Happier than ever
-Billie Eilish-------------------
Jadwal Ujian Ava hanya 3 hari dan Ava bisa mengikuti semuanya karena jadwal penerbangan nya sekitar 5 hari lagi tentunya bersama Rafa.
Sedari tadi laki laki itu mendumel tak jelas karena ingin ganti jadwal penerbangan.
"Aku 'kan maunya gak ujian. Capek otak aku dipake kerja."
Keduanya tengah berada di kamar Ava karena Ava tengah menjalani pengobatan mandiri untuk mengurangi kemungkinan buruk.
"Gak mau lulus, ya?"
"Ish, gak gitu. Aku mau nya kita ujian virtual gitu."
Ava menyentil dahi Rafa pelan.
"Ngeribetin pihak sekolah."Rafa menghela nafas kemudian berdiri.
"Aku mau ambil camilan.""Yaudah sana."
Rafa pergi meninggalkan Ava sendiri di dalam kamar. Ava menatap ke arah jarum infus yang menancap ditangannya.
Ia bisa bertahan karena ia punya penyebab untuk bertahan, kalau saja tidak punya, mungkin ia sudah pasrah dengan keadaan.
"Mikirin apa?" Ava tersentak ketika merasakan usapan halus di puncak kepalanya. Matanya langsung menatap Scarviu yang duduk disamping Ava.
"Berarti Ava gak bisa dateng ke pernikahannya Viva, ya?" Dengan terpaksa, Scarviu menganggukkan kepala.
"Demi kesembuhan Ava."
Ava mengangguk, ia bisa memberikan selamat duluan nanti.
Scarviu berdiri kemudian melangkah kearah lemari Ava berada.
"Viu siapin buat berangkat minggu ini, ya." Scarviu mengambil koper besar dan menata pakaian Ava yang akan dibawa.
Ava tak menjawab, ia merasa sedikit tak enak di dalam hati nya. Seperti ada yang mengganjal.
"Sayang, aku pulang, ya? Mama nelponin terus nyuruh jemput Puri." Rafa masuk dan menghampiri Ava.
Ava tersenyum kecil ketika tangan besar Rafa mengusap puncak kepalanya.
"Hati hati dijalan."Rafa mengangguk sembari tersenyum.
"Kapan kapan kita jalan jalan berdua. Kalo ada apa apa langsung kabarin aku, ya?" Ava hanya mengangguk.Rafa mengecup kening Ava sekejap kemudian pamit pergi.
Senyum Ava luntur, matanya menatap jam dinding yang jarum nya terus bergerak."Jangan banyak pikiran, Ava." Ava berkedip mendengar ucapan Scarviu.
Ia rasa ia hanya bosan makanya ia terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Viu,"
Dehaman Scarviu membalas panggilan Ava.
"Kalo Ava gak bisa bertahan, gimana keadaan kalian kedepannya?" Tangan Scarviu berhenti bergerak.
Scarviu terlihat berfikir namun setelah itu ia menjawab, "Kita mungkin gak akan ada di dunia ini lagi."
Ava menatap punggung Scarviu.
"Kenapa?"Hening.
Tak ada suara yang menjawab pertanyaan Ava.
Ini pertama kalinya Scarviu mendiamkan pertanyaan Ava.Ava memejamkan matanya.
Ia tak boleh terlalu memikirkan, mungkin saja maksud Scarviu adalah program ulang pada semua robot.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Secrets [End]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Belum revisi] °°°°° Tempat mereka, para teman teman nya berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalani. Menjadi 'tempat sampah' teman teman nya, menjadi tempat untuk keluarnya air mata teman teman nya, pelukan hangat yang d...