#chapter 26

403 23 0
                                    

“ngapain lo?!”

Randi bergerak cepat, menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya satria beserta kawan-kawan lainnya sedang menatapnya tajam.

“apa? Gue mau balik.” jawabnya acuh, berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Lama menjadi rivalnya satria membuat randi tidak pernah mau muncul di hadapannya kembali.

“balik ngapain lewat sini?”

“suka-suka gue lah!” lama-lama sewot juga nih.

Randi pernah mencari masalah dengan ketiga orang di hadapannya ini, tapi karena lama kelamaan temannya satria mengancam untuk membeberkan kenakalannya pada guru bk di sekolahnya membuat ia mau tidak mau selalu menghindari bahkan mencari tempat yang aman untuk tidak berurusan lagi.

“biasa aja dong, yaudah cabut!”

Satria dan lainnya pergi dari sana menyisakan raja yang memandang randi dengan tatapan misteriusnya.

“awas lo, buku hitam osis bakalan di list nama lo semua.”

Randi membelak, tidak-tidak ia sudah kapok berurusan dengan raja.

“apa-apaan! Jangan lah anjir.” tolaknya mentah-mentah.

Raja menahan tawanya, setelahnya berdeham dengan nada yang berwibawa di buat-buat.

“dih, gitu doang takut.”

“mental cicak sih lo!” ejek raja lalu berlari menyusul temannya.

“sialan, gue udah tobat ya!”

♪♪♪

“ikut saya!”

Renata membelakkan matanya, ada apa dengan satria ini!

Sedetik kemudian genggaman tangan itu dilepas paksa oleh renata, menatap satria seolah ingin mengulitinya hidup-hidup.

“kamu kenapa sih?!” ujarnya sebal. bagaimana tidak, renata sedang asik berbincang dengan teman lamanya di depan ruang guru dan satria menariknya secara paksa.

“itu siapa?” ucap satria dingin, mukanya berubah datar seketika.

Renata mengernyitkan dahinya heran, kenapa wajah satria datar sekali.

“bukan urusan kamu!” balas renata keras, buat apa satria tahu memangnya.

Satria menghembuskan nafasnya kasar, “itu siapa?” tatapannya semakin menajam membuat renata mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“saya bilang bukan urusan kamu, kamu ngerti bahasa manusia kan?”

“saya tau, tapi saya cuman tanya. Itu siapa?”

“teman lama saya.” jawab renata acuh.

“bohong!” tuduh satria cepat.

Renata menatap tajam manik mata satria.

“jangan ikut campur urusan saya, satria.” tekan renata.

Satria menyunggingkan senyum sinis, “ibu boleh gagal move on dari dia, tapi lihat kebelakang. Masih ada orang yang selalu ada buat ibu!”

Setelahnya satria meninggalkan renata seorang diri, merenung, mencerna setiap perkataan satria.

Dia? Gagal move on darinya? Apakah benar.

Satria melamun seorang diri di balkon kamarnya, kepulan asap keluar dari bibir merah alaminya.

Kenapa Satria harus jatuh hati sedalam ini?

Jatuh cinta kepada orang yang masih terjebak oleh masa lalunya dan sepertinya tidak pernah menganggapnya ada.

Renata, cinta pertama satria.

Fikirannya teralihkan dengan kejadian tadi siang di koridor sekolah.

Apa satria terlalu keras dengan renata? Apa satria salah?

Tapi di dalam hatinya, itu perbuatan yang benar. Renata tak boleh dekat bersama seseorang itu.

“bara aldevian.” senyum miring tercetak jelas di sudut bibir satria.

♪♪♪

“bapak robek nih celananya!” ancam pak aji kepada murid-murid yang memakai celana ketat.

“ngapain pake celana gitu? Mau jadi jamet di sekolah?!” lagi-lagi ucapan pak aji gelakan tawa oleh seluruh murid angkatan kelas 10-12.

“ganteng-ganteng gini, masa jamet pak!”

“diam kamu dimas! Udah playboy jadi jamet pula, apa orang tua kamu gak malu nampung beban keluarga sebesar ini?” savage, ucapan pak aji membuat semua guru ikut serta tertawa.

Elang yang di samping satria tertawa keras dibuatnya.

“anjing, sakit!” rintihnya kesakitan saat sepatu converse usang dimas menginjak kaki sebelah kirinya.

“puas ngetawain gue?!” sembur dimas galak.

“kamu lagi elang! Baju di ketat-ketatin. Mau cosplay yang bernyanyi-bernyanyi itu?!”

“amit-amit pak, yakali!”

“mana geng kamu yang lain?” tanya pak aji kepada dimas.

“si satria udah tobat katanya pak, demi BU RENATA!!”

Dua kata terakhir yang di lontarkan dimas membuat satria ingin menguburnya hidup-hidup, sialan jadi dirinya yang malu gini!

shit, jadi gue.” gumamnya kesal.

Sedangkan renata yang di tatap oleh beberapa guru dengan senyum jahilnya hanya menahan malu. demi apapun, renata ingin tenggelam saja sekarang juga.

“awas kamu, dimas!” ujarnya dalam hati yang disusul geraman kecil.

Setelah upacara di hari senin selesai, satria dan juga raja menunggu dimas di depan pintu kelas.

“mana lagi tuh anak, sialan emang.” satria mengedarkan pandangannya sembari bergumam kesal, mana tadi semua siswa/siswi melihat kearahnya sambil menggerlingkan mata menggoda lagi.

“tahan, sabar.” ucap raja sambil mengelus dadanya perlahan.

“DIMAS!” teriak satria dari jauh saat dimas berjalan santai dari arah koridor ingin menuju kelas sepertinya.

Mata dimas melotot sempurna saat mendengar teriakan dari satria disusul dengan kejar-kejaran di sepanjang koridor sekolah.

“AWAS EH AWAS!” dimas berlari sekencang mungkin untuk mengindari satria, pasti nantinya ia akan di eksekusi besar-besaran.

“JANGAN LARI LO!!” satria dan raja tak berhenti mengejar dimas, dari menanjak tangga hingga memutari lapangan sekolah.

Aksi gila mereka dilihat oleh seluruh siswa hingga guru-guru yang masih berada di luar kantor.

“RAJA, DIMAS, SATRIA, SINI KALIAN!” teriakan membahana dari pak aji tak membuat mereka berhenti,

hingga kejadian memalukan terjadi kepada dimas.

***

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang