#chapter 5

840 46 0
                                    

Lelaki itu tersenyum mendengar kalimat yang di keluarkan oleh guru cantik di hadapannya.

“sama-sama!” balasnya dengan riang, ah Satria merasa hari-harinya menjadi lebih berwarna sekarang.

“bu,” panggil satria tiba-tiba.

“hm?”

“ibu udah punya pacar?” kata terakhir yang di ucapkan satria membuat renata terbatuk.

“eh bu.. minum mana minum?!” panik satria mencari botol minum terdekat di meja perempuan itu.

Satria memberikan renata satu botol aqua plastik.

“seger bu?” tanya satria dengan bodohnya.

“eh maksud saya, udah enakan bu?” ia mengutuk perkataannya tadi, sungguh memalukan.

Renata mengangguk lalu menoleh pada satria.
“kenapa kamu tanya soal itu?” gugup, nada bicaranya kentara kalau ia tengah menahan sesuatu saat mengatakannya.

“itu apa bu?” sedikit menggodanya boleh juga, satria tersenyum tipis.

“yang tadi kamu omongin.”

“emang saya ngomong apa?” Sepertinya satria tidak bisa menahan senyumnya kali ini.

Ternyata mengerjakan guru seperti renata ada serunya juga.

“pacar.” Ujar renata lugas.

“oh, pacar.” Beo satria.

“iya, saya nanya tadi. ibu udah punya pacar apa belum?”

“kam—” ucapan renata terpotong saat dimas berjalan menghampiri satria.

“maaf ya ibu cantik, satrianya saya bawa pulang dulu." pamit dimas segera.

Saat sudah di luar satria melepaskan genggaman tangannya dari dimas.

“ah lo! Merusak suasana.” Gerutu satria kesal.

“lah, emang gue ngapain?” bingung dimas, menunjuk dirinya sendiri.

“narik tangan gue!”

“udah tau jarang-jarang gue ngomong sama tuh guru! Elo pake acara narik-narik segala!”

"dih, off ah baperan!" sahut dimas mengejek.

“udah buruan balik ke kelas!” pergelangan tangan satria dimas tarik dengan kuat sehingga membuat satria sedikit oleng saat berjalan.

“bentar dulu dah,”

“apaan sih sat?! buruan balik. ngapain disini sih!” jawab dimas kesal.

Satria tidak mendengarkan ucapan dimas, melainkan lelaki itu sudah kembali tepat di hadapan renata yang tengah memperlihatkan aktivitas keduanya sejak tadi.

Dengan tanpa aba-aba satria mengusap pucuk kepala renata dengan sayangnya, seraya berbisik.

“bye, ibu cantik. Jangan kangen ya!”

Setelah itu satria berlari meninggalkan ruang konseling dengan hati yang bahagia.

Renata tak menyangkal, mengapa reaksi di tubuhnya seolah menerima perlakuan satria padanya barusan?

Mengapa ia tak menepis tangan satria yang beraninya mengusap lembut rambutnya?

Dan mengapa ia sekarang terdiam membeku seperti ini?

♪♪♪

“katanya benci sama cinta beda-beda tipis ya?” tanya raja pada kedua temannya.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang