13. Dua Hari Tanpa Ava

262 44 26
                                    

Vote part sebelumnya-!

°°°

Turun nya hujan seakan pas sekali dengan suasana hati Ava. Sekitar 2 jam Ava berjongkok menatap bergantian kepada dua makam yang bersebelahan.

Banyak kata yang ia ucapkan, banyak doa yang ia panjatkan.
Dan tentu banyak air mata yang ia keluarkan. Scarviu diminta nya pergi karena ingin sendiri dan Scarviu benar benar meninggalkan Ava sendiri.

Isakan masih terdengar sedikit sedikit. Ava berusaha untuk membicarakan semua yang ia alami selama hidupnya seakan bercerita pada dua gundukan tanah.

"Ava mau ikut Ayah sama Bunda. Ava mau sama kalian. Tuhan, bawa Ava, tolong. Ava sendiri sekarang." baru kali ini Ava merasa kesendirian dan kekosongan nya kala ia tak bersama Scarviu.

Ava meremas tangan nya sendiri, membiarkan tubuhnya terguyur air hujan yang dingin disore menjelang malam ini.
Tak peduli apa yang akan terjadi setelahnya, jika memang nyawa nya dicabut, ia malah bersedia dengan senang hati.

Tangis nya reda namun kini pikiran dan pandangan nya kosong. Tiba tiba saja matanya menatap botol kaca bekas yang sudah kotor terkena tanah. Berdiri dan mengambil botol kaca tersebut lalu..

Prang..

Kepingan beling sama berserakan nya seperti hati Ava saat ini. Merasa berdosa karena diumur nya yang ke 17 Ava baru mengetahui orang tua asli nya. Ava sungguh anak yang durhaka.

Mengambil satu pecahan yang terlihat sangat tajam dan panjang. Ava menatap kedua batu nisan yang masing masing bertuliskan nama orang tua nya.

"Ava ikut kalian, ya?"

Ava menengadahkan kepalanya membiarkan air membasahi wajah pucat nya karena kedinginan.

Lalu kembali menunduk melihat telapak tangan nya berlumuran darah karena tanpa sadar Ava menggenggam pecahan botol kaca yang ia ambil.

Ava mati rasa, kembali melakukan nya ditelapak tangan yang sebelahnya. Kepalanya kembali menengadah menatap langit gelap.

Menunduk menatap kedua telapak tangan nya yang sudah berwarna merah. Darah nya menetes sampai kaki Ava.

Menatap kaki nya lalu melepas alas kaki yang ia pakai dan... Menginjak injak pecahan beling yang ada diantara makam kedua orang tua nya tanpa ada rasa peduli kalau kepingan beling banyak yang masuk kedalam telapak kakinya.

Baru kali ini Ava melakukan Self Harm separah ini. Dulu hanya menyayat nyayat lengan nya saja. Ava tak peduli lagi untuk saat ini. Ia terduduk menunduk, membiarkan ia kehabisan darah.

Penglihatan Ava memburam, kepalanya sangat berat dan matanya tertutup.

Ava kehilangan kesadaran nya dibawah hujan.

°°°

Suhu tubuh Ava tak kunjung normal. Sangat tinggi sampai tak sadarkan diri selama 2 hari ini.

Alat infus sudah menempel pada punggung tangan Ava. Telapak tangan nya sudah diobati dan kaki nya juga sudah terobati.

2 hari sebelum nya, saat Ava sudah tergeletak pingsan, Scarviu langsung menampakan diri dan membawa Ava langsung kerumah sakit. Scarviu tak mengatakan apapun dan pada siapapun. Ia menyimpannya sendiri.

"Kesehatan fisik nya semakin menurun. Suntikkan vitamin nya didalam kantung infus." perawat wanita langsung melakukan nya. Scarviu hanya menatap Ava dari jauh. Mau mendekat namun sedang ditangani dokter karena tiba tiba Ava drop.

Sesudah dokter dan perawat keluar dari ruang inap Ava, Scarviu langsung masuk dan menghampiri Ava.

Duduk di kursi yang tersedia di samping brankar Ava. Menatap Ava yang pucat dan lemah, Scarviu ada disana saat Ava melukai diri sendiri. Scarviu menyaksikan itu, tapi Scarviu tak ingin mencegah karena itu bisa berdampak berlebihan pada Ava yang sedang dalam keadaan tak baik.

All Secrets [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang