"tidak ada laki-laki yang serius di mata perempuan yang trauma dan punya trust issue yang gede"
-?-
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Dihari sabtu yang cerah ini, Ava sudah rapih dengan pakaian santai nya. Hanya kaus putih polos dibaluti cardigan oversize berwarna mocca dan bawahan jeans biru.
Dengan tas selempang kecil berwarna putih, Ava menyimpan tiga tespek dengan garis yang sama dan ponselnya.Hari ini jadwal Ava adalah, mencari Dean, memberitahu Ratu dan mengunjungi makam Cia. Terlihat begitu mudah namun Ava belum memulai nya hari ini.
Kemarin sore, Rafa dimintanya untuk pulang, lelaki itu sebelumnya menolak namun Ava memaksa dan akhirnya Rafa pulang. Dan Viva ia biarkan menetap dirumah nya selama beberapa waktu.
"Avaa.." Ava menoleh ketika ada yang memanggilnya. Matanya langsung menajam ketika ternyata yang ia lihat adalah Rafa yang sudah berpakaian santai dan terlihat persis seperti pakaian nya hari ini. Rafa menggunakan kaus putih polos dan celana jeans biru, wajah lelaki itu terlihat segar berseri mungkin karena keningnya terpampang jelas.
"Ngapain lo disini?" tanya Ava sembari duduk disofa ruang tamu. Matanya ia alihkan dari memandang Rafa. Takut tertarik. Eh.
"Kangen lo," Ava hanya melirik lelaki itu sedikit ketika lelaki itu menjawab.
Keadaan hening, Ava sibuk dengan ponselnya sedangkan Rafa sibuk memandangi Ava yang cantik.
Ava mendesis kesal karena risih dipandangi Rafa.
"Jangan liatin gue!" tatapan tajam nya tertuju pada Rafa yang hanya menyengir ceria. Apa itu menyengir ceria?"Lo cantik banget, kayaknya gue beneran jatuh cinta sama lo." Ava sontak menunjukkan wajah tak sukanya pada Rafa. Lelaki itu pasti tengah gabut.
"Maaf ya, gue gak suka cowok perokok." jawab Ava kembali menatap ponselnya. Ava tak mengada ngada dengan jawabannya. Cowok perokok hanya membawa penyakit saja, bukan tipe Ava sama sekali. Dan Rafa adalah laki laki perokok, jadi Rafa tak masuk dalam tipenya.
"Oke, gue berusaha berenti ngerokok." putusnya dengan gamblang membuat Ava menatap Rafa tak percaya.
"Gue gak suka cowok mabuk mabukan, cowok tukang bolos, cowok banyak bacot, cowok banyak ceweknya, cowok sok keren dan satu lagi, gue gak suka cowok sok ganteng!" hampir semua Ava sebut. Tipe Ava adalah lelaki kalem yang lembut.
Rafa menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Gimana, ya? Gue udah keren ditambah ganteng dari lahir. Jadi gak bisa di uninstall." Nah! Barusan Ava bilang tak suka cowok sok ganteng dan sok keren, tapi sekarang yang dilakukan Rafa...
Sudahlah, Rafa ter-blacklist.Ava menghela nafas.
"Pulang sono lo, ganggu banget pagi pagi dirumah cewek.""Jalan sama gue, yuk." ajak Rafa yang sampai duduk disofa kosong disebelahnya membuat Ava sedikit menyingkir.
"Gak mau jalan, capek!" balas Ava membuat Rafa menatapnya sedikit... Aneh.
"Naik mobil, Va. Bukan jalan kaki." Ava membulatkan bibirnya sambil mengangguk anggukan kepala. Melihat jam tangan yang melingkar ditangan kanannya,
09:18
"Gue mau jalan sama Arvi." seketika bahu Rafa merosot lemas. Kehilangan start nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
All Secrets [End]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Belum revisi] °°°°° Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...