Ada yang sudah tersatukan.
Tapi lupa memberi rasa nyaman.-my day-
❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀
Di gerbang sana, Ava sudah dapat melihat perempuan bermuka dua yang menunggunya entah sejak kapan.
Scarviu dan Graciel juga melihat itu, maka dari itu, kini mereka tengah menatap ekspresi Ava yang tak terbaca.
"Langsung pulang?" Ava menoleh menatap Scarviu yang bertanya, kepalanya mengangguk. Apa peduli nya akan nasib keluarga bajingan tersebut?
Ava memasuki mobil diikuti Scarviu dan Graciel.
Mobil melewati gerbang, Ava dengan hebatnya tak menoleh menatap Widia. Pasti perempuan itu ingin mengemis lagi padanya. Menjijikan sekali.
Ponsel Ava bergetar. Ava langsung mengambil ponselnya yang ada disaku rok. Namun saat melihat nama yang membuat ponselnya bergetar, ia jadi mengurungkan niat untuk mengangkatnya.
Tante Raya.
Mengapa ia lupa memblokir nomer nomer tak berguna di ponselnya, ya?
Ava menghela nafas, memasukkan kembali ponselnya kedalam saku rok. Meski terasa bergetar terus menerus, Ava tak ada niatan sedikitpun untuk mengangkatnya panggilan. Paling hanya ingin mengemis.
Graciel memperhatikan Ava daritadi. Sempat melihat siapa penelpon yang membuat Ava menghela nafas gusar. Cukup terkejut namun ia tak bicara.
"Mampir ke Banana Cafe, ya." pinta Ava diangguki Scarviu yang tengah mengemudi. Kalian kira Scarviu tadi tak memperhatikan Ava? Kalian salah. Scarviu bahkan selalu melirik setiap waktu namun tangan nya masih fokus mengemudi.
°•°•°•°•°
Sampai di Banana Cafe, Ava serta kedua laki laki yang mengikutinya langsung menempati meja pojok yang dapat menampakan jalan raya yang senggang.
Seorang pelayan wanita menghampiri meja mereka. Dilihatnya, wanita tersebut berumur tak jauh dari umur nya. Dan dilihat juga, perempuan itu menatap terkagum kagum pada Ava, bukan pada Scarviu dan Graciel yang tampan.
"Silahkan dipilih, kak." senyum manis diberikan untuk Ava seorang. Sesekali perempuan tersebut melirik Scarviu dan Graciel.
"Puding Choco aja satu, minum nya coklat hangat." pelayan perempuan tersebut mencatat dengan teliti. Ava mengembalikan daftar menu pada perempuan tersebut namun ternyata pelayan tersebut belum juga pergi.
"Emm... Kak, boleh tau nama nya?" Ava menaikan alisnya bingung. Apa nama dibutuhkan dicafe ini? Dan, nama siapa yang dimaksud pelayan tersebut?
"Dia Arvi, yang sebelahnya El." Graciel tersenyum penuh pesona pada pelayan perempuan itu dan hanya dijawab anggukan saja.
"Maksudnya nama kakak," Ava makin mengernyit. Biasanya jika ia jalan bersama dua lelaki didepan nya ini, yang menjadi perhatian adalah Scarviu dan Graciel, tapi mengapa kini ia yang ditanyai?
"Aku Ava, ada apa ya?" tanya nya mulai tak nyaman. Aneh saja gitu bagi Ava.
"Kak Ava cantik, beruntung bisa dimiliki salah satu dari mereka. Skincare malem nya apa, kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Secrets [End]
Roman pour Adolescents[Follow sebelum membaca] [Belum revisi] °°°°° Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...