39. Satu Kata "Cinta"

124 23 24
                                    

Seharusnya kita memperbaiki, bukan mengakhiri.”

:):

🐥🐥

Simulasi ujian hari ke 2.

Disepanjang waktu sekolah nya hari ini, Viva mendiami Ava. Ava sudah berkali kali mencoba berbicara dengan Viva namun Viva hanya mendiamkannya hingga Ratu pun bingung dengan apa yang terjadi.

Ava menghela nafas melihat Viva didepan nya sibuk bermain ponsel berlogo apel.

"Gue yang pesenin, kalian mau makan apa?" Tanya Ratu mencairkan suasana.

"Gue kenyang, gak dulu, deh." Ava menjawab dengan sejujur jujurnya. Mungkin karena didiami Viva, ia tak punya nafsu makan.

Bener gak sih, kalau didiemin sahabat rasa nya tuh nyesss banget di hati?

Ratu kini beralih pada Viva.
"Jangan bilang lo kenyang juga!" tatapan tajam sudah disiapkan untuk menatap Viva.

Viva berdiri dari duduk nya dan menatap Ratu.
"Gue dipanggil Bu Reka. Gue duluan." pamitnya setelah itu langsung pergi.

Ratu memasang wajah tak mengerti nya. Ada apa ini?

"Lo berdua ada apaan, sih? Gue kayak orang bego yang gak tau apa apa di tengah tengah persahabatan." cerca nya tertuju pada Ava yang tadinya termenung menjadi sadar dan menatap Ratu.

Ava mengusap kasar wajahnya.
"Pulang sekolah ke mansion gue, tolong bawa Viva. Gue mau jelasin semuanya." ucapnya dengan tatapan memohon pada Ratu yang semakin tak mengerti.

Ratu mengangguk saja setelah itu keduanya kembali ke kelas.

° • ° • ° • ° • °

Sampai dikelas, kursi Ava sudah ditempati sosok gelap penuh kebagongan.

Rafaska Manuel Regard.

Ava lagi lagi menghela nafasnya. Gangguan apa lagi yang akan ia dapat hari ini?

"MY HONEY! Sini, sayang." Ava yang tadinya melangkah jadi berhenti. Perutnya terasa terkocok. Mual rasanya.

Ava menutup mulutnya seolah ingin muntah.

Seisi kelas menatapnya khawatir, takut terjadi hal yang tidak tidak. Bisa saja Ava nanti pingsan.

"Ratu, gue mau muntah." Ratu langsung panik dan berteriak memanggul Scarviu yang duduk memperhatikan sedari tadi.

"SCARVIU! AVA MAU MUNTAH!" Scarviu langsung berlari mendekati Ava dan menopang tubuh Ava yang bisa saja jatuh lemas.

"Ava sakit? Pulang aja, yuk." Ava menggeleng kepala. Tatapan nya tertuju pada Rafa yang juga mendekat dengan tatapan khawatir.

"Orang itu alay banget, mau muntah." jari telunjuk nya tertuju pada laki laki tinggi yang bernama Rafa, Si Alay.

Rafa memasang ekspresi tak percaya di wajahnya. Hah! Sungguh?

"Salah terus gue di mata lo, Va. Gue pindah di hati lo aja deh biar gak disalahin terus." Nah kan, alay nya nambah.

Ava kesal. Sungguh.
"Kenal lo aja udah jadi suatu kesalahan terbesar."

Rafa menggeleng tak percaya namun langkahnya tetap dilanjutkan menuju Ava.

Sampai didepan Ava, tubuhnya dicondongkan hingga wajahnya tepat didepan wajah Ava. Scarviu sudah waspada.

All Secrets [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang