkat kepala.
"Ngagetin aja!" Scarviu tak menjawab, ia hanya memberikan seragam ganti untuk Ava.
"Makasih, kamu duluan masuk tas." Scarviu langsung hilang.
Jujur saja, Ava lebih menyayangi Scarviu dari pada keluarga nya. Dari siapapun itu, Scarviu lah yang hanya ia sayang setelah Angeline.
>>>>
Bel istirahat berbunyi, Ava ditarik Viva menuju UKS. Tentu Ava tau apa maksud Viva.
"Tolong olesin salep yang waktu itu," Viva duduk di brankar dan Ava sigap mengambil salep yang dimaksud.
"Dean lagi?" tebak Ava dan langsung diangguki Viva. Dean adalah lelaki posesif, agresif, seenak nya sendiri yang menjelma menjadi pacar Viva. Lelaki itu sering berlaku kasar pada Viva namun Viva selalu menerimanya dengan lapang dada. Cinta memang sebodoh itu.
Ava menghela nafas sembari mengolesi salep di tengkuk Viva, luka nya membiru dan panjang.
"Ini diapain?" tanya Ava tangan nya sangat berhati hati mengolesi salep.
"Kena kaki sofa di rumah dia, terus gak sengaja kena kawat nya.
Ava meringis mendengar nya. Ava sudah bilang, putuskan saja Dean itu. Tapi Viva malah tersenyum dan berkata 'Dean butuh gue, gak mungkin gue tinggalin dia.'
KAMU SEDANG MEMBACA
All Secrets [End]
Ficção Adolescente[Follow sebelum membaca] [Belum revisi] °°°°° Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...