20. Hadiah

189 43 35
                                    

Vote part sebelum nya!!

______________ლლლ_______________

Entahlah, Ava kini menunjukan raut ragu nya ketika melihat rumah bercat putih di depan nya. Ia ragu ingin masuk. Ragu juga ketika menemukan nya.

"Kalo Ava ragu, kita bisa cari nanti malem." Ava beralih menatap Scarviu. Iya sih, bisa saja nanti malam mereka mencari tapi menurut Ava itu tidak sopan. Pasti Scarviu mengajaknya berteleportasi untuk sampai di kamar lama nya.

"Sekarang aja," Ava keluar dari mobil kemudian mengatur nafas nya.

Scarviu dan Graciel ia pinta untuk tinggal sebentar dimobil. Mereka menurut. Menunggu Ava di dalam mobil.

"Semangat Ava," Gumam nya menyemangati diri sendiri kemudian kaki nya melangkah sampai di depan pintu.

Tok.. Tok..

Ava menarik tangan nya lalu menyembunyikan nya di belakang tubuh nya. Lagi lagi ia terlihat ragu.

Ava mendongak menatap pintu yang terbuka. Asisten rumah tangga --yang sudah lama bekerja disini-- yang membuka pintu nya.

"Eh, non Ava. Kemana aja, non?" Ava tersenyum kecil.

"Ava gak tinggal disini lagi, bi. Ava kesini mau ambil barang Ava yang ketinggalan." Bi Murti terlihat bingung.

"Kenapa gak tinggal disini, non?" Ava menggaruk tengkuk nya yang gatal. Kalau ditanya terus, kapan ia mulai mencari hadiah nya?

"Ava seneng nya tinggal disana." Bi Murti mengangguk kemudian mempersilahkan Ava masuk. Ava menatap sekitar. Tak ada yang berbeda, masih dingin dan sepi.

"Belom pada pulang, non." Ava mengangguk mengerti kemudian pamit untuk pergi kekamar nya. Secepatnya ia harus menemukan hadiah dari kedua orang tua nya.

Sampai di kamar, Ava mengunci pintu lalu mulai mencari. Seingat nya di mimpi, Ayah nya bilang ada di kamar. Jadi ia harus mencari hadiah tersebut ke seisi kamar.

Ava membuka lemari, mencari di laci laci hingga di atas lemari. Yang ada hanya debu.
Kemudian Ava beralih pada nakas kecil di samping ranjang, di sana ternyata juga tak ada.

Ava menggaruk kepalanya.
Tak boleh menyerah, ia harus mencari. Tak boleh meminta bantuan pada yang lain, ia harus menemukan nya sendiri.

Dari bawah ranjang, meja rias, kamar mandi, Ava tak menemukan nya. Kini ia menatap rak buku yang hanya berisi novel yang sering ia baca dan juga buku pelajaran yang ia beli sendiri. Mungkin kah hadiah nya disana?

°•°•°•°•°•°

"Avaaa.." Panggilan bernada dan ketukan pintu membuat Nezellan menoleh ke arah pintu. Ia bingung. Ava tak dirumah, ia juga belum ganti wujud.

Mau menelepon? Takutnya tamu menunggu terlalu lama. Nezellan bimbang.

Nezellan memilih merubah wujud nya menjadi manusia kemudian memerintah robot lain untuk bersembunyi sebentar.

Nezellan membuka pintu setelah dirasanya aman.

"Hai, kak. Ava nya ada?" Nezellan menatap lelaki didepan nya dengan raut bingung. Siapa?

"Ava belum pulang, ada perlu apa? Nanti biar kakak yang sampein." Lelaki jangkung bertindak di telinga terlihat tengah berfikir kemudian lelaki itu menjentikkan jarinya.

"Bilangin Ava ya, kak. Nanti malem siap siap, pangeran nya mau jemput. Dah, kak." Rafa berbalik kemudian berlari menuju gerbang. Motor nya jauh disana.

All Secrets [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang